Chapter 6

2.6K 223 6
                                    

Yeoja itu menangis. Bahkan mata indahnya tak mampu terbuka karna banyaknya genangan air yang tak henti hentinya keluar.

Hatinya benar benar sakit hari ini. Bahkan orang yang ia sayangi telah berkhianat dan ia benci itu.

Bayangkan awal ia membuatmu terbang hingga langit ketuju kemudian di akhir ia menghempaskanmu begitu saja tanpa berniat sedikitpun menolongmu.

"Arghhhhh..." teriak hayoung frustasi rambutnya sangat berantakan bahkan lebih berantakan dari bed bewarna tang tengah ia tiduri

Tok tok..
Bunyi suara pintu mengagetkannya membuatnya seolah bertanya siapa yang berani mengganggu acar depresinya

"Hayoungah.. Ada mm.. Sehun ia ingin bertemu denganmu" ucap seseorang yang hayoung ketahui adalah eommanya sendiri membuatnya menghela nafas panjang

"Aku malas eomma.. Suruh saja ia pergi" balas hayoung masih menutupi dirinya dengan selimut

"Tapi ini sangat penting" lanjut eommanya yang membuat hayoung dengan terpaksa pergi ke kamar mandi menghilangkan semua bekas depresinya

***
"Ada apa" tanya hayoung begitu mereka sampai di taman kota. Tempat yang selalu mereka kunjungi dulu. Sehun yang mendengar perkataan hayoung hanya menunjukkan senyumnya seakan tidak ada masalah yang terjadi

"Duduklah" ucap sehun menarik hayoung duduk di bangku taman. Jarak duduk yang terpaut jauh membuat sehun menyadari kesalahannya akhir akhir ini benar benar kesalahan besar yang tidak seharusnya ia pilih

Ia harus memilih untuk pergi pindah bersama eomma dan appanya karna appanya yang akan meneruskan bisnis keluarga di suatu negara membuatnya harys memilih keputusan terbesarnya untuk membuat hayoung meninggalkannya dan membencinya. Itulah satu satunya cara ia bisa tenang dan membuat hayoung dapat mencari penggantinya dengan mudah

Namun sehun akui ia memang salah seharusnya ia berbicara pada hayoung bahwa ia akan pindah. Mungkin saja hayoung mengerti dan bisa melupakan sehun tanpa harus tersakiti seperti ini

"Kenapa kau tidak duduk di sebelahku?" tanya sehun mengakhiri suasana yang hambar ini

"Aku sudah melakukannya" balas hayoung tanpa mengalihkan wajahnya dari toko bubble tea yang terletak di depan taman tepatnya seberang jalan di dekat taman

"Maksudku seperti ini" dengan segera sehun menarik hayoung agar lebih mendekat dengannya membuat hayoung hampir saja terjatuh

"Kau masih marah?"

"Entahlah" hanya itu kalimat yang terucap di bibir hayoung semua otaknya seolah menolak untuk mengirim kata yang lebih panjang dari itu

"Mianhae.. Aku tidak bermaksud menjauhimu akhir akhir ini. Tapi sesuatu telah membuatku seperti ini. Mungkin caraku benar benar salah dalam bertindak hayoungah.." ucap sehun membuat hayoung mengernyitkan dahi tanda ia tak mengerti

"Aku akan pindah" lanjut sehun yang kali ini benar benar membuat hayoung melebarkan kedua matanya

"Mwooo" teriak hayoung membuat sehun tersenyum bahkan hayoung telah melupakan semua kesalahan sehun terganti dengan sikap kawatirnya membuat sehun benar benar bahagia kali ini

"Beberapa hari lalu ahjussiku meninggal dan ia sebatang kara. Karna diantara keluarga kami tidak ada yang mau mengurus bisnisnya appa ku dengan rela harus mengurus bisnis ahjussiku tepatnya keluarga. Kami harus pindah sejak hari itu hayoungah.. Tapi aku membuat appaku mengulur beberapa hari karna aku belum siap mengucapkan ini denganmu.. Jadi aku membuat agar kau bisa membenciku supaya kau tidak akan sedih ketika aku akan-"

Glek..
Belum sempat sehun menjelaskan semuanya kedua tangan hayoung terulur memeluk sehun air matanya kembali mengalir membuat wajahnya semakin berantakan

"Kumohon.. Jangan lanjutkan" ucap hayoung beserta isak tangisnya

"..." tidak ada balasan dari sehun ia lebih memilih diam dan kembali memeluk hayoung kedekapannya

"Aku akan berangkat besok.. Maaf hari ini aku tidak bisa bersamamu karna aku harus mengurus surat kepindahan" kali ini hayoung benar benar mempererat pelukannya tehadap sehun. Orang pertama yang membuatnya bisa merasakan cinta harus pergi karna takdir yang memilih

Deg..
Sehun melepaskan pelukannya membuat hayoung bertanya "kenapa" sedangkan sehun hanya menunjukkan senyumnya dan semakin mendekatkan wajahnya di wajah hayoung.

Deg deg deg..
Jantung hayoung berdetak lebih kencang dari sebelumnya membuat sehun tersenyum menunjukkan smirknya

Blush.. Sehun membisikkan sesuatu yang membuat hayoung memerahkan kedua pipinya

"Semoga aku akan kembali atau kau akan bertemu denganku suatu saat dan kita akan menikah" hayoung hanya terdiam mencerna perkataan sehun. Umurnya yang baru menginjak 14 tahun tidak terlalu yakin dengan apa yang sehun katakan semua masih dalam kata ambigu baginya

Sehun segera berdiri dan merogoh saku mantelnya terlihat kalung yang cantik menghiasi tangan sehun.

Dengan perasaan yang tercampur aduk ia menundukkan tubuhnya dan memasangkan kalung cantik itu ke leher jenjang hayoung membuat hayoung lagi lagi bersemu merah

"Jaga itu.. Suatu saat ketika kita bertemu aku akan mengenalimu lewat kalung ini. Ak..aku harus pergi hayoungahh.." lirih sehun menatap wajah hayoung Sedih. Wajahnya yang semakin pucat akhir akhir ini menyadarkan hayoung bahwa dipastikan namja ini benar benar tertekan karnanya

Tap tap..
Sehun segera berjalan meninggalkan hayoung yang masih terduduk di bangku taman

***
Di sebuah rumah yang cukup besar terdengar suara berisik dari sebuah kamar. Siapalagi kalau bukan bomi dan chanyeol mereka baru saja mengakhiri pertengkaran mereka dengan permainan games psp yanv chanyeol punya

"Yaya kau !! Jangan berani menyelipku eohh" teriak bomi membuat chanyeol tertawa

"Katakan bahwa kau mencintaiku aku akan mengalah untukmu"

"Tidak akan.. Aku akan memenangkan perlombaan ini karna usahaku sendiri" tegas bomi semakin melajukan mobilnya membuat chanyeol tersenyum

"Yaaaa !! Kau kalah hahahhaha... Kau harus menurut padaku mrs park" ujar chanyeol membuat bomi mendengus kesal

"Namaku yoon bomi... Ara ara apa yang akan aku lakukan eoh ??"

"Jangan berada di kelas itu jebal" pinta chanyeol menunjukkan aegyoonya yang menurut bomi sangat lucu

"aku tidak mauu" goda bomi membuat chanyeol mencubit kedua pipi bomi

"Wae?" tanya chanyeol masih mencubit kedua pipi bomi

"Aaa sakit.. Lepaskan.. Aku tidak mau karna aku bisa sebangku dengan sehun dia tampan dan baik tidak sepertimuu" ucap bomi menggoda chanyeol sedangkan chanyeol yang merasa kesal menhentikan aktifitasnya dan berdiri hendak pergi meninggalkan kamarnya

"Yaya kau marah? Aku hanya bercanca hahahah"

"Bercandamu sungguh tidak lucu sama sekali" balas chanyeol masih menunjukkan wajah kesalnya

Dengan perlahan bomi menghampiri Chanyeol dan memeluknya

"Mian kalau begitu" ucap bomi membuat chanyeol tersenyum senang ia sangat senang karna bisa menggoda bomi meski dalam kenyataan bomi yang lebih cenderung menggodanya

Waktu yang terus berjalan membuat dua pasangan ini menjalani kehidupan mereka. Entah itu menyakitkan ataupun membahagiakan. Takdir tak pernah salah ia hanya membagi kebahagiaan dengan tepat.

Sehun yang pindah ke luar negri entah kemana hayoung yang belum tahu hanya menunggunya meski ia tidak tahu kapan ia akan bertemu dengan namja itu.

Sedangkan chanyeol bomi merasakan cinta masa muda mereka dan bahagia. Mereka melewatinya, hingga mereka tak sadar bahwa sesuatu yang buruk akan menimpanya


Tbc
Xoxopink?
Koment ya?

I DONT WANNA HURT YOU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang