17.Awal yang baik

109 34 0
                                    

 •͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Kanaya menuruni anak tangga setelah baru bangun di pagi hari ini. Terlihat di dapur sudah ada Edella dan Randy yang tengah sibuk menyiapkan sarapan. Seaat Kanaya tertegun, pikiranya dia sangat tidak tahu malu bangun terlambat dan tidak membantu menyiapkan sarapan. Kanaya sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Lala, tolong taruh rotinya di atas meja ya!" Pinta Randy di angguki Edella.

"Eh, kakak udah bangun." Pekik Edella tersenyum lebar kala mendapati Kanaya sedang tertegun.

Seketika Randy membalikkan badannya. "Nay! Ayah lagi buat nasi goreng. Kamu cicipin ya nanti."

Kanaya tersenyum manis. "Iya Ayah," jawab Kanaya seraya mendekati Edella untuk membantunya.

"Kamu enggak sekolah hari ini? Ayah denger Kamu udah bolos dua hari loh." Sahut Randy tanpa memandang Kanaya karena fokus memasak.

Kanaya terdiam sejenak sebelum menjawab. "Lagian kalo Kanaya sekolah hari ini. Kanaya nggak bawa seragam. Seragamnya ada di rumah,"

"Ayah punya cadangan. Ayah sengaja beli tahu supaya Kamu kalo nginep ada gantinya. Kamu pasti nggak buka lemari ya?"

Jujur Kanaya sangat tidak habis pikir dengan Ayahnya. "Ayah niat banget sih,"

"Ya habisnya Ayah terlalu kangen sama Kamu. Ayah pengen Kamu selalu ada di deket Ayah. Ayah udah tua loh, Ayah pengen banget di masa tua Ayah ini Kanaya ada di samping Ayah terus." Ungkapnya penuh makna.

Seketika Kanaya terdiam berpikir. Tanpa aba-aba Kanaya menghampiri Randy lalu memeluknya erat. Sejujurnya Kanaya pun merindukan sosok Ayahnya. Sedari kecil hanya Ayahnyalah yang memperlakukan Kanaya dengan baik. "Maafin Kanaya Ayah..." Lirihnya.

Randy tersenyum simpul. "Kok jadi melow sih? Ayah kan cuman ngomong gitu aja. Udah, ayok kita makan kasian tuh Lala udah laper!"

"Iya Kak, ayok cepet makan!" Pekik Edella terkekeh memperlihatkan deretan gigi putihnya.

•͈ᴗ•͈

Kanaya menatap pintu gerbang sekolah yang sudah dua hari ini tidak dia lihat. Dan catat, pagi ini Kanaya berangkat tidak kesiangan ataupun telat. Karena Ayahnya sendiri yang mengantarkan Kanaya.

Jujur, Kanaya sendiri merasa aneh saat datang pagi-pagi ke sekolah. Biasanya selalu datang terlambat dan selalu memanjat tembok belakang tetapi, kali ini dia tidak akan menanjat tembok lagi. Saat ini Kanaya hanya berdiam diri tanpa berniat masuk ke halaman sekolah.

Rasanya ada yang aneh banget, batin Kanaya bergumam.

"Eh! Bu bos tumben-tumbenan nih, nggak ada udang nggak ada batu. Kesambet apaan berangkat pagi?" Cetus Pian berdiri tepat di belakang Kanaya.

Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang