02.Aku, Kamu, Kita

281 61 25
                                    

•͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Awwhh, ringis Kanaya ketika merasakan sudut bibir nya terasa perih.

Agha meniup-niup sudut bibir Kanaya lembut berusaha menghilangkan rasa nyerinya. "Lo sih di bilang jangan tawuran malah makin ngelunjak. Gini kan jadinya." Celoteh Agha beralih menatap Kanaya datar.

Kanaya berdecak seraya merebut kapas yang berada di tangan Agha. "Bacot banget sih!"

"Hei keong racun! Gue khawatir sama lo malah di bilang bacot,"

Kanaya memasang raut wajah kesal. "Lo kenapa sih, malah mau jadi pacar gue? Udah tau gue orang nya gini."

"Karena lo mirip monyet gue yang ilang itu." Celetuk Agha membuat Kanaya memukul lengan Agha kuat.

"Lo nyamain gue sama monyet?!"

Agha terkekeh geli. "Becanda gue mau jadi pacar lo ya karena gue mau." Balas Agha seraya tersenyum manis.

Cukup lama Kanaya terdiam sebelum membalas senyuman manis itu lalu menghela nafas panjang. "Lo mau nggak gue telaktir soto?" Tawar Kanaya.

"Nggak usah." Tolak Agha.

"Kok gitu sih? Gue kan cuman mau bales kebaikan lo."

"Percuma kalo lo nelaktir gue soto, yang jual nyokap gue soalnya."

Kanaya terdiam sembari melotot. "Mm?"

"Kalo lo mau nelaktir gue, bisa nggak lo kasih uangnya aja ke gue?"

Seketika Kanaya merubah raut wajah melongonya menjadi masam. "OGAH!" Tungkasnya lalu memilih mengeleos pergi.

Agha hanya menatap kepergian Kanaya bingung tanpa mengejarnya. "Dasar cewek bilangnya mau nelaktir malah marah." Cibir Agha.

•͈ᴗ•͈

Kanaya menatap pantulan dirinya di cermin. Dia melihat banyak sekali luka di wajah putih nya. Satu hembusan nafas panjang begitu terasa berat, bak banyak sekali beban yang di pendam.

"Jujur, gue pengen kembali ke Kanaya yang dulu. Tapi keadaan membuat gue berbeda." Gumam Kanaya sendu.

Bunyi handphone mengalihkan pandangan Kanaya. Gadis itu segera membuka pesan yang baru saja masuk.

Ayah : Besok kamu ke rumah Ayah ya


Kanaya hanya membaca chat tersebut tanpa niatan untuk membalas. Satu chat lagi masuk, namun ini bukan dari Papa ataupun ibu Kanaya, melainkan dari pria baik yang selalu ada di samping Kanaya.

Aga : Gue di depan pintu


Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang