²⁴

1.5K 136 144
                                    

♦♦♦

Note : You as Sherry Lee


Author POV

-

"Kakak, kenapa begitu yakin tentang perasaanmu?" ucapanmu pelan tetapi sangat keras bagi hati lelaki itu, ya, kerasnya memicu goresan kecil dilubuk hatinya.

Tanda kau tak memercayainya, menandakan bahwa dirimu hanya menganggapnya keluarga saja. Heeseung tersenyum kecil. "Bagaimana lagi, aku jatuh cinta pada gadis kecil yang aku angkat sekitar berapa belas tahun yang lalu." terangnya.

Membawamu dengan arahan tangannya kearah sofa, duduk terlebih dahulu sebelum dirimu, mengarahkan tubuhmu ke pangkuannya. Kau menurut, kau ingin mendengarkan sebuah pernyataan yang mungkin akan keluar dari mulutnya.

"Kau, balita yang ku ambil di panti asuhan St. Vam Andreas, saat itu aku memerhatikan anak-anak yang ada disana, mereka semua menggemaskan, tapi entah mengapa kau yang sangat menarik diantara mereka." kalungan tangannya mengarah ke area pinggulmu.

Matamu fokus menatap manik matanya, tanganmu mengulur untuk memegang kedua pundak kokohnya. "Lalu? Atas dasar apa kakak mengadopsiku?" tanyamu tenang. Heeseung tersenyum kecil. "Awalnya aku hanya ingin kau menjadi pemasok kehausanku, dalam darah ataupun nafsu."

Membulatlah matamu, antara memercayainya atau tidak, tapi separuh lebih otakmu memercayai itu, apalagi tujuan kaum seperti mereka jika bukan yang seperti itu?

Kedua jemari lentik lelaki itu mengelus pipi lembutmu, mungkin bermaksud untuk menenangkanmu. Ya itu berpengaruh kepadamu.

"Dan kenapa kau tidak melakukan itu? Kau jaim sekali." celetukmu, Heeseung terkekeh mendengar pernyataanmu yang memang benar adanya.

"Tidak, aku menyayangimu, aku ingin merawatmu sepenuh hati. Keinginan awalku itu telah kutelan mentah-mentah saat merasakan perbedaan yang kau berikan untukku." panjang jawabannya.

Keningmu mengerut kecil, perbedaan yang bagaimana? Kau tau jika dirimu itu anak yang penurut dan berperilaku baik, tapi bukankah semua anak seperti itu?

"Aku sama seperti anak yang lain." elakmu.

Lelaki itu menggeleng tanda tak menyetujui apa yang kau katakan, mengelusi rambut lembutmu dengan penuh penghayatan. "Iya sama, tetapi perilaku dan tingkahmu berbeda, kau melalui itu semua dengan ketulusan hatimu, sedari kecil kau selalu begitu."

Senyuman kecil mulai menghiasi wajahmu, pernyataan itu menurutmu sangat indah. Dimana tak ada kebohongan diwajah lelaki itu.

Heeseung mengangguk dengan senyuman indahnya. "Sekarang mau mencoba darahku?" tawarmu enteng, Heeseung terkekeh dan menggeleng. Benar kan dia jaim sekali?

"Baiklah, aku tak akan menawarimu lagi." ucapmu melanjut. Heeseung menatapmu tepat di manik matamu, dan yang kenyataan mencengangkan ialah kau bukan manusia biasa.

♦♦♦

Beberapa hari telah berlalu, kau lalui seperti biasa, tak ada sapaan intens dari kekasihmu. Namun kau tidak dilanda kehilangan, biasa, kau biasa seperti itu.

Seongok mimpi merenggut ketenanganmu beberapa hari ini, dimana wajah yang berwajah sebagai ayahmu berjuang sendirian untuk bertahan hidup bersama kekasihnya.

Siapa kekasih dari ayahmu itu? Tanda tanya besar pun kau agungkan sekarang, masih tidak mendapatkan gambaran dari puingan mimpi itu.

Dibalik sibuknya penjelasan dari orang yang memiliki pangkat lebih tinggi daripada mahasiswa-mahasiswa disana, seseorang tidak menghentikan arah pandangnya yang sedari tadi mengarah ke satu titik.

VENDETTA || JAKE & HEESEUNG ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang