04. Melindungi

187 48 1
                                    

•͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Agha berniat memasangkan helm ke kepala Kanaya, namun Kanaya lebih cepat menepisnya, dia memilih memakai sendiri. Seakan-akan dia menolak hal romantis dari Agha.

"Lo pacar gue apa customer gue sih?" Dumel Agha kesal.

"Customer lo." Balas Kanaya setelah selesai memasang helm.

Agha menghela nafas panjang seraya menaiki motornya dengan raut wajah datar daripada terus berdebat lebih baik diam. Karena berdebat dengan Kanaya tidak akan ada ujungnya. Kanaya pun segera naik di jok belakang tanpa berpegang. Setelah merasa sudah siap Agha segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Saat sudah jauh dari pekarangan sekolah, Kanaya tiba-tiba memeluk Agha erat seperti tidak mau kehilangan.

Senyuman Agha terbit begitu merasakan tangan hangat Kanaya melingkar di perutnya. "Meluk-meluk." Cibir Agha.

"Suka-suka gue lah, lo kan pacar gue jadi gue berhak kan meluk lo." Sahut Kanaya seraya tersenyum manis. Begitupun Agha dia sangat senang apabila Kanaya sudah bersikap seperti ini.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, kini mereka sudah sampai di suatu tempat paling membosankan bagi Kanaya, namun menyenangkan bagi Agha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, kini mereka sudah sampai di suatu tempat paling membosankan bagi Kanaya, namun menyenangkan bagi Agha.

"Lo ngapain sih bawa gue kesini?" Celoteh Kanaya kesal.

"Gue mau beli buku buat pegangan lo!" Kata Agha seraya menarik tangan Kanaya supaya ikut masuk ke dalam Grandmedia.

Bau khas Grandmedia selalu berhasil membuat Agha merasa tenang. Mencium aroma dari buku-buku itu menyenangkan. Sementara itu Kanaya hanya memasang wajah masam sembari menunggu Agha selesai mencari buku. "Nay, lo harus baca!" Ujar Agha memperlihatkan sebuah buku berjudul -Disiplin itu penting-

Kanaya memutar bola matanya malas. "Iya."

Agha mengulum senyuman manisnya kemudian mengajak Kanaya untuk membayar buku tersebut. "Habis ini lo mau kemana?"

"Bascame. Gue mau ketemuan sama preman pasar." Jawab Kanaya membuat senyuman Agha pudar.

"Nggak-nggak gue nggak mau lo kenapa-kenapa!"

Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang