07. Mundur atau Menetap?

109 40 1
                                    

•͈ᴗ•͈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•͈ᴗ•͈

Bryan : Ga, Lo dimana?Agha   : Di lesehan bokap YanBryan : Pulang dulu deh, gue mau ngasih ceramah ke loAgha   : Nggak deh, nanti aja gue ke masjid dengerin ceramahBryan : Cepet Agha, Ini tentang bini loAgha   : Otw!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bryan : Ga, Lo dimana?
Agha   : Di lesehan bokap Yan
Bryan : Pulang dulu deh, gue mau ngasih ceramah ke lo
Agha   : Nggak deh, nanti aja gue ke masjid dengerin ceramah
Bryan : Cepet Agha, Ini tentang bini lo
Agha   : Otw!

Setelah membalas pesan dari Bryan Agha segera membuka Apron biru yang terpasang di badannya seraya menyambar kunci motornya. "Pa, Aga pulang dulu ya. Ada hal mendesak!" Pamit Agha.

"Hati-hati!" Ujar Asep papah Agha.

Agha melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah, pasalnya toko soto Ayahnya sangat dekat dengan rumah. Terlihat Agha turun dari motor seraya menghampiri Bryan yang tengah duduk manis bersama Yumna di teras depan. Lengkap dengan goreng pisang di piring.

"Yah, liat kalian makan pisang jadi inget monyet gue yang ilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah, liat kalian makan pisang jadi inget monyet gue yang ilang." Celetuk Agha seraya duduk di samping Bryan.

"Najis banget dah, monyet aja terus yang lo pikirin." Ledek Bryan menjitak kepala Agha.

"Ya abisnya banyak banget kenangan gue sama si onyet. Susah banget di lupain."

"Kalo misalnya Kanaya pergi kayak monyet lo gimana?" Sahut Yumna melirik Agha.

Agha : Humoris Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang