next 23 (Demam)

242 38 0
                                    

Aku menyesal telah membiarkanmu
Pergi dariku.
Kau tidak menepati janjimu.
Kenapa kau malah pergi?,
Aku merindukanmu
Hatiku sakit sangat sakit.

-viko




5 hari sudah Viko ditinggal
Oleh askar, 5 hari berturut juga
Viko demam tinggi.
Ya pasti dia setres memikirkan
Askar askar dan askar.
Malam ini dia tiduran di
Kasurnya sendiri,
Badannya lemas kepalanya
Juga pusing.
Sang papi sudah membujuknya
Untuk mau ke rumah sakit,
Tapi nihil jawaban dia tetap 'TIDAK'.


"acim hacim mmhh"


"acim....."


Di atas kasurnya viko berbaring
Dengan posisi meringkuk
Seperti bayi yang kedinginan.
Tiba tiba saja dari belakang
Ada yang mengelus kepalanya
Dengan lembut.
Waktu viko membalikkan badannya,
Dia terkejut ternyata ada askar.
Entah ini hayalan atau nyata
Yang terpenting dia bisa bertemu
Dengan askar.
Askar tersenyum lebar sembari
Mengusap rambut viko lembut.


"Phiii" ucap viko.
Dia ingin mendudukan dirinya
Tapi tangan askar lebih dulu menahannya.


"Suutttt tetap tiduran!" Askar


"Tapi aku pengen peluk kamu
Phiii hiks"


Askar memeluk viko erat.


"Hiks"

"Jangan menangis sayang"
Katanya yang masih memeluk viko


"Phiii aku sangat merindukanmu,
Kamu jahat phi kenapa kamu
Menghilang.
Kamu mengingkari janjimu hiks"
Ucapnya dengan nada serak.

"Aku juga merindukanmu sayang,
Bukannya aku mengingkari janji.
Tapi belum saat nya kita bertemu,
Tolong kamu tetap sehat ya
Jaga baby kita, jangan telat makan.
Aku menyayangimu lebih dari
Segalanya"


Mereka masih berpelukan erat,
Sama sama memejamkan matanya.
Beberapa detik kemudian viko
Membuka matanya berharap
Askar masih memeluknya.
Tapi apa yang terjadi, askar sudah
Pergi meninggalkannya sendirian.


"Phi kau dimana!!"
Ucapnya dengan melihat lihat
Sekeliling kamarnya.

"Phiii...phi askar hiks phiii"

Viko berteriak histeris sampai
Malam yang harusnya di pakai
Dome untuk beristirahat justru
Dia malah mendengar teriakan
Sang putra memanggil suaminya.


"Fast aku akan ke kamar viko,
Kau tetap disini saja.
Sepertinya viko membutuhkanku"


"Em baiklah sayang" fast


Viko berteriak sangat kencang
Sampai sampai membangunkan
Seluruh isi rumahnya.
Ketika Dome sedang menuju
Kamar putranya,
Tak sengaja dirinya berpasangan
Dengan sky dan Najwa
Sepertinya mereka juga akan
Menuju kamar adiknya.

"Mau kemana kalian?"
Kini keduanya telah bertapapan
Satu sama lain.

"Papi aku akan ke kamar adik,
Aku khawatir tadi aku dengar
Dia berteriak histeris" Najwa


"Iya pi aku juga akan kesana,
Aku mendengar kalau dia
Menyebut nyebut nama askar"  sky


"Kalian kembali ke kamar,
Biar papi yang akan kesana"

"T-tapi pi..." Ucap keduanya

"Tidak ada tapi, kalian besok
Harus bekerja, sudah biar papi
Saja yang kesana.
Kalian kembalilah ke kamar
Masing masing" final Dome


Mau tak mau sky dan Najwa
Pun kembali ke kamar masing masing.
Mereka tidak bisa membantah
Papinya, walaupun mereka
Kejam suka membunuh orang
Tapi mereka tetap berperilaku
Patuh terhadap orang yang
Sudah merawatnya sejak kecil.


Setelah kedua anaknya pergi,
Dia segera bergegas untuk menuju
Kamar putranya.


"Phiii hiks kau dimana phii"
Viko masih berteriak dengan
Kencang.
Saat Dome sudah masuk ke dalam,
Dia segera memeluk viko erat
untuk menenangkannya.


"Ssstttt nak tenang dulu"
Ucapnya sembari mengelus
Punggung sang putra.


"Hiks papi..tadi aku liat askar
Disini pii" ucapnya dengan
Suara yang serak.


"Tapi tidak ada askar disini sayang,
Mungkin kamu salah liat"


"Tidak pi tadi dia disini,
Dia di kamar ku papiii"

Dome melepas pelukan mereka,
Dia menangkup wajah viko
Yang sudah basah akibat keringat
Dan air mata yang mengalir
Deras di pipinya.

"Sudah ya nak, ini sudah malam
Ayo tidur. Papi ada disini
Sama kamu sayang"

"T-tapi pii hiks"

"Ssttt" Dome menggeleng pelan
Lalu tersenyum.

Dome merangkul pinggang
Viko pelan sembari berjalan menuju
Kasur.
Dia membaringkan viko
Dan mengusap lembut perut
Buncit anaknya.

Dome merangkak naik
Dan menidurkan dirinya disamping
Kiri sang putra lalu memeluknya.
Dome masih mengusap perut
Anaknya dengan lembut.
Beberapa menit kemudian akhirnya
Viko kembali tenang,
Dome pun menghembuskan nafas
Lega.


"Papi..."
Dia menatap papinya dengan
Mata yang merah gara gara
Habis menangis.

Dome menoleh menatap
Putranya sambil mengalihkan
Surai rambut yang menutupi
Mata sang putra.

"Kenapa sayang hm?"

"Mual" ucapnya dengar bibir
Yang melengkung lucu.

Tiba tiba perutnya mual,
Mungkin gara gara dia tadi
Berteriak kencang.
Mungkin saja

Dome mendudukan dirinya
Di dan membantu viko untuk
Duduk.

"Ayo papi antar ke kamar mandi"

Viko menggeleng.

"Katanya mual" ucap Dome

"Tapi tidak bisa muntah"


"Yaudah sini papi buka ya
Bajunya, papi mau olesin kamu
Minyak kayu putih biar enak
Perutnya"

Dome menyandarkan viko
Di dinding Kasur dan meluruskan
Kakinya untuk membuat anaknya
Nyaman.
Dia tarik selimut untuk menutupi
Viko sebatas pinggang.
Setelah mengambil minyak,
Dia buka baju anaknya sebatas
Dada.
Waktu dia mulai mengoleskan
Minyak di perut anaknya,
Sensasi segar langsung tercium
Oleh hidung viko.

Setelah selesai mengoleskan
Minyaknya, dia turunkan kembali
Bajunya.
Dia juga mengoleskan minyak
Ke hidung viko menggunakan
Jari telunjuknya.

Dome menoleh menatap viko
Seraya tersenyum.

"Ayo tidur, ini sudah malam"

Viko mengangangguk dan
Kembali merebahkan tubuhnya
Di Kasur dengan dibantu oleh
Dome.
Dome menarik selimut untuk
Menutupi tubuhnya dan tubuh viko,
Setelahnya mereka menutup matanya
Dan terlelap hingga pagi.






Bersambung.

dear ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang