•͈ᴗ•͈
"Padahal gue baru masuk sekolah, udah banyak aja yang ngasih gue coklat." Gumam Agha terlihat senang ketika mendapatkan banyak coklat payung dari teman baru dan kakak seniornya.
Agha membuka semua kancing baju seragamnya hingga baju kaos hitamnya terlihat. "Udah di luar sekolah, gue nggak harus rapi kan?"
Tatapan Agha terpaku ketika melihat di sebrang sana ada seorang wanita cantik berjalan sempoyongan lengkap dengan luka memar di wajah dan kakinya cukup parah. Sontak Agha melirik ke kanan dan kiri jalanan, setelah melihat para kendaraan melaju masih jauh, Agha segera berlari ke sebrang berniat membantu wanita itu.
"Lo kenapa?" Tanya Agha panik. Wanita itu mendongkak sambil menahan nyeri.
"Gue nanya malah di tatap doang!" Sambung Agha sedikit kesal.
Kanaya mendengus kasar. Siapa sih dia, ngalangin jalan gue aja!, batin Kanaya.
"Gue bantu bawa lo kerumah sakit ya," Tawar Agha seraya memegang pinggang Kanaya dan merangkulnya.
Kanaya tersentak kaget kemudian mendorong tubuh Agha agar menjauh darinya. "Lo apaan sih? Kenal aja nggak. Nggak usah sok baik sama gue!" Sentak Kanaya melotot tajam.
"Yeuh, dibantuin malah marah infeksi mampus lo!"
"Lo mending pergi aja deh, nggak usah ganggu gue!"
Ucapan Kanaya hanya di anggap angin lewat oleh Agha. Pria jangkung itu memilih mengangkat tubuh kanaya tanpa ijin, bukan ala brydal style, melainkan kepala Kanaya berada di balik punggung Agha. Memang tidak ada romantis-romantisnya.
"Lepasin!" Jerit Kanaya sembari memukul-mukul punggung Agha.
"Lagian sih lo gue ajak nggak mau, jadi ya mohon maaf aja gue pake cara paksaan." Balas Agha di sela-sela menggendong Kanaya.
•͈ᴗ•͈
"Bawa gue pulang!" Racau Kanaya terlihat sangat takut ketika dia didorong memakai kursi roda menuju ruangan.
"Iya nanti gue anterin, tapi obatin dulu luka lo!" Ujar Agha terus mendorong kursi roda itu.
"Lo siapa sih?!" Kanaya menoleh menatap Agha kesal.
"Agha, kenapa lo suka sama gue? Atau lo mau ngasih coklat kayak yang lain?"
"Najis berhenti!"
"Ngapain? bentar lagi nyampe ruangan."
"Berhenti Nggak?!" Ancam Kanaya.
"Tanggung,"
"Gue bilang berhenti!" Wajah Kanaya tampak merah akibat emosi dan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agha : Humoris Boy ✓
Teen Fiction#Teenfiction Ketika laki-laki tampan dengan tingkah konyol harus berhadapan dengan wanita galak yang suka tawuran bahkan merokok. Ya, ini kisah Agha yang selalu memperjuangkan cintanya untuk Kanaya si gadis nakalnya itu. "Astagfirullah. Wahai anak...