28. Complicated Situation

942 255 64
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Pekerjaannya sangat banyak tapi Jeno tidak bisa meninggalkan Lia begitu saja karena sedari tadi sore saat mereka pulang, Lia tidak berhenti menangis hingga kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Lia belum mengganti bajunya, Lia tidak mau makan malam, dan terus meringkuk di balik selimutnya. Padahal Jeno sudah membujuknya berkali-kali.

“Ayolah, jangan seperti anak kecil Choi Lia. Jaemin pasti akan kembali tapi tidak sekarang, dia masih punya urusan penting bersama Paman Lee. Mengertilah.” Jeno mendekat ke arah Lia sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Aku tahu Jaemin akan kembali. Tapi aku takut, Jen. Aku takut sendirian kalau Jaemin tidak ada. Kau lupa apa yang terjadi padaku beberapa waktu yang lalu padahal dia hanya meninggalkanku sebentar?” Lia beranjak duduk dan mendongak untuk menatap Jeno.

Ya, Jeno sempat melupakan hal itu. Tapi, saat ini Jeno juga mengerti kenapa Jaemin harus pergi ke rumah Paman Lee. Mungkin karena Jaemin akan membicarakan masalah Tuan Choi dan Lia pada Paman Lee supaya tuntas.

“Kalau kau tahu alasan kenapa Jaemin belum kembali. Kau pasti akan semakin takut. Tapi, bersabarlah Lia. Semoga Jaemin kembali secepatnya,” batin Jeno seraya beranjak duduk di samping Lia. “Ganti baju, ya. Aku akan memberitahu Bibi Kim untuk membuatkanmu makan malam.”

Lia masih diam sambil menunduk.

“Lia?”

“Iya,” jawab Lia pelan dan segera turun dari ranjang kemudian pergi untuk mengganti bajunya.

Selesai mengganti baju, Lia turun dan mendapati Jeno sedang duduk sambil menikmati segelas kopi di meja makan. Semua makanan sudah siap lalu Lia beranjak duduk dan mulai menyuap makanannya. Walaupun sebenarnya selera makannya tidak ada.

“Apa kau akan pulang sekarang?” tanya Lia sambil menatap Jeno dengan wajah sendu. Terlihat sekali kalau dia sedang sedih.

“Iya, besok aku akan menjemputmu kalau Jaemin belum kembali. Jangan menangis lagi, kau seperti anak kecil saja. Biasanya kau akan marah-marah tidak jelas tapi sekarang kenapa berubah cengeng?” sindir Jeno dengan sengaja tapi Lia tidak bereaksi apa-apa. “Ya Tuhan, sesuka itu kau padanya? Sampai menangisinya seperti ini.”

Jeno terus menggerutu karena Lia kembali menunduk dan menangis.

“Kenapa ponselnya tidak aktif? Aku sudah menghubunginya berkali-kali tapi kenapa tidak aktif? Apa terjadi sesuatu, apa kau tahu sesuatu dan tidak memberitahuku?” cerca Lia dengan pertanyaannya.

Jeno berdeham pelan. “Siapa tahu ponselnya lowbat jadi nonaktif. Positif thinking saja, jangan terlalu dipikirkan.”

Bagaimana bisa Jeno memberitahu yang sebenarnya kalau Jaemin sedang memperjuangkannya dari ancaman. Tidak, Jeno tidak mau Lia jadi sedih.

“Apa dia akan kembali bergabung dengan Paman Lee itu? Itu sebabnya dia tidak mengaktifkan ponselnya karena tidak mau memberitahuku? Itu sebabnya dia tidak kembali sampai sekarang? Apa dia takut aku akan kecewa dan marah makanya tidak memberitahuku yang sebenarnya? Kau pasti tahu sesuatu tapi tidak mau memberitahuku,” ujar Lia dengan linangan air mata.

Jeno menghela napas pelan. “Tidak, dia tidak akan kembali bergabung tapi ada sesuatu yang diurus oleh Jaemin bersama Paman Lee. Tunggu sebentar, ya. Jangan menangis, Ya Tuhan.”

“Kau pulang saja, aku mau tidur.” Lia meletakkan alat makannya sebelum makanannya habis lalu beranjak. “Besok tidak usah menjemputku. Aku tidak akan pergi ke kantor.”

BODYGUARD [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang