30. His Promise (I'll Come to You)

1.2K 276 159
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Wajah pucat, rambut berantakan, mata sayu dan sembab Jaemin sangat kentara saat ini. Napasnya terdengar sangat lemah, raut wajahnya datar, sesekali air matanya masih menetes saat menatap tubuh Lia yang mulai ditumpuk oleh tanah.

Beberapa saat yang lalu, Jaemin dan Tuan Choi berdebat tentang masalah ini. Tuan Choi banyak menunjuk Jaemin dan menyalahkannya atas kejadian ini bahkan sampai memaki. Tapi apa? Jaemin sama sekali tidak merespon. Dia membiarkan Tuan Choi menggonggong semaunya.

“Dasar tidak becus, kau pikir kau pantas mendapatkan gaji yang setimpal setelah apa yang kau lakukan pada anakku?” kali ini Tuan Choi terlihat sedih bahkan sedikit terguncang saat tahu bahwa Lia sudah pergi.

“Lebih baik anda diam, Tuan. Aku bisa saja membunuh anda saat ini juga tapi aku menahan diri karena Lia. Kalau bukan karena Lia, anda sekarang pasti sudah menyatu dengan tanah,” tanpa rasa takut Jaemin membalas ucapan Tuan Choi.

Kemarin, saat dikabari oleh Jeno tentang Lia. Tuan Choi sempat terguncang dan langsung lemas, dia terduduk dengan pandangan kosong sambil merenung. Sangat tidak menyangka anaknya akan berakhir begini. Bahkan Tuan Choi sempat menangis beberapa saat di depan tubuh Lia yang sudah tak bernyawa.

“Kau terlihat seperti mayat hidup. Benar-benar pucat dan terlihat berantakan. Selesai dari sini, tolong urus dirimu. Jangan sampai aku bekerja dua kali karena harus mengurusmu juga.” Jeno berdecak pelan sambil memperhatikan penampilan Jaemin yang sangat acak-acakan.

Jaemin tidak mempedulikan ucapan Jeno, dia bersimpuh di samping pusara Lia yang sudah ditata dengan rapi sambil mengelusnya pelan.

Beberapa orang yang datang adalah Bibi Kim dan orang-orang rumah, sudah pasti mereka menangis dengan keras. Juga ada karyawan kantor termasuk Bu Kim yang sempat pingsan dan Minji yang berdiri dengan kaku di antara karyawan lainnya.

Bahkan Minji menyaksikan bagaimana Jaemin terlihat sangat hancur saat tubuh Lia dimasukkan ke dalam tanah. Lalu perlahan menyadari kalau Jaemin benar-benar merasa kehilangan dan benar-benar mencintai Lia.

“Nak, maafkan Ayah, ya.” Tuan Choi tiba-tiba bersimpuh dan menunduk dalam di samping pusara Lia. “Maafkan Ayah.”

“Tidak ada gunanya meminta maaf sekarang. Semua sudah terlambat, Tuan.” Jaemin menatap Tuan Choi dengan tajam. “Kalau sampai anda tidak memperbaiki sikap setelah ini, maka bersiaplah untuk kehilangan nyawa. Entah aku atau orang lain yang akan menghabisi anda.”

Setiap kalimat yang keluar dari mulut Jaemin penuh penekanan. Bahkan tatapan mengintimidasi dari Jaemin sempat membuat Tuan Choi merasa takut. Mereka bicara face to face, tepat di depan pusara Lia.

Tuan Choi beranjak dengan wajah jengkel dan membiarkan orang-orang mendekat untuk menabur bunga di atas makam Lia. Bibi Kim dan Bu Kim adalah dua dari sekian banyak orang yang menangisi Lia.

“Nona, maafkan Bibi kalau ada salah, ya. Bibi juga minta maaf karena masih belum bisa bekerja maksimal bersama Nona. Selamat beristirahat dengan tenang, Nona. Bibi akan menjaga rumah dengan baik seperti apa yang selalu Nona katakan.” Bibi Kim mengusap pusara Lia dengan pelan.

Lia selalu bilang pada Bibi Kim, bahwa kelak kalau misalnya Lia menikah atau mendadak meninggal seperti ini.. Bibi Kim harus berjanji akan merawat rumah dengan baik. Sekarang, Bibi Kim akan menepati janji itu.

“Nona, saya akan selalu menjaga amanat Nona untuk bekerja dengan baik dan akan bertanggung jawab memimpin perusahaan dengan baik. Maafkan saya kalau saya masih banyak salah, Nona.” Bu Kim mengusap air matanya pelan.

BODYGUARD [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang