8. ada apa dengan Samudra?

388 204 194
                                    


Happy reading...


*****

"ALASKAR! SERANG!!"

Kini jalan yang gelap dengan semak belukar di sisinya menjadi saksi bisu perkelahian mereka. Jordan menyeret Abim menjauh dan mengajak berkelahi di tempat yang lebih gelap dan lebih sunyi.

"DASAR KETUA INGUSAN!"

"Lah, yang mukul anak buah lo Altarel, kenapa gue yang dibawa?"

"Cih, gue punya dendam pribadi sama lo. LO YANG SELAMA INI NGALANGIN GUE BUAT HANCURIN HIDUP SAMUDRA." 

"Samudra itu udah gue anggap sebagai keluarga dan bagian dari The Aquila. Jadi, sebagai ketua yang baik dan nggak bego kaya lo, gue lindungin si Samudra."

"Lo lupa? hidup itu harus seimbang. Begitupun gue. NYAWA HARUS DIBALAS DENGAN NYAWA!" tekan Jordan.

"Samudra itu udah dapat imbasnya. Jadi gausah ganggu hidup gue, The Aquila dan hidup Samudra."

"Anjing!"

BUGH

Abim lebih dulu memukul Jordan sampai ia tersungkur. Seketika mata Jordan terbelalak dan langsung membalas pukulan Abim lebih kuat. Perkelahian mereka mulai memanas. Jordan memukul bagian pelipis Abim dengan sangat kuat sampai pelipisnya berdarah. Abim tidak membalasnya dengan serius, mengingat bahwa Jordan sekarang sedang dibalut emosi pada Samudra dan disalurkan kepada tubuhnya.

"Samud, lo harus tanggung jawab ya monyet!" batin Abim.

Beralih pada anggota The Aquila yang sangat mudah untuk mengalahkan anggota Alaskar, dan sekarang Anggota The Aquila mengikat mereka dengan tali tambang yang cukup besar dan panjang. Aksa menoleh pada Alan. Alan memiliki luka yang cukup serius akibat pisau yang dibawa oleh sang lawan. Lukanya terdapat pada perut bagian kiri dan tangan kanan. Aksa yang peka langsung memapah Alan yang hendak menuju kerumunan The Aquila.

"Lo gapapa?"

"Sakit lah anjing!" jawab Alan.

Ia menatap tajam kearah pria yang tadi menyerang nya dengan pisau. Rupanya ia Darel wakil ketua geng Alaskar. Alan mengenalnya karena ia sempat melawannya di pertandingan basket antar sekolah. Darel menatap Alan dengan tatapan penuh dendam. Perkelahian sebelum-sebelumnya, Darel tidak pernah ikut. Namun kali ini, ia ikut dan menargetkan Alan untuk ia lawan.

"Anjing! mati aja lo setan!" kesal Arga.

"Belajar lagi sana, nanti mama gigit," timpal Elvano dengan tawa mengejek.

"Monyet lo semua. Kita kalah karena jumlah kita sedikit dibanding sama kalian. Kalian beraninya keroyokan," balas salah satu anggota Alaskar.

"Heh maneh-maneh kabeh. Dengekeun aing nya. Maneh nu ngajak gelut, kuduna maneh nu meunang da maraneh leuwih maju strategi-na di banding aing-aing kabeh mah nu ngadadak nyusun strategi nage."

(Heh lo-lo semua, dengerin gue ya, lo yang ngajak berkelahi. Harusnya lo yang menang karena lebih dulu nyusun strateginya dibandingkan gue-gue semua yang mendadak nyusunnya)

Mata Arga menangkap Jordan yang terkapar dengan Abim yang mengepal tangannya dan mata yang memancarkan aura penuh emosi. Abim mendongak dan netra coklatnya bertabrakan dengan netra pekat Arga. Arga mengacungkan jempolnya dan langsung menghampiri sang ketua.

"Anjing kalian semua!" lirih Jordan.

Plakk

Arga menampar pipi Jordan.
"Anjay, kalah lagi rupanya. Dia belum makan mungkin Bim, makan dulu atuh bisi marati!"

CARAMEL  (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang