Bab 11 Semakin Rumit

48 5 0
                                    

"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Andre kaku sambil berjalan ke arah istrinya yang baru masuk ruang rawatnya.

"Emangnya kamu mau jelasin apa?" tanya Sarah dengan manja seakan ingin memberikan kesan dia istri yang baik.

"Kalau dia Melly, mantanku dan dari kemarin pengen banget ketemu sama kamu."

Tanpa panjang lebar Andre menjelaskan duduk permasalahannya. Dia tidak ingin ada rahasia antara dirinya, Melly, dan Sarah. Berharap semuanya bisa berjalan dengan, Sarah dapat memahami apa yang dia inginkan, dan Melly tahu diri jika mantan kekasihnya telah memiliki istri.

Sarah berjalan ke arah Melly sambil tersenyum manis lalu mengulurkan tangan untuk diajaknya bersalaman. Tidak ada raut dendam terpancar di wajah manis Sarah. Dia seperti wanita yang penuh dengan wibawa dan memberikan kesan positif untuk sekitar

"Aku Sarah, istrinya Andre. Maaf jika kemarin kita belum sempat bertemu, karena memang banyak sekali yang harus aku urus mengenai kesehatan suamiku.'

"Nggak masalah, tadi juga udah dikenalkan kalau aku ini Melly. Benar, aku dan Andre dulu sempat menjalin hubungan cukup lama, akhirnya kita pisah karena kesepakatan bersama."

"Kdepannya kita bisa menjadi teman yang baik, berbagi banyak hal, dan membicarakan fashion terbaru."

"Aku setuju denganmu, Sarah, apa lagi sih yang mau dibicarakan dua wanita kalau tidak mengenai fashion dan gaya hidup?"

"Kita lihat aja nanti, semoga kita memiliki selera yang tidak jauh beda," jawab Sarah dengan senyum sinisnya.

"Aku kira selera kita sama," tambah Melly penuh percaya diri.

"Tentang apa?" tanya Sarah bingung dengan pernyataan dari mantan kekasih suaminya itu.

"Lelaki yang sama, kita sama-sama menyukai dan mencintai Andre. Bedanya aku masa lalu dan kamu masa sekarang, entah untuk masa depan, belum ada yang tahu," sindir Melly dengan halus sambil tersenyum manis, seakan membuktikan dia lebih tangguh dari Sarah.

"Kalian ini ngomong apa sih, nggak penting banget," ujar Andre berusaha membuat keduanya lebih tenang dan tidak bersitegang dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan.

"Ya, kamu harus paham kalau dua wanita bertemu dan memiliki selera yang sama, pasti obrolan mereka terkesan sedikit menyakitkan."

Pernyataan yang Melly ucapkan memang benar adanya. Dia berusaha terkesan lebih mendominasi daripada Sarah. nyatanya walaupun Sarah belum memiliki rasa cinta yang tulus kepada Andre, dia tidak mau kalah dan dianggap remeh di depan mantan kekasih suaminya itu.

"Nggak juga, aku pikir mungkin karena faktor iri menjadikan obrolan sedikit terkesan menyakitkan," ungkap Sarah dengan santai sambil meraih tangan kanan Andre untuk dia genggam.

Dua wanita itu saling melempar sindiran satu sama lain. Andre tidak dapat berbuat banyak lantaran pernah singgah di kedua hati wanita itu. Dirinya terlalu lemah untuk mengatakan lebih berpihak kepada Sarah kala Melly terus menyudutkan istrinya.

Terlihat jelas di sini Melly terkesan cemburu dengan menampilkan senyum sinisnya yang manis. Di sisi lain Andre sangat diuntungkan dalam situasi ini. Dia bisa merasakan bagaimana memiliki istri yang tidak ingin terkalahkan oleh mantan kekasih suaminya.

"Udah ya, aku sama Sarah mau pulang," kata Andri sambil menatap tajam istrinya seakan memberikan instruksi agar mereka bisa kompak dalam menghadapi Melly. "Sayang, apa semua administrasi rumah sakit sudah kamu selesaikan?"

Setali tiga uang dengan sang suami, nyatanya Sarah bisa memahami apa yang anda inginkan. Dengan santai dia memainkan perannya sebagai istri yang baik, sabar, penuh kasih sayang dan cinta pada suaminya.

"Iya, Sayang, aku sudah urus semuanya dan kamu bisa pulang hari ini juga."

"Terima kasih ya, istriku Sayang. Kamu memang yang terbaik, pastinya dapat diandalkan dalam segala hal," puji Andre pada Sarah sambil mengecup kening istrinya untuk memberikan apresiasi karena kesabarannya selama ini.

"Nggak masalah, aku beruntung karena kamu telah memilihku menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupmu," timpal Sarah sambil mengecup pipi kiri Andre untuk memberikan balasan atas atas kecupan kening dari suaminya.

Melly hanya bisa menatapnya dengan tatapan nelangsa. Dia begitu iri dengan kedekatan antara Sarah dan Andre. Entah apa misi yang membuat Melly ingin terus dekat dengan Andre, sepertinya memang kedatangan Melly bukan hanya untuk berkenalan dengan Sarah, namun ada niat lain di balik itu semua.

"Oke, aku nggak mau mengganggu kemesraan pasangan pengantin baru ini. Aku harap ke depannya kalian terus seperti ini tanpa adanya settingan."

"Tenang aja, nikahnya beneran, bukan nikah kayak di sinetron," sahut Andre santai tidak ingin terlihat kalah di depan Sarah.

"Aku lagi bercanda, kenapa sih sekarang kamu baperan?"

Belum sempat Andre memberikan jawaban terbaiknya, Sarah menjadi tameng pelindung untuk suaminya. "Bukan baperan, cuma mau menjaga perasaan istri. Menjelaskan kalau memang pernikahan kami itu murni karena cinta, bukan settingan."

"Biasa aja dong, Sarah, nggak usah terlalu dipikirin. Lagian kan aku juga bercanda, susah ya, ngomong sama pengantin baru."

"Bukan susah, Melly, aku pikir malah kamu yang baperan karena keromantisan kami berdua."

"Udah dong Sarah Sayang, nanti di waktu yang tepat pasti Melly akan menemukan pendamping hidup terbaiknya."

"Terima kasih ya, Ndre, doanya. Intinya kembali ke mantan itu bukan pilihan terbaik, tapi kalau jalannya memang seperti itu, mau gimana lagi?"

Melly semakin membabi buta dalam mengolah kata untuk menyindir istri Andre. Dia seakan piawai memainkan kalimat demi kalimat, retorika, untuk membuat Sarah terbakar emosi.

Mengetahui sang istri sering tempramen dan marah-marah tidak jelas, Andre menggenggam erat tangan kanan Sarah. berharap istrinya memahami untuk sesaat menahan emosi jangan sampai meledak di depan Melly. Melly sendiri yang mengetahui makna dari genggaman tangan itu segera mengedipkan kedua matanya, tanda setuju memahami keinginan Andre.

"Semua sudah diatur sama Tuhan, sudah ada jalannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia untuk menemukan jalan hidup itu," papar Sarah sambil terus menampilkan senyum manis dan lesung pipitnya itu.

"Oke, kalau begitu aku pulang dulu, ya. Semoga kita di lain waktu bisa bertemu dalam situasi yang lebih santai."

"Yup, bisa diatur, ya, kan Suamiku Sayang?"

"Pastinya, tinggal tunggu tanggal mainnya aja," tambah Andre dengan sangat percaya diri lantaran Sarah berpihak padanya.

"Kalau begitu aku tunggu tanggal baiknya kalian ngundang aku lagi," ucap Melly sambil berjalan menuju pintu keluar. "Bye!" Seru Melly sambil melambaikan tangan kanannya sebagai tanda perpisahan sesaat.

"Bye!" sahut Sarah dan Andre kompak sambil sama-sama melambaikan tangan kanan mereka untuk tanda perpisahan pada Melly.

Setelah dipastikan Melly telah jauh dari area ruang rawat Andre, Sarah melepaskan genggaman itu dengan kasar. Wajahnya tidak lagi menunjukkan wanita sabar. Dapat dipastikan Sarah telah kembali seperti dirinya yang tegas dan idealis.

"Tidak ada yang gratis di dunia ini, Ndre! Aku benci kamu memanfaatkan situasi terhimpit itu."

"Tapi, kamu itu istriku. Apa yang kita lakukan tadi sudah benar."

"Itu menurut versimu, Andre, aku membenci sebuah drama yang tidak ditampilkan di layar televisi!"

***

Karma Manis Cinta Satu Malam ✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang