Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Nathan sedang membaca beberapa artikel di ponselnya ketika Lila keluar dari kamar mandi dengan wajah sumringah. Perempuan itu naik ke atas ranjang dan menyodorkan sebuah kotak persegi panjang di depan Nathan. Selagi Nathan membukanya, Lila memeluk erat leher Nathan.
“Oh god! Babe? Ini.. Wait, sayang?”
“I’m pregnant, babe. Kita akan punya anak.”
Yup, isinya test pack yang sudah Lila coba tadi di kamar mandi dan hasilnya positif persis seperti doa Nathan sebelumnya.
Saking bahagianya, Nathan sampai meneteskan air mata. Mendekap tubuh istrinya lebih erat lagi seolah kalau mengendur sedikit saja maka istrinya akan pergi.
Lila juga ikut menangis karena bahagia sementara Nathan terus mengecupi pundak istrinya berkali-kali. Kini, Nathan menangkup kedua pipi Lila.. Lalu mengusap air mata bahagia perempuannya.
“Thank you, sayang. Thank you,” dengan amat sangat pelan, Nathan memberi kecupan lembut pada bibir Lia. Sangat lembut seolah kalau dikasari sedikit saja maka bibir itu akan hancur berkeping-keping. “I love you.”
“I love you more.” Lila kembali memeluk Nathan, melingkarkan tangannya di atas perut suaminya dan semakin beringsut.
Setelah kemarin Nathan bersikeras bahwa mereka harus menghilang dari Seoul, kini akhirnya kehidupan impian mereka terealisasikan. Hidup jauh dari orang-orang, hidup di suatu tempat di mana tidak ada orang yang mengenali dengan identitas baru dan tentunya hidup tenang.
Mereka tidur sambil berpelukan, saling mendekap satu sama lain. Sungguh, kehidupan mereka saat ini adalah saat-saat yang paling membahagiakan dalam hidup.
Kilas balik kejadian yang sudah berlalu kembali terngiang di kepala Nathan maupun Lila sesaat. Tapi, mereka tidak akan melupakan masa lalu begitu saja. Biar bagaimana pun juga, mereka pernah melalui masa-masa sulit di mana Lila harus terus berjuang untuk tetap hidup dan selamat dan bertemu dengan Nathan yang benar-benar membuat hidupnya aman.
Ya, mereka memang memalsukan kematian mereka. Ide itu muncul ketika Jaemin menangis sesegukan, mengira Lia sudah mati saking pucatnya wajah Lia tapi ternyata Lia berbisik padanya. Jadi, Jaemin memutuskan untuk mengelabui Tuan Lee.
Waktu itu Jaemin menyembunyikan Lia di apartemennya. Lalu menghubungi Jeno dan meminta bantuan supaya mengabari orang-orang kalau Lia sudah meninggal, juga menyuruh Jeno mencuri salah satu jasad di rumah sakit serta menyuruh Jeno membuat topeng mirip Lia untuk mengelabui orang-orang.
Hingga akhirnya Lia dimakamkan, yaitu Lia yang mereka palsukan. Saat itu, Jaemin benar-benar menangis karena entah kenapa emosinya benar-benar terasa. Seolah memang Lia yang sedang dikubur.
Awalnya, Lia tidak mau mengikuti rencana Jaemin karena banyak tanggung jawab yang masih harus dia lakukan tapi Jaemin tetap memaksa.
“Ku mohon! Aku ingin kau bahagia, aku ingin kita bahagia, Lia! Dan yang paling penting adalah aku ingin melihat apakah ayahmu masih berbuat kotor atau tidak. Jika masih saja, itu artinya ayahmu tidak punya perasaan lagi sebagai manusia. Ini juga demi dirimu, untuk melindungimu dari mereka yang ingin membahayakanmu. Kalau mereka tahu kau mati, setidaknya merekan akan berhenti!” suara Jaemin agak meninggi.
Lia masih menunduk dalam diam. Lalu perlahan, Jaemin mengusap wajahnya frustasi dan merengkuh tubuh Lia ke dalam pelukannya.
“Maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud membentakmu,” gumam Jaemin sambil mengelus punggung Lia. “Kalau kau memikirkan rumah dan perusahaan, nanti saat kita sudah pergi, kau bisa menghubungi Bibi Kim dan Bu Kim lalu meminta mereka merahasiakan keberadaan kita.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD [JAELIA✔️]
Fiksi PenggemarLia, dia merupakan CEO perusahaan fashion ternama yang sangat terkenal dan sukses. Dibalik hidupnya yang serba mewah, Lia itu sebenarnya rapuh dan butuh banyak perhatian apalagi hidupnya mendapat banyak ancaman. Tapi, semua itu Lia tutupi dengan sel...