"Sarah, kamu sudah menghubungi temanmu yang ada di Malang itu?"
"Belum aku hubungi, tapi aku pikir pasti bisa kok."
"Jangan gampang di masalah kayak gitu, kita sampai Malang ternyata temanmu nggak ada."
"Ya udah, aku telepon dia dulu, ya," ucap Sarah sambil mencari nomor telepon temannya lalu menghubunginya.
Tidak membutuhkan waktu lama panggilan itupun tersambung. Segera Sarah menyampaikan apa yang menjadi keinginannya menelepon temannya. Andre yang ada di samping Sarah pun hanya duduk santai sambil melihat istrinya cari tempat tinggal untuk mereka honeymoon.
"Halo, Mira, apa kabar?" sapa Sarah dengan ramah di awal percakapan.
"Halo, Sar, aku baik, kok. Kamu jadi ke Malang, kah?"
"Jadi dong, ini aku sama suami udah perjalanan di kereta mau ke Malang. Kamu udah nyiapin rumah untuk kami?"
"Pastinya, nanti kalau udah nyampe Malang, kamu telepon aja lagi, biar supir yang jemput."
"Terima kasih banyak ya, Mira, udah baik banget mau nampung kami."
"Sama-sama, lagian kalian itu honeymoon tapi kok sembunyi-sembunyi?"
"Ceritanya panjang banget, kalau cerita di telepon pasti nggak bakal selesai. Nanti kalau kita udah ketemu baru deh aku ceritain semuanya."
"Siap, jadi kamu nikahnya sama Mario?"
Mira tidak mengetahui perihal Sarah yang ternyata tidak menikah dengan kekasihnya, melainkan dengan jodoh yang dipilihkan oleh keluarga. Tidak lantas Sarah menjelaskan semuanya, ada jeda yang cukup lama untuk perempuan itu berpikir, apa yang perlu dijelaskan. Terlebih ada Andre yang berada disampingnya, takut saja jika nanti salah bicara akan menyinggung suaminya.
"Sar, kamu masih di situ?" tanya Mira yang bingung, tiba-tiba suara Sarah menghilang begitu saja.
"Iya, aku masih di sini. Sorry, tadi aku lagi benerin tas yang jatuh," ucap Sarah memberikan logis agar Mira percaya.
"Oh, aku pikir kamu ninggalin percakapan kita."
"Ya, nggak lah, Mir, tapi beneran ya, rumah itu sudah siap untuk kami?" tanya Sarah berusaha mengalihkan topik pembicaraan mengenai Mario.
"Sudah dong, kalian tinggal nempatin aja. Rumah lama sih, tapi semuanya masih bagus dan terawat."
"Syukur deh kalau gitu, aku jadi nggak sabar pengen buru-buru sampai."
"Okay, deh, kamu nikmati aja dulu perjalanan naik keretanya, kalau udah sampai jangan lupa kabari, ya," pesan Mira sebelum mengakhiri percakapan.
"Pastinya, maaf ya, ngerepotin mulu. Bye, sampai ketemu di stasiun."
"Bye, hati-hati, ya di jalan."
Klik.
"Gimana, rumah yang mau kita tempati udah siap?" tanya Andre memastikan semua telah siap sebelum mereka tiba di sana.
Sarah angguk, "Udah siap kok, tinggal nempatin aja."
"Aku lega dengernya," sahut Andre sambil memegang keningnya yang terasa pening.
Melihat tingkah Andre, Sarah sebagai istri ingin menenangkan. Pasalnya saat ini dia ingin ternilai baik di depan Andre agar dramanya bisa berjalan lancar.
"Kamu kenapa, Ndre?"
"Nggak tahu nih, tiba-tiba kok pening."
"Apa kamu tadi belum minum obat? Atau ada rasa lain, misal mual?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Manis Cinta Satu Malam ✓ (TAMAT)
RomanceKehidupan wanita ini berubah seratus delapan puluh derajat sejak kali pertama kembali bertemu lelaki asing itu. Namun, semua tidak berjalan seimbang lantaran ego mereka sama-sama tinggi. Nyatanya mereka saling menyimpan rasa hingga hal tidak terduga...