24. Apologize

1.4K 287 87
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Tiga hari berlalu tapi belum ada tanda-tanda Lia akan sadar dan tiga hari sudah, Jaemin tidak pernah pulang. Jangankan pulang, keluar membeli makan dan minum saja Jaemin jarang. Hanya beberapa kali saat dia sedang lapar.

Sepanjang hari, sepanjang malam, Jaemin tidak berani memejamkan matanya. Takut kalau Lia tiba-tiba bangun dan dia tak sadar. Segala macam doa sudah dia panjatkan dengan sungguh-sungguh, berharap kali ini Tuhan benar-benar mendengarnya.

Napas Lia malah semakin melemah dan itu membuat Jaemin merasa semakin menyesal. Baginya, kecelakaan Lia ini adalah akibat dari kelalaiannya dan dia belum bisa bernapas dengan lega sebelum Lia membuka mata.

Jeno hanya datang selagi waktunya senggang karena pekerjaannya lumayan menumpuk. Untuk Tuan Choi, pria itu sampai saat ini belum datang melihat kondisi anaknya. Padahal Jeno berkali-kali memberitahunya, tapi Tuan Choi seolah tuli akan ucapan Jeno.

“Tuan, Lia dalam keadaan kritis. Saya mohon, lihat dia sekali saja sebelum anda menyesal. Luangkan waktu anda sepuluh menit saja untuk melihat putri anda.”

“Jangan lancang, Lee Jeno. Kerjakan saja pekerjaanmu dan jangan banyak bicara. Aku sudah menghubungi pihak rumah sakit, kalau Lia sadar mereka akan segera menghubungiku. Kalau Lia sadar, aku akan segera ke sana.”

“Bagaimana kalau Lia tidak bangun-bangun? Apakah anda tidak akan melihatnya sampai saat itu? Apakah anda..”

Sayangnya, kalau Jeno punya keberanian lebih maka sudah dari awal dia membentak Tuan Choi dan memakinya. Karena Jeno sangat kesal saat mendengar jawaban pria itu.

Kini, Jaemin sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengelus punggung tangan Lia. Merapikan rambut Lia yang sedikit berantakan dan merapikan baju Lia. Menatap lekat wajah damai Lia yang masih terlelap.

“Lia, sayang, bangun ya. Tiga hari ini kau tidur terus, sekarang saatnya bangun, hm?” Jaemin berbisik pelan di dekat telinga Lia sambil mengelus pelan pipi Lia. “Bangun dan marahi aku supaya aku bisa lega. Iya?”

Sementara itu, dengan perlahan.. Jari telunjuk Lia sedikit bergerak dan Jaemin bisa merasakannya sebab dia sedang menggenggam tangan Lia.

Tentu saja Jaemin terkejut, bahkan Jaemin termangu dan melepaskan genggamannya kemudian menatap tangan Lia dengan lekat dan jarinya memang bergerak.

“Lia..” lirihnya pelan.

Secara perlahan, Lia berusaha membuka matanya. Rasanya berat tapi Lia terus berusaha karena merasakan ada sesuatu yang menyentuh tangannya.

Saat membuka matanya, samar-samar Lia melihat ada seseorang di samping kanannya. Pandangangannya masih memburam tapi Lia bisa tahu kalau itu Jaemin walaupun pengelihatannya masih samar. Sekujur tubuhnya masih terasa sakit, apalagi yang paling sakit adalah kepala.

“Lia, apa kau bisa mendengarku? Lia..” Jaemin kembali menggenggam tangan Lia. “Bisakah kau mengangguk sedikit kalau kau memang mendengarku?”

Dengan susah payah, Lia mengangguk pelan karena memang dia bisa mendengar dengan jelas suara Jaemin. Yang masih berat rasanya saat dia akan membuka mata sepenuhnya.

“Syukurlah.” Jaemin akhirnya bisa bernapas dengan lega. Dia segera menghubungi perawat supaya Lia cepat diperiksa.

Tak butuh waktu lama, perawatnya langsung masuk serta satu orang dokter. Mereka mulai melakukan pemeriksaan pada Lia. Sedangkan Jaemin menunggu dalam diam di samping ranjang.

BODYGUARD [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang