Pukul tiga pagi, Fikri dan Alvin sudah berada di markas mereka berdua -kamar Fikri. Alvin meneguk minuman bersoda ditangannya seraya menatap Fikri dengan satu alis terangkat.
"Lo kenapa, sih, Fik? Mesem-mesem mulu. Lo nggak gila, kan?!" tanya Alvin bingung. Sepupunya itu terlalu banyak tersenyum. Alvin takut kalau kejiwaan Fikri terganggu.
"Gue seneng aja,"
Alis Alvin menaut. "Kenapa?"
Fikri melempar beberapa foto pada Alvin yang langsung di ambil oleh cowok itu. Mata Alvin membulat ketika melihat foto-foto kedekatan Shilla dan Kenan terpampang nyata didepannya.
"Ini beneran?"
"Hm.."
"Gila. Si Kenan otaknya gesrek apa gimana yak."
Fikri mengedik acuh. Dia mengotak-atik komputer dihadapannya lalu menunjukkan pada sepupunya yang kini berdiri mendekat.
"Gue udah retas sistem komputer sekolah, gue nyuri data siswa yang emang sengaja disembunyikan pihak sekolah karena alasan privasi. And see, nama cowok itu Kenan Angkasa. Shilla ngenalin dia sama ibuknya dengan nama Kasa."
Alvin menggeleng tidak habis pikir. Kenan? Cowok itu berani menghianati seorang Kiara demi sampah seperti Shilla. Benar-benar goblok.
"Kemarin, waktu gue mau ke rumah Shilla buat mastiin kondisinya, gue malah liat Kenan masuk ke dalam. Gue berhenti terus liat Kenan panik banget gendong Shilla. Dia bawa Shilla kerumah sakit." Fikri tersenyum kecil. Dia melanjutkan, "dari sana gue curiga. Gimana bisa Shilla kenal sama Kenan? Padahal mereka nggak pernah terlihat akrab. Sampai akhirnya gue tau, nama panjang cowok itu Angkasa."
Tawa remeh Alvin mengudara. "Bisa-bisanya dia ngehianatin berlian kayak Rara demi sampah kayak Shilla. Kasian banget, ganteng sih ganteng, tapi matanya katarak."
"Rara? Kia maksud lo?"
"Iya," Alvin mengangguk. "Dia pasti hancur banget kalau tau semua ini."
Fikri lupa kalau Kiara adalah kekasih Kenan. "Gue mau rebut Kia, ah." Senyum Fikri kembali terbit. Dia menatap Alvin meminta persetujuan.
Alvin mendengus. "Padahal gue yang mau gebet, Kia."
Mendengar penuturan itu, Fikri langsung melempar wajah Alvin dengan bantal. Cowok itu berdecak kesal. "Lo bukannya udah ada Nisa-Nisa itu, ya?"
"Gue itu penganut sekte 'kalau bisa dua kenapa harus satu'. Jadi kalau bisa dapetin Kia juga kenapa enggak. Gue mah fine-fine aja punya istri dua."
"Yee, maruk lo bekantan!"
.
Netra seorang gadis dengan rambut bergelombang sepinggang fokus pada jam dinding yang terus bergerak. Menciptakan detak. Sesekali, netranya juga mencuri lirik pada ponsel yang dia letakkan di meja. Keningnya berkerut samar. Tangan gadis itu memegang lengan kirinya yang saat ini terlilit perban sebelum akhirnya mengumpat kesal."Bangsat banget. Jadi luka, kan."
Dia berdiri, mengambil tas sekolah dan ponsel lalu beranjak pergi. Sudah cukup. Dia tidak akan menunggu lebih lama lagi.
Ketika sampai di teras, alisnya tertaut bingung saat mendapati seorang laki-laki sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Pagi Kiaa," sapa cowok itu ramah. Kia mundur selangkah. Tatapannya mengintimidasi. "Mau apa kesini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/289529275-288-k278611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Repas
Teen Fiction"Maaf sayang, gue mau buat lo gila sampai lo sendiri bosan buat buka mata." Kisah cinta seorang Kiara Chira berjalan sebagaimana remaja pada umumnya. Memilih berpacaran dengan sahabatnya sendiri bernama Kenan Angkasa, selama hampir 4 tahun. Selama i...