Salah Paham

852 92 5
                                    

Sore harinya Amelia yang sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dengan semangat 45 menggandeng tangan Jani menuju parkiran Rumah Sakit.

"Akhirnya aku bebas dari penjara bau obat itu, dan terbebas dari suntikan infus yang menyakitkan" bahagia Amelia saat di perbolehkan kan pulang dan terbebas dari Rumah Sakit.

"Tapi ingat jangan kecapean, jangan telat makan, jangan bergadang, janga....." belum selesai Jani menjelaskan larangan yang menurut nya bisa mengakibatkan kan Amel sakit, mulutnya sudah di tutup dengan tangan kanan Amel.

"Apa sih jan, aku bukan anak kecil lagian aku tau kok resiko aku kalau kyk gitu, aku bukan anak kecil" ucap Amel kesal terhadap Jani.

"Oh iya deh, aku gak bakal larang kamu ini itu lagian kamu bukan anak kecil kok" sahut Jani yang kini merasa diri nya tak di hargai oleh Amel.

***

Di perjalanan pulang mereka berdua diam membisu tanpa ada membuka suara. Jani yang fokus menyetir mobil dan pandangan nya fokus ke depan, tak melirik sedikit pun Amel di samping.

Sedangkan Amel kini sedang berperang dengan pikiran nya, dia merasa apa yang dikata kan Jani semua benar dan seharus nya dia mendengarkan apa kata sang kekasih bukan malah memotong omongan dan kesal di kasi tau oleh Jani.

"Sayang"

"Bae"

"Honey"

"Abang galon"

Semua panggilan sayang Amel untuk Jani keluar tapi tak sedikit pun suara keluar dari mulut Jani.

Sekitar 45 menit di perjalanan lumayan lama karena macet, kini mereka sudah sampai di parkiran apartemen.

"Turun, sampai kapan mau di sini" perintah Jani dingin kepada Amel.

Amel yang takut Jani makin marah hanya bisa diam dan turun dari mobil, sedangkan Jani mengambil barang yang di gunakan semasa di Rumah Sakit di kursi belakang mobil.

Memasuki lobby seseorang memanggil Amel   dari belakang. Amel pun menoleh ke belakang dan mendapatkan siapa yang memanggil nya.

Jani yang melihat siapa orang yang memanggil Amel pun bodo amat dan melanjutkan perjalanan menuju lift dan menekan no unit  206. Dan meninggalkan Amel di lobby dengan orang yang memanggil nya.

Jani masuk ke dalam, dan mendudukkan diri nya di sofa ruang tengah.

"Capek banget Tuhan, kok Amel lama ya sama si curuttt itu?" Ucap Jani dengan diri nya sendiri.

Sudah 15 menit Jani duduk, Jani yang merasa gerah pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

AMELIA POV

Saat ini aku menuju kamar apartemen ku, setelah selesai mengobrol dengan seorang yang memanggil ku di pintu lobby tadi.

Aku buka pintu menuju ruang tengah tak ada Jani disana, aku menuju kamar mencari nya dan tak ada. Aku ke dapur dan sama tak ada Jani disana.

Ku dengar suara air di kamar mandi, disanping dapur dan yapsss lampu nya menyala, tanda Jani ada di dalam.

Ku ketuk pintu nya untuk memastikan bahwa benar Jani di dalam, ya kali setan,hehehe.

"Sayang, kamu di dalem?" Ucap ku memastikan.

"Hmmm" Sahut Jani hanya dengan deheman keras dari dalam kamar mandi, pasti dia Salah Paham ama orang ya g menemui ku tadi, atau dia masih marah pas kejadian di mobil ya.

Kutunggu dia di kamar,karena badan ku masih sedikit lemas, sambil menyandarkan kepala ku di kepala ranjang.

Suara pintu terbuka, dan langkah kaki memasuki kamar, ku lihat Jani dengan handuk yang melilit seluruh badan nya, tatapan nya dingin, seolah olah aku tak ada di ruangan itu.

TAKUT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang