next 10

339 50 0
                                    

Besoknya di rumah mewah milik Dome dan fast, Viko merengek minta ikut ke rumah sakit tapi Dome melarangnya.
Dia takut Viko akan kesakitan seperti
Kejadian semalam.
Viko terus merengek tapi Dome
Masih dengan keputusannya.
Semenjak Viko hamil dirinya memang sangat sensitif mudah menangis
Dan perubahan mood yang
Tidak jelas.

"Pa Viko ikut yah ya ya ya, Viko
Maunya yang kasih tau askar.
Paaaa ikut ya Viko mohon"
Rengek Viko dengan telapak yang
Disatukan.

"Tidak Viko kamu masih sakit, dirumah saja ya nanti papa belikan es cream oke"
Jawab Dome sambil menyuapkan
Potongan buah ke mulut anaknya.

"Aaaaa papa Viko bukan anak kecil, hiks papa jahat papa gasayang
Yah sama aku? Baby kan
Ingin papanya tau kalau sekarang
Dia sedang berada di perut papinya"
Viko malah menangis dan itu membuat Dome pusing.

Dome berusaha membujuk Viko
Supaya tidak menangis, dan bukannya berhenti dia malah
Semakin terisak dengan tangisnya.
Dome segera memeluk tubuh Viko untuk menenangkannya.

"Hiks.......hiks"  tangis Viko mulai berhenti sembari Dome mengusap
kepala anaknya.

"Nah jangan menangis, sudah yah.
Sini papa pengen ngomong sama baby"

Dome mensejajarkan kepalanya di depan perut Viko, dia mengelus
Perut itu dengan lembut dan menciumnya.

"Baby....kamu pengen papa mu tau ya kalau kamu sedang berada di dalam perut papi...hm?
Nanti yah tunggu papamu pulang
Dulu oke, kamu disini aja kan papimu masih sakit" kata Dome sembari mengusap perut Viko dengan
Lembut


Setelah bujukan demi bujukan,
Viko pun akhirnya mau menuruti perkataan papanya dengan syarat
Dadynya harus membelikan dia es cream yang banyak, kenapa harus
Dadynya? Kan ada papa Dome yang bisa membelikannya es cream.
Entahlah mungkin kemauan si debay.





di suasana yang berbeda, di kamar
Rawat askar sekarang dipenuhi
Oleh fast dan anak buahnya.
Suasana yang mencekam membuat
Askar menelan ludahnya kasar.
Bukan dia takut, tapi dia bingung
Harus menjawab apa jika di grundungi seribu pertanyaan oleh
Calon mertuanya.

Tak lama kemudian Dome pun masuk ke kamar askar.

"Sayang, kenapa kau lama sekali"
Tanya fast sembari menoleh ke arah Dome yang semakin mendekat.
Dome tersenyum

"Maaf yah tadi bayi bongsorku sedang mengidam, jadi aku harus menurutinya dulu"
Jawab Dome sembari tersenyum kepada askar dan askar pun membalas senyuman manis itu.

"Benarkah? Emang dia sedang mengidam apa sampai kau telat begini?"  Fast

"Emh Oya dia ingin dibelikan es cream  oleh mu dan cepatkan kau belikan nanti dia menangis katanya kau tidak sayang sama dia.
Huh dasar banyak maunya"
Kata Dome sambil menggelengkan kepala mengingat Viko yang selalu
Mengidam yang aneh-aneh.


"Oke aku pulang sekarang, apa kamu
Mau berbicara dengannya?"  Fast

"Emh iya, sudah kau cepat sana" Dome.

Setelah fast keluar dengan salah satu anak buahnya, Dome mendudukan
Dirinya di samping kiri ranjang askar calon menantunya.
Beberapa anak buah suaminya itu
Ia suruh untuk berjaga diluar saja Karna Dome tidak mau diganggu.

"Kau namanya askar betul?"
Tanya Dome dan askar pun mengangguk. Dia tidak setegang
Seperti tadi, Karna memang wajah papa dari calon istrinya itu membuat hatinya tenang.
Tentu saja Viko akan menjadi istri dari seorang askar anak mafia terbesar di kota bangkok,
Kalau tidak dia akan dibunuh oleh fast Dady Viko.

Askar tidak masalah dengan perjodohan itu Karna memang dia sudah mencintai Viko sejak pertama kali mereka bertemu, tapi apa Viko mau menjadi istrinya?.

"Apa kau mencintai putraku? Aku tidak mau pernikahan ini dilandasi tanpa dasar cinta, dan aku tidak
Mau kalau putraku Viko aldra
Akan terjebak oleh pernikahannya sendiri"  ucap Dome penuh penekanan.


"Aku sungguh mencintai putramu
Paman Dome, tapi apakah Viko juga mencintai ku?.  Askar

"Tentu saja Viko mencintaimu, dia selalu meminta Dady nya untuk tidak
Membunuhmu. Kalau dia tidak
Mencintai mu mana mungkin putraku mau melakukan itu semua.
Dan apakah kau tau, sekarang
Dia sedang mengandung anak mu
Anak kalian berdua,
Aku merasa kasian dengannya,
Semenjak dia hamil dia selalu
Merasakan sakit pusing dan mual.
Jadi kau tidak boleh membuatnya menangis. Satu tetes air mata yang dia keluarkan dari matanya, maka
Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri"

Askar tersenyum, mana mungkin
Dia melukai hati orang yang dia
Sayangi? Itu hal yang mustahil.

"Aku tidak akan membuat air matanya membasahi pipi putihnya itu. Oya paman besok aku sudah boleh pulang, apa aku bisa bertemu dengannya?"
Tanya askar yang tak mulai canggung lagi


"Of course, kau juga boleh tinggal di
Rumah saya besok pagi, tapi tolong sebenarnya Viko yang mau
Memberitahu mu tentang kehamilannya, dia meminta saya dan Dady nya untuk tidak memberitahu mu dulu, jadi jika Viko mulai
Memberitahu mu, kamu berpura
Pura lah seolah kamu baru tahu tentang ini, apa kamu bisa?.
Dan satu lagi panggil saja saya
Dengan sebutan papa dan panggil
Suami saya dengan sebutan Dady.
Baiklah saya akan pulang sekarang.
Anak buah suami saya akan disini
Hingga pagi dan mengantarmu
Untuk pulang kerumah kami"
Ucap Dome.

Askar mengerti dan dia pun
Mengangguk sebagai jawabannya.




Bersambung

dear ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang