#Teenfiction
Ketika laki-laki tampan dengan tingkah konyol harus berhadapan dengan wanita galak yang suka tawuran bahkan merokok. Ya, ini kisah Agha yang selalu memperjuangkan cintanya untuk Kanaya si gadis nakalnya itu.
"Astagfirullah. Wahai anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•͈ᴗ•͈
Cek... Cek...
Suara dari arah toa itu membuat para siswa/i berhenti melangkah menuju kantin. Mereka lebih memilih mendengarkan pengumuman yang tiba-tiba datang itu.
Terlihat di ruangan khusus pemberitahuan informasi, Agha tengah memegang mic seraya tersenyum lebar penuh arti.
"SEMUANYA. GUE AGHA, KALIAN PASTI TAU KAN? SIAPA SIH YANG NGGAK TAU GUE?" Kata Agha di mic di akhiri dengan kekehan.
"OIYA, GUE GANGGU NGGAK SIH KALO NGOMONG DI MIC GINI? KALO GANGGU NGGAK PAPA YA, GUE LAGI BUTUH SOALNYA. MAU TAU KAN KENAPA?" jeda Agha lagi-lagi terkekeh.
Terlihat para siswa/i saling berbisik-bisik tanda bertanya, apa yang akan Agha bicarakan?
"IYA BETUL. GUE MAU NGUNGKAPIN PERASAAN GUE SAMA SESEORANG..." sambung Agha.
Bertepatan dengan itu Kanaya yang sedang berada di lapangan bersama Hana tiba-tiba mendengus kasar dan berniat melangkah pergi. Tetapi langkahnya kembali berhenti saat,
"KANAYA NAMANYA." Seketika Kanaya tersentak kaget dan merasakan jantungnya berdebar.
Sementara di satu sisi, Lula melotot tidak percaya dengan pengakuan Agha itu. "Lula, bukannya lo bilang?" sahut siswi teman Lula.
Lula berdecak sebal. "Tutup mulut lo!" ancamnya membuat siswi itu bungkam rapat.
"MUNGKIN KALIAN UDAH PADA TAU. KALO GUE PUTUS SAMA KANAYA," kata Agha menghela nafas berat. "JUJUR GUE NGGAK BISA LUPAIN DIA, GUE MASIH SAYANG SAMA DIA."
Sontak semua guru keluar kantor untuk melihat situasi ini? Ternyata semua warga sekolah sedang berdiam diri mendengarkan setiap perkataan manis Agha.
"Berhentiin pak! Nggak bisa di biarin ini!" celetuk Bu Indah yang masih memendam emosi pada Agha.
"Jangan Bu, kayaknya Agha lagi butuh moment ini. Biarin aja dia," kata Pak Ridwan sang kepala sekolah.
Mau tak mau Bu Indah dan para guru berdiam diri tidak berani menegur Agha. Mereka memilih ikut mendengarkan curahan hati Agha itu.
"KANAYA, APA KABAR? DI SINI AKU MAU JUJUR SAMA KAMU. AKU BENER-BENER NGGAK BISA BOHONGIN PERASAAN AKU." Lagi-lagi helaan nafas berat Agha terdengar. "NAY, AKU MASIH SAYANG SAMA KAMU, AKU NGGAK BISA UNTUK BERHENTI SAYANG SAMA KAMU."
"KAMU TAHU? AKU HAMPIR GILA WAKTU JAUH DARI KAMU," jeda Agha lagi. "KANAYA BOLEH NGGAK AKU ULANG NEMBAK KAMU? KALI INI AKU NGGAK BERHARAP KAMU NERIMA KOK. AKU CUMAN MAU NGUNGKAPIN PERASAAN AKU LAGI, YANG NGGAK PERNAH ADA HABISNYA UNTUK SELALU MENCINTAI KAMU."
Terlihat para warga sekolah ikut baper di buatnya. Sedangkan Kanaya sedang menahan senyuman bahagia.
"KAMU ITU BAGAIKAN BUNGA MAWAR TAU. CANTIK TAPI BIKIN HATI AKU TERLUKA."