Bab 7 Khawatir Hadir

68 6 0
                                    

"Jadi, gimana Dok kondisinya?"

"Sejauh ini jantungnya masih stabil. Belum bisa memberikan diagnosa secara tepat dan cepat, tapi observasi terus kita lakukan untuk menemukan permasalahan kenapa Pak Andre tiba-tiba pingsan."

"Atau jangan-jangan terjadi penolakan organ?" tanya Sarah sedikit mengintrogasi sesuai dengan kemampuannya memahami situasi Andre, sebelas dua belas dengan film yang pernah dia tonton.

"Mohon maaf Ibu Sarah, kami tidak bisa memberikan kesimpulan secepat itu, sebelum melakukan observasi yang tepat."

"Baiklah, semoga saja dia tidak kenapa-napa dan pingsannya hanya karena kelelahan."

"Saya harap juga seperti itu, kalau begitu saya permisi dulu, ya. Jika terjadi sesuatu dengan Pak Andre, langsung saja kabari saya."

"Pasti, terima kasih banyak, ya, Dok."

Setelah beberapa saat berbincang dengan dokter jantung yang menangani Andre, hati Sarah sedikit tenang mendengarkan informasi dari dokter itu. Sarah berjalan menuju ruang rawat suaminya. Rasanya ego yang selama ini terus dia junjung mulai tergerus oleh kesabaran hati yang ditunjukkan Andre.

Tepat di depan pintu ruang rawat sang suami, Sarah menghentikan langkah kakinya. Dia melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka, jika sang suami sedang mengobrol asyik dengan seorang wanita berjubah putih. Sarah memang meyakini dia adalah Melly, mantan kekasih Andre.

Tidak ingin mengganggu obrolan mereka, Sarah memutuskan ke kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan lantaran belum sarapan. Langkahnya semakin cepat menghindar dari area ruang rawat Andre. Dia tidak ingin kemarahannya kembali menguasai diri melihat sang suami begitu dekat dengan mantan kekasihnya.

"Kamu ngapain waktu itu apartemenku?"

"Aku tuh berencana mau silaturahmi sama istrimu. Kamu itu nyebelin banget ya, nikah tapi nggak ngabarin aku."

"Katanya kuliah di Kanada, mana sempat kamu datang pernikahanku?"

"Kan ada pesawat dan mendarat di waktu yang tepat. Buktinya aku bisa sampai di sini, niat hati ingin kasih surprise malah aku yang kena surprise."

"Tahu rasa, emang enak di prank sama mantan pacar?"

"Dasar, ya! Tapi istrimu ada di sini, kan?"

"Iya, dia tadi baru datang terus dipanggil untuk ke ruang dokter buat bahas kondisiku."

"Aku tunggu aja ya, semoga dia cepat datang ke sini, pengen banget bisa kenalan sama dia."

Andre tersenyum tipis mendengarkan gurauan dari mantan kekasihnya itu. "Ngomong-ngomong kamu itu orang paling aneh di dunia ini."

"Aneh kenapa?"

"Nggak ada angin, nggak ada hujan, ngapain sih kamu pakai jubah dokter? Lagian kan kamu nggak lagi koas atau praktek di rumah sakit ini," tegur Andrea sambil memukul lembut bahu kanan Melly.

Melly tertawa lepas mendengarkan apa yang Andre ucapkan. memang benar adanya, jika dia tidak sedang praktek di rumah sakit yang saat ini Andre tepati. Namun, ada alasan menggelitik Kenapa Melly terus menggunakan jubah kebesarannya itu.

"Cuma mau pamer aja, kalau aku udah jadi dokter."

"Jadi, orang sombong amat, sih! Emangnya mau pamer sama siapa?"

"Sama semua orang yang melihat aku dong, termasuk kamu."

"Dasar cewek aneh!"

"Walaupun aneh kayak gini, kan, kita pernah pacaran tiga tahun, udah kayak kredit motor aja, ya?" gurau Melly sambil memukul manja lengan tangan kiri mantan kekasihnya itu.

Di sisi lain Andre sedikit merasa tidak enak hati mendengar gurauan dari Melly. Dia tidak pernah menyangka jika Melly terus mengingat hubungan itu, walau sekarang Andre telah memiliki istri. Andre pun berinisiatif untuk menjaga jarak antar hubungan mereka agar tidak terlalu dekat, takut saja hal itu akan membuat Sarah menjadi curiga dan cemburu terhadap mereka.

"Eh, Sorry ya, kemarin setelah aku bawa kamu ke UGD dan aku telepon tante, aku langsung pergi karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan."

"Nggak masalah, kamu bawa aku ke rumah sakit aja udah hal yang luar biasa."

"Lain kali jangan pingsan lagi ya, takut aja esok harinya ada kiriman bunga duka cita memenuhi penataran apartemenmu."

"Amit-amit, kalau ngomong yang bener ngapa, karena itu sebagian dari doa."

"Canda, kenapa sih sekarang jadi baperan banget? Emang kalau laki-laki udah nikah selera humornya berkurang, ya?" tanya Melly santai sambil terus tertawa mengingat kisah-kisah masa lalu mereka.

"Bukan baper, tapi hanya mau jaga perasaan istri. Takut aja nanti malah terjadi salah paham. Masalah semakin panjang dan rumit."

"Duh, baru nikah tiga hari aja udah bisa tarik kesimpulan sekeren itu. Kayaknya aku nyesel deh waktu itu mutusin kamu," ucap Melly sambil bangkit dari tempatnya terduduk, untuk duduk di ranjang mantan kekasihnya.

"Apaan sih, Mel, itu udah masa lalu. Mungkin kita bisa menyebutnya cinta monyet?"

"Enak aja Clcinta monyet, aku tuh manusia, siapa juga yang mau disamain sama monyet? Asal kamu tahu juga, cinta aku tuh beneran!"

Lama-kelamaan Melly sedikit di luar batas. Ingin hati Andre berusaha menegur Melly untuk hubungan mereka saat ini. Mungkin, hal itu mungkin membuat Melly sedikit tersinggung, akhirnya Andre memutuskan untuk diam dan melihat sejauh mana Melly mulai melangkah dengan status mereka sebagai mantan kekasih.

"Mel, emang nggak ada acara selain jenguk aku di sini?" tanya Andre berusaha untuk mengalihkan perhatian Melly.

"Kamu mau mengusir aku?"

"Nggak gitu, Mel, tapi udah lama banget lo kamu ada di sini. Maksudku kan, kamu mau ketemu sama Sarah, tapi istriku mungkin masih ada beberapa urusan rumah sakit yang harus diselesaikan, jadi nggak balik-balik."

Melly pun melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Sebenarnya gadis itu memiliki janji dengan seseorang, namun sedikit ditunda karena ingin menjenguk mantan kekasihnya itu.

"Benar juga sih, sebenarnya hari ini aku mau bertemu sama temanku yang menawari ku untuk menjadi dokter di salah satu rumah sakit di Jakarta."

"Wah, bagus dong, pasti akan kamu ambil, kan?"

"Ya, kita lihat nanti aja, lagian kuliahku di Kanada belum selesai. Tapi, kalau memang misalnya bisa nunggu aku setahun atau dua tahun, mungkin aku bisa bekerja di Jakarta aja."

"Aku doakan yang terbaik untukmu."

"Aamiin ... oke deh kalau gitu, aku mau ke luar dulu, nanti kalau urusanku udah selesai dan Sarah istrimu udah datang, aku kabarin, ya, soalnya aku mau ke sini lagi."

Andre hanya tersenyum tipis, dia tidak ingin memberikan janji kepada mantan kekasihnya itu. Di sini sebenarnya Andre mulai menjaga perasaan Sarah. Dia tidak ingin istri dan mantan kekasihnya itu terlibat percekcokan, karena sejauh ini Sarah memang sangat emosional dan suka marah-marah.

Tanpa permisi Melly mendaratkan kecupan di dahi mantan kekasihnya. Cukup kaget dengan apa yang dilakukan Melly membuat Andre tersentak. Dia tidak pernah menyangka perlakuan Melly kepadanya tetap sama dari dulu hingga sekarang.

"Aku pulang dulu, ya, kalau ada apa-apa bisa kok hubungin aku."

"Terima kasih, kayaknya nggak perlu deh, lagian ada Sarah yang terus menemaniku, ngapain sih harus hubungin mantan lagi?"

Melly hanya tersenyum sinis lalu dia pergi meninggalkan Andre. "Bye!" Teriaknya ketika keluar dari pintu ruang rawat sambil melambaikan tangan pada Andre sebagai tanda perpisahan sesaat.

***

Karma Manis Cinta Satu Malam ✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang