²³

929 105 91
                                    

♦♦♦

Note : You as Sherry Lee

Author POV

-

"Hhhh... Hhhh... Tidakk... Ayahhhh... Ayahh..." teriakan di tengahnya malam, lelaki yang masih terbangun karna sedang bermain game itu segera beranjak.

Membuka tanpa salam pintu kamar sang adik, mendekati adiknya yang merintih ditidurnya. Bermimpi buruk. "Sayang, sayang." panggilnya, membawa gadis kebanggaannya itu kedalam pelukannya.

Matamu terbuka, melirik kesekitar dengan gusar, merasakan pelukan yang sedang terjalin. "Sayang?!" terheran, karna dirimu melepaskan pelukan menenangkan itu.

"Hh?" gumammu dengan wajah yang masih dilanda keresahan, kau menyernyitkan keningmu, memijit pelipismu setelahnya, mimpi itu terasa sangat nyata untukmu.

"Kamu gak apa?" tanyanya lembut, ya dia Heeseung yang khawatir padamu, menatap wajah personal yang menatapmu bingung. "Jawab." cicitnya mulai menegas karna melihat reaksimu yang seakan tak menyukainya.

Dirimu menggeleng, kau merengkuh lembut lengan sang kakak. "Kakak, tidak akan jahat padaku kan?" pertanyaanmu yang sangat tiba-tiba membuatnya mengerti, kau sedang tidak baik-baik saja.

"Jelaskan mimpimu sayang, kenapa kamu berfikir seperti itu?" tak dapat dipungkiri jika ia sangat kefikiran tentang ini. Menangkupi wajahmu, menatap manik indah matamu.

"Kakak tidak akan membunuhku kan?" tanyamu lagi dengan wajah menyendu, Heeseung mengerutkan keningnya, meraih rambutmu untuk di usap.

"Tidak akan, kenapa kau berfikir seperti itu?" melembut, dia tak ingin mengedepankan emosinya sekarang, tau akan dirimu yang sedang mengontrol pertanyaan yang berkecamuk.

Kau mengangguk, meraih pinggul Heeseung untuk dapat dipeluk. Ya, bersama dia kau merasa ketenangan itu. Akankah itu selamanya?

"Aku bermimpi, kalau kau akan membunuhku." ungkapmu pada akhirnya, ini salah satunya yang membuat Heeseung senang denganmu, kau tidak menyembunyikan apapun yang ia tanyakan. Kecuali.

"Tidak mungkin aku seperti itu sayang, kamu segalanya bagiku." ucap Heeseung meyakinkanmu. Ya, kau percaya kata-kata itu, segala sesuatu hal yang baik, kau ingin memercayainya.

Dirimu mengangguk, menatapi wajah sang kakak dari bawah, melirik wajahnya yang sudah menurunkan kadar kepanikannya. Heeseung ikut memandangmu, lalu tersenyum.

Ingin rasanya ia berbicara tentang hal itu, dimana dirimu memiliki kekasih, tapi tidak, dia belum ingin terlihat egois sekarang.

"Sayang?" panggilnya, lembut. Kau mengangguk dan membalas awalannya dengan senyuman. "Hm?"gumamanmu.

Semakin lama dia semakin mendekatkan wajahnya padamu, melihat gerak-gerikmu yang mulai kikuk membuat Heeseung terheran. Bahkan, kau menahan dadanya.

"Sekali saja, ya?" tawarnya pelan padamu, bahkan alisnya menaut sendu, sudah lama nampaknya dia tidak merasakan manis nan kenyalnya bibirmu.

Kerutanmu menyapa tanda meyakinkan apakah boleh ataukah tidak. Namun, melihat wajah sendu yang ia berikan, ketidak tegaan didalam dirimu melonjak naik.

Memang, kalian sudah terbiasa melakukan hal ini, tetapi, didalam inti hatimu ada sedikit pengelakan. "Kak, kita tidak bisa terus seperti ini." benar, itu inti otakmu yang menyembulkan diri.

Heeseung sedikit menjauhimu dengan senyuman remehnya, lelaki itu sekarang fokus menatapmu. "Kenapa? Kau kan sudah tau jika aku bukan kakak kandungmu, dan berarti itu bukan suatu kesalahan kan?"

VENDETTA || JAKE & HEESEUNG ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang