7. Sahabat

65 7 1
                                        

Heka dan Ayana sekarang sudah sampai ditempat tongkrongan yang dimaksud Heka tadi. Ayana kira tongkrongan yang dimaksud Heka adalah sebuah basecamp yang dulu sering dia liat di tv, tapi ternyata dia salah. Tongkrongan yang dimaksud Heka adalah sebuah warung kopi sederhana, yang dari luar saja sudah terlihat hangat dan nyaman. Diperhatikannya segala aktivitas yang ada di warung itu. Ada beberapa anak muda sepantaran dia dan Heka yang sedang bermain game di ponsel dengan mulut yang sibuk berucap, "kanan woi, itu dikanan ada musuh".
Ada juga beberapa lainnya yang hanya duduk diam sambil meminum kopi atau es dari gelas-gelas yang berjejer didepan mereka, bercengkrama satu sama lain dan mengobrol dengan seorang kakek tua -yang sepertinya pemilik warung ini.

Ayana masih memperhatikan warung itu sampai akhirnya Heka mematikan mesin motor, yang membuat Ayana segera turun. Setelah Ayana turun dan Heka memarkirkan motor, Heka berbalik dan menatap Ayana, kemudian bertanya,

"Lo mau ikut gue kesana, atau tunggu disini aja?" jeda sejenak sebelum akhirnya Heka kembali bersuara,

"Kalo lo nunggu disini, disini sepi banget, agak gelap juga, emang lo berani?" tanya Heka lagi dengan raut wajah khawatir yang sedang dia sembunyikan, namun tetap terlihat dimata Ayana.

Ayana terdiam sambil berfikir, bener kata Heka, disini lumayan gelap, lumayan sepi juga. Dia sebenarnya ngga berani sendirian disini, tapi dia juga sama ngga beraninya buat pergi ke warung itu karena dia lihat ada lebih dari 10 laki-laki disana.

Melihat Ayana yang hanya diam, Heka kembali bersuara,

"Lo ikut gue aja deh. Ayo."

Baru Heka akan berbalik untuk melangkah menuju warung itu, Ayana bersuara,

"Saya tunggu disini aja kak. Kakak ngga lama kan katanya tadi? Cuma mau balikin powerbank doang?"

Heka yang ditanya pun mengangguk, kemudian bertanya lagi,

"Lo, beneran gapapa sendirian disini?"

Sekarang gantian Ayana yang mengangguk, sambil tersenyum.

Heka yang melihat senyum Ayana pun ikut tersenyum. Sambil menghela nafas, Heka menepuk pelan kepala Ayana dan berkata,

"Yaudah lo tunggu disini, jangan kemana-mana dan jangan ninggalin gue. Gue janji ngga bakal lama," ucap Heka sambil tersenyum.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Heka berbalik dan melangkah dengan cepat menuju ke warung kopi tadi. Ayana masih memperhatikan punggung Heka, hingga laki-laki itu sampai dan memanggil salah satu temannya yang tadi sedang bermain game di ponsel,

"Na! Woi!" ucap Heka begitu sampai disamping laki-laki yang dia panggil Na itu.

"Jangan ganggu! Lagi by one! Kalo menang chicken dinner ni gue!" ucap seseorang bernama Na itu, tanpa melihat ke arah Heka sedikitpun.

"Bentar doang elahh. Mau balikin powerbank lo doang ni. Lo liat sini dulu napa! Ntar lo nerror-nerror gue lagi," kata Heka yang masih berusaha untuk membuat si empunya powerbank yang kini ada ditangannya itu untuk menoleh.

Merasa ngga mendapat respon apapun dari laki-laki yang masih asyik dengan gamenya itu, Heka tersenyum jahil sambil menyimpan powerbank didekat meja yang ada disebelahnya, kemudian dengan cepat dia mengambil ponsel milik laki-laki tadi sambil berlari menjauh dari pemiliknya,

"HEKA APAAN SI!!! BALIKIN HP GUE ANJRIT!!! KALO GUE KALAH LO GANTIIN 500 REBU GUE NGGA MAU TAU!!!" teriak si empunya hp sambil berlari kencang mengejar Heka.

"Siapa suruh daritadi disuruh liat ke gue dulu lo ngga mau! Penting mana si Naren, game lo apa gue ha???" jawab Heka masih berlari kencang menjauhi laki-laki yang ternyata bernama Naren itu, dan kini bersembunyi dibelakang kakek tua yang sedang mengobrol dengan beberapa remaja laki-laki lainnya tadi.

If I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang