2. dua suasana

496 266 224
                                    

Semilir angin menyapa, dengan dedaunan kering yang ikut menerpa membuat gadis cantik bernama Caramel itu tersenyum manis tak terhingga. Hari ini, ia banyak belajar tentang caranya mensyukuri kehidupan, meskipun terbilang kehidupannya tidak damai dan tidak riuh.

Ia berjalan di sepanjang trotoar, bersenandung kecil bahkan tubuh kecil nya berputar ria menikmati angin yang berhembus. Ia melihat halte bus dan berniat untuk duduk di sana dan beristirahat sejenak. Mengingat bahwa rumahnya masih jauh dari sini. Caramel melihat kupu-kupu yang tengah hinggap di kursi halte, nampak kupu-kupu tersebut memiliki sayap yang sudah robek.

"Butterfly kecil, mengapa kamu seperti ini? siapa yang membuat mu demikian?" monolog Caramel.

Tangan Caramel terulur untuk membawa kupu-kupu tersebut dan meletakan nya diatas daun. Seketika pupil matanya ikut membesar ketika melihat kaki kupu-kupu itu hilang 1.

"Malangnya nasib kamu wahai butterfly kecil. Maaf, aku terlambat menolong mu saat kamu benar-benar membutuhkan pertolongan."

"Sebenarnya kamu tidak terlambat menolong serangga kecil itu. Namun takdir selalu berkata pertemuan untuk perpisahan. Kamu bertemu dengan serangga itu dan berniat menolong nya, namun takdir membawa ruhnya dan meninggalkan perpisahan,"

Caramel menoleh dan melihat gadis cantik yang memakai kacamata dengan kepangan rambut yang lucu. Lambang sekolah yang dikenanakan nya adalah SMA Garuda, SMA ini cukup dekat dengan SMA Merdeka. 
Gadis itu menghampiri Caramel dan duduk di sebelahnya.

"Eh, maaf membuat mu kaget, perkenalkan nama aku Bella Safhira. Aku suka Sastra kuno tapi tidak mau mempelajarinya. Aku duduk di bangku SMA Garuda, dan masuk kelas IPS 1." Gadis itu tersenyum.

Caramel terdiam lalu tersenyum.

"Halo, aku Caramella Aderyn."

"Anak SMANKA?"

"Iya."

SMANKA adalah singkatan dari SMA NEGERI MERDEKA, Zaman semakin maju dan berkembang membuat anak Gen-Z membuat singkatan-singkatan seperti itu, alih-alih untuk membuat nama itu tidak terlalu panjang dan mudah diingat.

"Maaf ya, aku ngomong nya kaku. This is CESAS. Cewe Sastra," ucap Bella.

Caramel seketika terdiam, lalu sedetik kemudian ia tertawa terbahak-bahak, karena melihat kondisi muka Bella yang menurutnya sangat-sangat lucu.

"Kenapa kamu tertawa? Apakah ada yang memberi mu lelucon?" tanya nya.

"Maaf, aku denger intonasi suara ngomong kamu. Terus muka kamu yang bener-bener lucu, itu ngebuat aku ngakak," ucap Caramel sembari memegangi perutnya.

"Sudah, berhenti tertawa. Aku ingin menanyakan satu hal kepada mu," perintahnya.

Caramel terdiam lalu bersedia mendengarkan pertanyaan dari Bella.

"Kamu asik diajak berbicara, apakah kamu bersedia menjadi teman lintas sekolah?"

"Kebetulan aku nggak punya temen, jadi, ayo-ayo aja. Nanti aku bisa belajar bahasa dari kamu," tanggap Caramel.

"Rumah mu di mana? Jika waktuku senggang. Aku bisa sedikit bermain dengan mu."

"Please, you make me laugh!!" ucap Caramel.
(Tolong, kamu membuat ku tertawa)

Bella memutar bola matanya malas, sudah dari kecil ia diajarkan oleh ibu dan ayahnya untuk berbicara anggun dan memakai bahasa baku saja. Dan, didikan kedua orang tuanya melekat sampai ia remaja seperti ini.

"Ngomongnya bisa biasa aja nggak? aku kesusahan ngongtrol tawa aku inii," geram Caramel.

Bella hanya tersenyum masam.
Tiba-tiba Mobil hitam melintas membuat Bella beranjak dari duduknya. Rupanya, itu adalah sang ayah yang akan menjemput dirinya.

