Sarah kembali masuk kedalam apartemen lalu mengunci pintu. Niat awalnya ingin pergi dari Andre, sekarang dia malah ingin mengajak Andre pergi bersama dengannya. Sarah berlari menuju kamar Andre, membuka pintu lalu masuk, bergegas duduk di atas ranjang Andre.
"Kamu kenapa? Lagi kerasukan?"
"Emangnya nggak boleh aku balik lagi?"
"Emang ya, wanita sulit banget untuk dimengerti. Tadi bilangnya mau cepet-cepet pergi ketemu klien. Beberapa menit kemudian balik dan bersikap aneh, aku takut kamu ketempelan hantu apartemen."
"Sembarangan aja ya, aku balik lagi karena mau ngomong hal yang sangat penting."
"Sepenting apa, coba?"
Sebenarnya di sini Andre mulai penasaran dengan Sarah. Namun, Andre tidak begitu memperlihatkannya, dia masih terlihat santai dengan Sarah yang malah salah tingkah.
Sekalipun keputusan yang Sarah ambil belum dia pikirkan matang-matang, tapi Sarah yakin ini adalah jalan satu-satunya yang bisa dia tempuh lari dari Mario. Walaupun pelarian ini hanya sementara, karena cepat atau lambat Mario juga akan mengetahui statusnya yang menjadi istri orang.
"Aku terima tawaran bulan madu itu."
"Alasannya apa? kamu bukan tipe orang yang tahu-tahu memutuskan sesuatu hanya dalam satu tarikan napas."
"Aku pikir memang kita membutuhkannya, setelah kita nikah kayaknya terus terjadi perselisihan. Mungkin aja setelah bulan madu semua bisa berjalan seimbang."
"Sepertinya ada sesuatu yang aneh darimu? Jangan-jangan kamu juga minum obatku, ya? Jadi otakmu agak error?"
"Ngapain juga sih minum obatmu, nggak penting banget," jawab Sarah sambil menaikkan satu alis kirinya.
Andre tidak bisa mempercayai ucapan dari istrinya begitu saja. Sekalipun mereka menikah baru seumur jagung, bahkan belum ada, nyatanya Andre sangat mengetahui tabiat dari istrinya yang memiliki idealisme tinggi. Tidak ingin tertipu oleh apa yang Sarah ucapkan, Andre kembali meyakinkan sang istri.
"Ya, aku cuma meyakinkan aja, kamu itu nge-prank atau memang berniat beneran untuk honeymoon?"
"Kamu pikir aku itu youtuber atau selebgram yang apa-apa harus disangkutpautkan dengan prank?"
"Sayang, aku cuma kaget aja dengan keputusanmu ini. Wajar dong kalau aku mengulik sesuatu yang lebih darimu, aku kenal siapa dirimu, Sarah."
"Terserah, whatever, aku nggak peduli! Pokoknya kita harus bulan madu secepatnya, kalau bisa hari ini juga kita berangkat."
"Kok, jadi ngelawak?"
"Ngelawak gimana, sih? Aku tuh beneran gak lagi bercanda!"
"Semua juga membutuhkan persiapan, Sayangku, gak bisa tiba-tiba kita harus pergi sesuai dengan keinginanmu. Kalau mau honeymoon ke Ancol ya bisa, tapi kalau mau ke Bali, kita harus mempersiapkannya dengan matang."
"Aku nggak mau tahu, pokoknya hari ini juga kita harus berangkat ke Bali atau ke manalah pokoknya arus bulan madu," tegas Sarah penuh dengan penekanan agar Andre bisa sefrekuensi dengannya.
"Please Sarah, kamu tuh bukan anak TK yang nggak tahu tentang prosedur bepergian. Ya, nanti aku biar bilang sama Mama, besoklah kita berangkat."
"Nggak mau, harus hari ini! Aku nggak mau tahu, hari ini juga kita harus keluar dari Jakarta."
"Aku merasa kamu jadi kayak teroris deh. Masih ada waktu yang lebih lama untuk kita memikirkan masalah ini."
"Terserah! Kalau hari ini kita nggak pergi, selamanya aja nggak usah ada acara bulan madu segala!" Ancam Sarah bangkit dari ranjang Andre lalu keluar dengan terburu-buru.
Terlihat sangat jelas Andre merasa bingung dan pusing dengan sikap istrinya yang tantrum. Ini hal yang baik ketika Sarah mau mengikuti keinginannya untuk berbulan madu, namun bukan berarti hari ini juga mereka bisa berangkat ke tempat tujuan.
Sebagai seorang suami yang baik, Andre mulai menghubungi Mamanya untuk bernegosiasi perihal acara bulan madu itu. Semua ide berasal dari Mama Siska, berarti Mama Siska pula yang akan memutuskan dan memiliki pertimbangan untuk keberangkatan mereka.
"Halo, Mama lagi di mana?"
"Lagi di rumah habis buat sarapan, kenapa, Sarah ninggalin kamu lagi?"
"Mama jangan selalu berburuk sangka sama menantu, hari ini aku mau bawa kabar yang cukup mengagetkan."
"Apa? Sarah hamil?" tebak Mama Siska tidak ingin bertele-tele.
"Pertanyaannya mulai macam-macam, deh. Hamil dari mana, sejak hari pertama kita nikah sampai sekarang aja nggak pernah seranjang, gimana bisa hamil?"
"Ya, tadi kamu bilang ada kabar yang cukup mengagetkan, Mama pikir Sarah hamil, tapi nggak hamil sama kamu," papar Mama Siska dengan santai, seakan dia selalu memiliki pandangan buruk terhadap menantunya itu.
"Udah deh, kenapa sih harus bahas perihal hamil? Kita lewatkan masalah kehamilan ini karena memang salah belum hamil."
"Lha terus kamu itu mau ngomong apa? Udah kayak kentutnya hansip aja muter-muter nggak jelas!"
"Jadi Sarah menerima tawaran Mama untuk kita honeymoon."
"Ya bagus dong, biar nanti Mama urus," sahut Mama Siska dengan nada santai sambil menuangkan teh ke dalam cangkir cokelat.
"Tapi masalahnya, Sarah mau berangkatnya hari ini juga. Aneh banget, memangnya bisa tanpa persiapan kita pergi?"
"Bisa banget dong, Mama akan mengatur semuanya yang penting kalian bisa pergi honeymoon secepat mungkin."
Mama Siska senang mendengar kabar baik mereka mau berangkat honeymoon. Karena di sini Mama Siska ingin mengamankan menantunya agar tidak mendapatkan serangan dari Melly. Nyatanya di sisi lain, Sarah menerima tawaran itu bukan semata-mata hanya ingin menyenangkan suami dan mertuanya, melainkan untuk sementara waktu menghindar dari Mario.
"Aku nggak yakin deh kita bisa berangkat hari ini juga?"
"Kamu menghawatirkan sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan, Andre. Apa gunanya kita punya perusahaan agen travel kalau hari ini juga kalian gak bisa berangkat honeymoon?"
Seanteng itu Mama Siska menjelaskan tentang kedudukannya yang bisa melakukan segala cara untuk merealisasikan hal kecil seperti honey moon. Sebenarnya di sini Mama Siska hanya ingin melihat Andre bisa relaksasi dan menikmati masa-masa bahagia bersama Sarah tanpa gangguan dari Melly yang terus mengancam.
Andre pun baru ingat jika keluarganya memang memiliki perusahaan di bidang agen travel, namun tidak begitu menonjol. Saking banyaknya perusahaan yang ditangani oleh keluarga besar Andre, sampai-sampai melupakan beberapa perusahaan atau anak perusahan yang berkembang di lintas bidang.
"Astaga, aku kok bisa lupa ya kalau kita punya perusahaan agen travel?"
"Itu saking rajinnya kamu, cuma megang satu perusahaan yang bergerak di bidang garmen, jadi nggak paham tentang banyaknya perusahaan yang kita punya," sindir Mama Siska dengan halus lantaran selama ini Andre memang tidak seperti saudara-saudaranya yang tamak akan harta dan kedudukan.
"Itu udah cukup, Ma, jadi orang enggak usah serakah, hidupnya akan bahagia."
"Mama percaya motto hidup kamu itu yang terbaik!" Seru Mama Siska berusaha menyenangkan putranya. "Oke kalau gitu, Mama persiapkan untuk keberangkatan kalian hari ini juga."
"Thanks ya, Ma, aku pasti bisa jaga diri baik-baik, kok."
"Kamu nggak berangkat sendiri, Ndre."
"Ya aku tahu, Ma, aku berangkatnya sama Sarah. Maksudku, minimal aku bisa jaga diriku sendiri, kupastikan jantungku kuat selama perjalanan."
"Nggak, nanti ada yang akan menemani kalian. Jujur, Mama belum bisa percaya seratus persen dengan Sarah untuk urusan menjagamu."
"Terus kita mau ditemanin siapa?" Tanya Andre mulai bingung dengan keputusan Mamanya. Aneh saja jika bulan madu harus ada pihak ketiga yang ikut dalam acara tersebut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Manis Cinta Satu Malam ✓ (TAMAT)
RomanceKehidupan wanita ini berubah seratus delapan puluh derajat sejak kali pertama kembali bertemu lelaki asing itu. Namun, semua tidak berjalan seimbang lantaran ego mereka sama-sama tinggi. Nyatanya mereka saling menyimpan rasa hingga hal tidak terduga...