Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Sejak mereka bertemu saat akan berangkat, bahkan hingga masuk mobil dan sekarang sedang dalam perjalanan, mereka tidak saling sapa. Lia yang masih saja mempertahankan wajah datarnya serta Jaemin yang juga tidak memberi respon apa-apa.
Berkali-kali Lia menatap ke arah punggung maupun pinggang Jaemin, ingin memastikan apakah Jaemin sudah membaik atau tidak. Tapi yang namanya gengsi bertanya, ya sudah, Lia lebih baik menyimpan rasa penasarannya.
Jaemin sadar betul kalau Lia sedang memperhatikannya karena ekor matanya dapat menangkap dengan jelas kalau Lia sesekali menatap ke arahnya. Tapi dia tetap pura-pura tidak tahu.
Semalam.. Setelah membuat Jaemin tersiksa, Lia akhirnya membantunya mengoles salep. Walaupun pada awalnya Lia menolak, tapi rasa simpati masih tersisa dalam dirinya.
“Jangan banyak bergerak supaya cepat selesai. Aku tidak mau lama-lama menyentuhmu,” ujar Lia seraya mulai mengoles salepnya pada punggung Jaemin.
“Bukankah semalam kita berpegangan tangan? Itu namanya apa kalau tidak saling menyentuh?”
“Diam!” desis Lia dan agak menekan pinggang Jaemin yang lagi-lagi membuat Jaemin menggeliat kesakitan. “Ini.. Bekas luka apa?”
Jaemin terdiam, tidak mungkin dia berkata itu bekas luka tusukan.
“Cerewet, obati saja dan cepat keluar. Aku mau tidur.”
“Berani sekali kau mengusirku!”
Lia itu, setelah Jaemin paham akan sifat dan sikapnya. Sekarang, kalau Lia marah-marah, Jaemin tidak lagi menganggapnya menyeramkan melainkan menggemaskan. Seperti saat ini, saat Lia sedang mengolesi salep pada punggungnya. Wajah Lia terlihat serius dan memastikan tidak melewatkan bagian yang sakit.
“Ya Tuhan, apa yang baru saja ku pikirkan. Kenapa aku malah senyum sendiri. Sadar, Jae. Sadar.” Jaemin membatin karena secara tidak sadar, seulas senyum kecil terukir di bibirnya.
Sementara Lia.. Tadinya dia berniat pergi, entah ke mana pun tujuannya, Lia ingin keluar. Tapi, karena Jaemin masih sakit. Lia mengurungkan niatnya dan memilih mengerjakan beberapa pekerjaan yang masih tersisa.
Lia memicingkan mata saat dia hendak keluar dari mobil tapi Jaemin malah diam ketika mereka sudah sampai di kantor.
“Kenapa kau tidak ikut keluar?” tanya Lia akhirnya setelah lama tidak saling bicara dengan Jaemin. Sedangkan Jaemin tidak menimpali, benar-benar masih diam hingga membuat Lia kesal. “Jawab aku! Aku tidak suka diabaikan.”
“Saya harus memarkirkan mobilnya dulu, Nona. Keluar saja, nanti saya menyusul,” nada bicara Jaemin terdengar sarkas. Bahkan dia bicara secara formal.
Lia berdecak kesal dan segera keluar. Jaemin tersenyum kecil melihatnya.
Setelah memarkirkan mobilnya, Jaemin keluar dan segera masuk. Ada beberapa karyawan yang masih saja merasa takjub karena Jaemin adalah bodyguard pertama yang bisa leluasa di dekat Lia. Dalam artian, para karyawan tahu kalau bodyguard terdahulu pasti akan menunggu Lia di lobi seharian. Seharian. Tanpa melakukan apa-apa. Itu juga salah satu akibat mereka bosan. Sedangkan Jaemin bisa dengan bebas keluar masuk ruangan pribadi Lia. Menunggu Lia di dalam ruangan.
Saat Jaemin masuk ruangan, tatapan tajam Lia menyambutnya. Dia membuang muka dan beranjak duduk di sofa sementara Lia sedang berbicara dengan karyawan yang membawakan berkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD [JAELIA✔️]
FanfictionLia, dia merupakan CEO perusahaan fashion ternama yang sangat terkenal dan sukses. Dibalik hidupnya yang serba mewah, Lia itu sebenarnya rapuh dan butuh banyak perhatian apalagi hidupnya mendapat banyak ancaman. Tapi, semua itu Lia tutupi dengan sel...