Samudra pulang dengan setoples choco chips yang tadi diberikan oleh Caramel, ia membuka pintu dan juga mengucapkan salam. Ia menghela nafasnya dalam dan tersenyum melihat kedua adiknya yang tengah bermain dan membuat mainannya berserakan.
"Bang Samuddd!!!" teriak salah satu adiknya bernama Rajendra.
"Ihhh abang bawa apaann," timpal adik satu lagi bernama Garendra.
Rajendra dan Garendra merupakan adik kembarnya Samudra yang berumur 7 tahun. Mereka sangat senang bermain lego dan basket besama Samudra jika Samudra punya waktu.
"Ini Abang punya Choco chips kesukaan kalian. Ngomong-ngomong Bunda mana?"
"Asikk, ohh itu Bunda di kamar lagi nunggu ayah pulang," jawabnya.
"Abang dapetin choco chips dari mana sampai setoples kaya gini?"
"Apa Abang beli di toko gede itu? bareng Bang Abim lagi?"
Samudra yang mendengar kedua adiknya yang selalu ingin tau pun menutup telinganya dan berlari ke kamar membuat kedua adiknya bengong.
"Kepo amat tu tuyul dua," monolog Samudra saat sudah di kamar.
Tubuhnya ia rebahkan dikasur sebelum ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah dirasa cukup beristirahat, Samudra pun pergi ke kamar mandi.
°°°°°
Ibu Samudra menghampiri kedua adiknya yang tengah menikmati choco chips itu. Sang ibu bertanya siapa yang membelikannya setoples choco chips.
"Ajen, itu siapa yang ngasih?" tanya sang ibu-Linda
"Abang Samud, tapi Ajen juga ngga tau abang dapet dari mana," jawabnya lugu.
Samudra selesai deh ritual mandinya dan ia turun menemui kedua adiknya dan ibunya yang sudah bersedikap dada.
"Samudraa, darii mana kamu dapetin choco chips ini?"
Samudra tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sebelum menjawab ia mendekati sang ibu dan bergelayutan ditangannya.
"Bundaa, Samudra ngga beli kok itu dikasih sama temen. Samud ngga buang-buang uang kok bund," jawabnya.
"Temen yang mana? Abim? Alan? Alvaro? Gerry atau Aksa?"
"Caramel." Samudra dengan santai menjawab.
Linda terdiam mencerna jawaban dari sang anak. Apa ia tak salah dengar namanya seperti nama makanan.
"Itu mah nama makanan Samud!"
"Ihh ngga Bund, Caramel itu temen baru Samud kelas 11 IPA. Tadi Samudra nganterin dia pulang karena udah kesorean. Jadi, sebagai imbalan Samudra dikasi itu sama dia," jelasnya.
"Cewe? cowo?"
"Cewe bundaaaa,"
"ITU TEMENN APA PACARR, SAMUDRA!!! JANGAN PACARANN!! KATANYA PENGEN SEKOLAH DI YONSEI!!"
"Bundaaa ituu temennnn. Mana ada pacarr-pacarr!"
"KEMBARRRR, SERANGGG!!!"
"BUNDAAAA AMPUNNN!"
Kedua adiknya menggelitiki Samudra sampai matanya memerah karena terus menerus tertawa. Sang ibu yang melihat itu tersenyum kegirangan melihatnya.
"Huaaaa Bunda!!! Samud ngga boongg. Kembarr ampunin Abang yaaaa!"
"ABANG PACARAN!! NGGA BAIKKK!!"
Garendra berteriak dengan lantang di telinga Samudra.
"Udahan ah kembar. Abangnya ngga mau ngaku, ayo tidur ke kamar," instruksi si ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMEL (Terbit)
Teen FictionALUR CERITA BARU!! (Sebagian part diunpublish karena kepentingan penerbit) Apa jadinya ketika kamu harus menjaga dan bahkan harus menikahi seorang gadis lugu yang sering menjadi bahan bullying di sekolah? Alan adalah anggota geng motor yang sangat p...