Sarah mempersiapkan pakaian untuk acara bulan madu mereka. Sudah banyak yang dimasukkan ke dalam koper karena dia mau perginya hari ini juga. Apa pun yang terjadi Sarah harus keluar dari Jakarta sebelum Mario menemukannya.
Andre masuk ke kamar tamu untuk menemui istrinya. Senyumnya terus dia tampilkan karena mengetahui Sarah sangat bersemangat dengan acara bulan madu itu. Andre banyak berharap Sarah memiliki waktu khusus untuk agar mereka bisa saling kuat dalam hal mencintai.
"Sayang, memangnya kita mau berangkat jam berapa?"
"Tiga atau empat jam lagi? Nggak usah ngikutin apa yang mamamu inginkan, fiks kita akan pergi ke Malang, jadi itu sesuai dengan keinginanku."
"Iya Sayang, aku ikutin ke manapun kamu pergi. Kita berapa lama di sana?"
"Mungkin satu minggu, bisa lebih juga, sih. Emangnya kenapa, kamu lagi ada kesibukan di Jakarta?"
"Nggak gitu, cuma mau memastikan aja. Lagipula kerjaanku kan bisa di-handle dari mana aja."
"Bagus deh kalau gitu, cepet siap-siap! Nanti kalau mobilnya udah datang kita langsung pergi."
"Loh, emangnya nggak pakai mobil kita aja? Kita bisa gantian nyetir, kan?"
"Jangan gila Andre, dengan mudah mamamu bisa menemukan kita, kalau mobil itu kita pakai."
di sini Sarah berpikir cerdas jika meninggalkan Jakarta menggunakan mobil milik keluarga besar dari Andre pasti akan cepat ketahuan. Sarah tidak habis akal, dia menyewa mobil dari salah satu kawannya untuk bisa mengantar mereka ke Malang.
Nyatanya Andre memiliki pemikiran yang berbeda. Dia tidak setuju pergi ke Malang memakai mobil sewaan itu. Ada alternatif lain yang mungkin akan membuat mereka merasakan dunia yang berbeda.
"Aku enggak setuju kalau kita ke sana naik mobil sewaan itu."
Seketika Sarah menghentikan kegiatannya merapikan pakaian untuk dimasukkan dalam koper. "Maksudmu apa, jangan bikin masalah, deh!"
"Ya, aku nggak mau aja kalau kita ke Malang naik mobil, gimana kalau kita naik kereta atau bus? Bukankah kamu pengen sensasi yang berbeda dalam menikmati hari-hari honeymoon kita?"
Sarah tersenyum tipis mendengar apa yang Andre ucapkan. Diia tidak pernah menyangka jika suaminya itu memiliki ide cemerlang dalam masa pelarian. Tidak butuh waktu lama, Sarah menyetujui apa yang suaminya inginkan.
"Ide yang cemerlang, aku pikir hal ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa," ucap Sarah dengan penuh kegembiraan sambil berlari ke arah Andre lalu memeluknya.
"Aku hanya mau kamu bahagia, Sayangku!" Seru Andre sambil menikmati pelukan dari istrinya itu, dia tidak ingin melepasnya, bahkan berharap semakin erat dan dalam.
"Terima kasih ya, sejauh ini kamu memang selalu menomorsatukan aku. Rasanya nggak pantas kalau aku harus membenci pernikahan ini."
Perlahan Sarah melepaskan pelukan itu. Menatap Andre penuh makna dengan mata yang berkaca-kaca. Dalam posisi ini, akan mengingat kenangan-kenangan indah mereka. Di mana dia selalu membenci Andre, namun lelaki itu tetap setia dan memberikan yang terbaik untuknya.
"Nggak usah merasa nggak enak, aku memang suamimu, sudah sewajarnya harus memberikan yang terbaik untuk istriku."
"Semakin ke sini aku semakin yakin, jalan hidupku memang bersama denganmu. Sekalipun kita sering bertengkar, tapi akan cepat terjadi dengan sendirinya."
"Itu kamu paham," sahut Andre dengan cepat sambil terus menampilkan senyum kegembiraannya mendengarkan apa yang Sarah ucapkan.
Kali ini Andre yang memeluk Sarah, dia menikmati aroma tubuh istrinya. Wangi aroma mawar sebagai parfum yang mendominasi, tidak ingin pelukan itu cepat tergantikan, Andre mencoba mengobrol agar pelukan itu semakin lama.
"Kamu wangi banget, udah kayak bidadari aja," puji Andre berharap Sarah menyukainya.
"Ini parfum yang diberikan oleh mamamu waktu kita nikah kemarin. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai aroma mawar yang menyengat, tapi karena ini pemberian dari mertua, jadi harus aku pakai."
"Oh, ya, ternyata mamaku sayang banget sama menantunya."
"Aku pikir demikian, mungkin karena aku menantu yang paling cantik?"
Dalam pelukan itu Andre tersenyum manja mendengar apa yang Sarah ucapkan. Dia tidak menyangka jika istrinya memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Itu malah membuat Andre semakin bersemangat untuk memuji Sarah agar merasa di atas awan dan semakin mencintainya.
"Kamu emang cantik, cantik banget malahan. Tanpa make up udah natural cantikmu itu."
"Nggak usah gombal, itu terlalu hiperbola untukku. Kamu juga tampan, tapi sayang, sakit jantung. Aku harus berhati-hati, jangan sampai menjadi janda muda," ucap Sarah santai sambil mengecup bahu kanan suaminya.
Andre cukup kaget dengan pernyataan yang Sarah berikan. Nyatanya istrinya itu memang realistis dalam hidup. Benar adanya, walaupun Andre tampan dan kaya, tapi penyakit jantung itu terus membuat semua orang yang ada di dekat Andre merasa iba dan khawatir hal buruk bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
"Aku janji nggak akan pernah ngecewain kamu. Nanti pasti aku akan sembuh, sekarang alat medis sudah sangat canggih pasti ada alat yang bisa membuat hidupku bertahan lebih lama lagi."
"Iya, semoga aja ada jalan terbaik dan kamu bisa sembuh. Sekali lagi tolong jaga jantung ayahku, jangan pernah mengecewakannya."
Perlahan Sarah mulai melepaskan pelukan itu. Dia kembali menjadi sendu ketika mengingat kenangan tentang ayahnya. Pengorbanan lelaki yang sangat dia cintai di kali pertama membuka mata itu tidak main-main. Rela memberikan jantung untuk Andre di detik-detik terakhir hidupnya.
Tanpa Sarah sadari, air matanya terjatuh membasahi pipi meronanya. Cukup sigap Andre menghapus air mata itu dengan telapak tangan kanannya perlahan dan sangat lembut. Dia merasa bersalah ketika Sarah kembali mengingat kenangan tentang ayahnya.
"Maafkan aku yang membuatmu harus membuka kenangan masa lalu," kata Andre penuh dengan penyesalan sambil terus menghapus air mata itu.
Sarah menggeleng, tidak seutuhnya Ini semua karena Andre. "Bukan, ini bukan salahmu, aku aja yang cengeng kalau ingat tentang ayah. Beliau orang terkuat dan terhebat yang pernah aku temui, cinta pertamaku untuk selamanya."
Penuh dengan rasa cinta, Andre mendekap istrinya. Dia hanya ingin memberikan rasa nyaman seperti yang diberikan oleh almarhum ayah mertuanya. Sarah mulai kembali merasakan detak sang ayah dalam suaminya.
"Bukankah detak itu masih berjalan dengan baik?"
"Pasti Sayangku, aku janji detak ini akan selalu ada untuk selamanya. Menjaganya seumur hidupku, untukmu dan untuk keluarga kita."
"Terima kasih, Ndre, maaf ya kalau selama ini aku selalu berprasangka buruk padamu."
"Gak ada yang salah, gak perlu minta maaf. Semua hanya masalah waktu, aku yakin kita memang pantas bahagia untuk pernikahan ini"
"Semoga, hal baik selalu ada dalam diri kita," sahut Sarah cepat sambil terus menenggelamkanmu tubuhnya dalam pelukan Andre.
"Apa yang menjadi takdir kita, tidak dapat diubah, dan aku percaya kamu takdir hidupku, istriku Sayang."
Sarah tersenyum manis menatap suaminya dengan manja. "Kamu nggak tahu aja, ini semua hanya kamuflase belaka, Ndre, biar kamu percaya denganku dan aku bisa mengontrolmu sesuai dengan kehendak yang aku inginkan," ucap Sarah dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Manis Cinta Satu Malam ✓ (TAMAT)
RomanceKehidupan wanita ini berubah seratus delapan puluh derajat sejak kali pertama kembali bertemu lelaki asing itu. Namun, semua tidak berjalan seimbang lantaran ego mereka sama-sama tinggi. Nyatanya mereka saling menyimpan rasa hingga hal tidak terduga...