"Ayah ku datang untuk menjemput ku. Aku suka berbicara dengan mu, namun waktu meminta ku untuk pulang. Ini, aku berikan sebotol susu sapi yang diperah langsung dari sapinya. Bila ada waktu, aku akan menghampiri mu lagi,  Sampai jumpa."

"Oke, sampai jumpaa di lain waktuuu." Caramel melambaikan tangannya.

Botol kaca yang berisikan susu itu di berikan Bella sebagai tanda pertemanan. Caramel menerimanya dengan senang hati, baru kali ini ia menemukan gadis yang unik dan berbahasa baku lalu memberikan nya sebuah tali pertemanan.

Lelah yang ia rasa kinu telah hilang di ganti dengan sebuah senyuman. Caramel pun pergi dari halte dan bergegas untuk pulang.

*****

Di sisi lain...

Rumah mewah berwarna putih dengan parkiran yang penuh dengan motor hitam berlambang burung elang itu sangat riuh dan berisik. Rumah yang dibeli dan dimodif menjadi sebuah tempat nongkrong atau sering disebut markas dipenuhi dengan anak-anak geng motor The Aquila.

"Bim, tangan lo kenapa?" celetuk pria dengan perawakan tinggi.

Dia Gerry Gerlando Pamungkas, seorang anggota inti dari geng The Aquila yang dikenal dengan sifat petakilan dan receh nya. Ia berbeda dengan semua anggota inti lainnya, ia kerap menolong sesama, dan sering menyapa. Walaupun saat marah semua kena imbasnya.

"Lo tau Caramel kan? si cupu, miskin, bau, yang sering jadi babu si Jessika. Dia tadi nabrak si Abim. Mangkok baso yang seminggu dia idam-idamkan. Ehhh, malah tumpahh," jawab pria dengan perawakan agak pendek.

Dia Elvano Aleo
anggota inti The Aquila yang terakhir ini mempunyai wajah yang imut dan lucu, ia kerap di panggil si "baby face"  oleh teman-temannya. Memilikimu hobi makan pancake dan roti coklat.  Ia memiliki sifat baik, namun pada orang tertentu saja.

"Emang monyet tuh si cupu," geram Abim.

"ABIMM!! LO LIAT SI ARGA NGGA?" teriak seseorang dari arah dapur.

Ia Aksa Darma Dewangga. Pria yang masih lekat dengan adat Sunda. Bahkan, dikala teman-temannya menggunakan bahasa Indonesia. Ia sering bangga dengan logat bahasa Sundanya. Ia memiliki sifat ramah, namun terkadang ia juga tegas dan jutek. Memiliki hobi menggambar dan menonton film.

"BISA NGALEM DIKIT GA NYETT?!" balas Abim.

Aksa segera turun dan menghampiri Abim yang tengah diobati oleh Varo. Varo terkenal dengan jiwanya yang tenang dan kedewasaan, sehingga tak jarang ia sering berlagak seperti duda anak banyak.

"Heh, lo liat si Arga ngga? aing mau minjem kabel data," ucap Aksa.

(Aing= aku)

"Arga tadi beli nasi buat kita makan," celetuk Elvano.

"Terus, si Alan kamana?"

"Alan pulang, dicariin Mama," ucap Gerry sambil menahan tawa.

Alan Leon Bram Adithama
Ia menduduki posisi sebagai perisai The Aquila. Ia mempunyai sifat yang tegas dan emosian, jarang orang melihat nya tersenyum. Apalagi bertutur kata yang lembut, pria yang berdarah blasteran Indonesia-Korea itu memiliki sejuta pesona, namun tiada yang berani mendekati nya apalagi tak punya kedudukan yang setara dengannya.

"Anying, aing hayang ngecas. Cassan aing type-C nyet."

(Aku mau charger hp. chargeran aku type-C)

"Sorry ya, gaada yang type-C. HP ku iPhone 14 pro max soalnya," jawab Gerry.

Aksa yang mendengar itu lantas menjawab. "Teu nanya,"
(Ga nanya)

"HEH BAPERAN!! NOHH DI JAKET GUE ADA KABEL TYPE-C PUNYA ALAN!!!" teriak Gerry saat Aksa melenggang pergi.

Semuanya tertawa terbahak-bahak, kecuali Abim dam Varo yang hanya tersenyum tipis melihat teman-temannya sering jail.

******

Anyeonggg, welcome back to my story anjay lebew tetettettt.

Kemarin banyak banget yang kaget karena CARAMEL update tapi dengan vers baruu:))

CARAMEL  (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang