14.Berubah

93 34 0
                                    

•͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Gelisah? Sepertinya itulah yang sedang laki-laki berseragam putih abu-abu rasakan. Terlihat Agha menyenderkan kepalanya ke dinding sembari menutup matanya rapat-rapat. Kedua tangannya ia lipat didepan dada. Pagi ini Agha sengaja tidak masuk kelas karena suasana hatinya masih kacau. Tentu saja dia masih galau karena kejadian kemarin.

Selama ini aku pacaran sama pacar orang? Aku selingkuhan nya? Hm, Naya jahat banget, batin Agha menghela nafas berat.

"LAILAHAILALLAH!" Suara melengking itu sontak membuat Agha membuka mata seraya melirik.

"Eh, Bu haji." Celetuk Agha tersenyum kikuk.

"Bu haji Bu haji! Kenapa kamu bolos?!" Bu Nurela mendekati Agha sembari bekacak pinggang.

Huftt. Terdengar Agha menghela nafas berat membuat Bu Nurela mengernyit bingung. "Bu kalo boleh jujur, saya ini lagi galau Bu," ungkap Agha seraya menunduk.

"Galau kenapa?"

"Saya putus sama Kanaya Bu-"

"ALHAMDULILLAH! Bagus itu." Potong Bu Nurela sumringah tanpa ada raut wajah sedih atau simpati.

Agha mengernyit. "Kok malah Alhamdulillah sih Bu? Sakit hati saya Bu."

Bu Nurela beralih duduk di sebelah Agha lalu menepuk-nepuk bahu Agha. "Ibu seneng loh dengernya kamu putus sama Kanaya. Ibu kasih tau ya, Kanaya itu selalu buat masalah udah nggak usah sama dia."

"Kanaya nggak seburuk itu Bu,"

"Dasar buta kamu!"

"Astagfirullah Bu. Dosa lo nyumpahin orang." Tegur Agha sambil memegang dadanya.

"Euh, udah-udah hari ini Ibu kasih double hukumannya!" Kata Bu Nurela penuh penekanan.

"Lah kok gitu Bu?"

"Ya karena kamu buat saya kesel! Cuci semua toilet yang ada di sekolah ini!" Titahnya dengan mata melotot.

Repleks Agha membelalak. "Yakali Bu, banyak loh Bu toiletnya."

"Salah sendiri malah bolos!"

"Ya kan saya juga bosen Bu, belajar mulu, ngebul Bu otak saya," keluh Agha dengan ekspresi kesal.

Prrakk

Bu Nurela menghentakkan kakinya ke lantai hingga menimbulkan bunyi begitu keras. Silanya suara itu membuat Agha tersentak hingga repleks tangan terangkat ke atas. "Cepet! Kerjain sekarang! Atau saya kasih hukumah berkali-kali lipat!" Ancam Bu Nurela.

Mau tak mau Agha pun segera menjalankan hukumannya. "Nasib-nasib," gumamnya setelah berlari menuju toilet.

•͈ᴗ•͈

Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang