11. Who is He?

1.5K 349 157
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Lia terlihat berjalan tertatih setelah keluar dari kamar mandi. Tatapannya sinis lagi saat melihat Jaemin yang sudah menunggunya. Tapi Lia tidak mempedulikannya, Lia memilih masuk ke ruangan kecil tempat di mana pakaiannya berada.

“Kalau kau masih merasakan nyeri, lebih baik istirahat saja. Tidak usah ke kantor, lagi pula ini sudah siang,” sahut Jaemin dari ambang pintu.

“Ya, terima kasih sudah peduli. Tapi lebih baik kau diam saja dan jangan banyak bicara,” desis Lia.

Baru semalam mereka saling curhat dan merasa nyaman satu sama lain hingga saling menebar senyum serta ejekan. Sekarang kembali lagi seperti semula. Lia dengan sikap sinisnya dan Jaemin yang masih tetap sabar.

Sebenarnya tidak ada masalah walaupun semalam mereka sudah tidur bersama. Tapi yang jadi masalah dan penyebab utama Lia jengkel adalah karena Jaemin ternyata punya pacar.

“Aku sudah minta maaf padamu. Terlepas siapa yang salah, siapa yang mulai duluan.. Kita lupa. Tapi aku sudah meminta maaf padamu.” Jaemin mendekat dan meraih tangan Lia kemudian membuatnya menghadap ke arahnya.

Lia langsung menepis tangan Jaemin. “Memang.. Kita lupa. Soal permintaan maafmu, aku tidak apa-apa. I mean, aku tidak butuh kata maaf. Aku sadar dan tahu betul kalau aku juga bersalah. Tapi yang jadi masalahnya adalah.. Kau sudah punya pacar, brengsek.”

Ya, Jaemin juga sedang memikirkan hal itu. Memikirkan bagaimana kalau Minji tahu dia pernah tidur dengan perempuan lain dan memikirkan bagaimana perasaan Lia yang sudah dia renggut semuanya.

“Itu sebabnya.. Aku minta maaf,” gumam Jaemin lagi.

Seketika, Lia langsung sadar maksud dari kalimat Jaemin. Dia tersenyum miris sambil menatap Jaemin. “Ah.. Jadi, kau memang menganggap apa yang semalam kita lakukan adalah kesalahan. Kata maaf yang kau ucapkan berarti kau memang meminta maaf karena tidak bisa meninggalkan pacarmu? Haha.. Ok. Lagi pula kalau aku hamil.. Ya, pikirkan saja itu kemungkinan terburuknya, mungkin aku akan dibunuh oleh ayahku atau aku yang akan membunuh anak itu lebih dulu.”

Setelah itu Lia hendak menyela tubuh Jaemin untuk keluar tapi Jaemin menahannya. Jaemin sangat terkejut mendengar kalimat terakhir Lia.

“Maksudmu apa? Anak yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa mau kau bunuh? Jangan gila.” Jaemin memegang kedua bahu Lia.

“Lalu apa? Kau mau aku yang terbunuh? Iya?” tanya Lia.

“Bukan begitu.. Aku..”

“Aku apa? Kau mau bertanggung jawab dan meninggalkan pacarmu? Begitu?”

Sumpah, Jaemin benar-benar bingung. Di satu sisi tidak bisa meninggalkan Minju tapi di sisi lainnya dia sudah merusak Lia, merenggut semuanya dari Lia.

Sejak kecil, apa yang selalu ditanamkan oleh ibunya padanya adalah jangan pernah sakiti hati seorang perempuan. Hargai mereka, perlakukan mereka dengan baik seperti kau memperlakukan ibu. Kalau tahu bagaimana rasanya melahirkan atau contoh lainnya adalah menstruasi, kau akan bersimpuh dan bersujud di kakinya. Tidak akan tega walaupun hanya sekedar membentaknya. Sakit yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sakit yang benar-benar sakit.

“Sudahlah.. Lagi pula having sex dengan seseorang yang bukan siapa-siapa sudah lumrah di sini. Banyak juga yang one night stand. Jadi, jangan ambil pusing. Pilih saja pacarmu. Tidak usah pedulikan aku. Lupakan saja kejadian semalam dan bersikap biasa padaku.” Lia menepis tangan Jaemin yang masih memegang pundaknya dan lebih dulu keluar.

BODYGUARD [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang