12.With you

90 31 1
                                    

•͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Sorot mata bingung itu terus mengamati seisi ruangan serba putih dengan bau rumah sakit yang khas. Sesekali Pian melirik ke arah teman-temannya yang sedang sibuk mengotak-atik handphone. Helaan nafas berat terdengar begitu gusar. Pian cukup bosan terbaring lemah di ranjang. Sesaat sudut mata Pian menoleh ke arah pintu. Memperlihatkan seorang Pria jangkung bermata sipit bersama wanita cantik di sampingnya.

"Lo kemana aja Lang?" Sahut Pian ketika Galang baru saja masuk.

"Gue habis nemenin nyokap, Yan." Balas Galang seraya duduk di kursi samping ranjang.

"Hm, gimana kabarnya?" Tanya Pian.

"Ya, masih gitu."

"Gue tau lo kuat, Lang." Kata Pian terus tersenyum berusaha menguatkan Galang.

"Lebih kuatan lo kali," sahut Galang, pasalnya Pian adalah anak yatim piatu yang kini hanya tinggal bersama kakak perempuan nya.

"Tau nggak sih lo? Setelah gue pikir-pikir, geng victoria ini tuh. Kumpulan para manusia menyedihkan tau!" Celetuk Pian membuat semua orang berhenti memainkan ponsel dan lebih memilih menoleh ke arah Pian.

"Maksud lo?" Ujar Rama tidak mengerti.

"Gini, pertama Kanaya, dia punya orangtua tapi cerai dan dia di tinggal sama orangtuanya sendirian. Kedua Hana, dia punya orangtua yang dua-duanya selalu membanggakan adiknya dibandingin dia dan parahnya Hana kayak anak pungut dimata orangtuanya. Terus Erna, cuman tinggal sama ke dua adiknya, dan bibi nya. Karena orangtuanya pergi entah kemana?" Jeda Pian membuat semuanya terdiam menunggu kelanjutan.

Pian menghela nafas panjang sejenak. "Terus Dirga, dia tinggal cuman sama Ayahnya karena ibunya udah nggak ada, tapi Ayahnya ini tukang selingkuh dan selalu porotin uang Dirga. Terus Rama, dia kabur dari rumah karena orangtuanya selalu pake kekerasan kalo Rama nggak mencapai apa yang mereka mau."

"Terus Raffa, dia dibuang sama ibunya karena selalu di tuduh udah negbunuh ayahnya, padahal yang bunuh bukan Raffa. Dan Galang lo di tinggal ayah lo, juga Fandi. Yang ngebuat nyokap lo stres dan berakhir koma di rumah sakit." Kata Pian lalu tersenyum tipis lebih tepatnya tersenyum miris meratapi semua nasib temannya dan juga dirinya.

Sontak Raffa tersenyum singkat. "Ternyata geng victoria ini kumpulan orang-orang hebat dan kuat," kekehnya.

"Gue seneng bisa ketemu dan kenal kalian semua." Ujar Rama tiba-tiba menjadi melow.

"Gue juga." Balas Hana sambil mengerucutkan mulutnya.

Seketika suasana yang tadinya hening menjadi melow bak mengandung bawang lima kilo. Tiba-tiba suara pintu membuat semua pandangan teralihkan. Terlihat Kanaya yang masih lengkap memakai seragam sekolah masuk kedalam ruangan bersama Agha di belakangnya.

Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang