Next 25

181 34 0
                                    

Malam hari nya Viko telah
Terbangun dari tidurnya dan
Segera menuju ke ruang makan.
Dilihatnya sudah ada orangtuanya
Dan kedua phinya di tempat
Duduk masing-masing.
Dia mendudukan bokongnya
Di kursi dengan wajah yang meringis
Ngilu.

"Ssshhh huuuuh"

Keempatnya menatapnya heran.

"Kamu kenapa Viko?" Tanya Dome

Viko menoleh ke arah papanya
Dengan senyuman tipis,
Berusaha untuk tidak membuat
Papanya itu khawatir.

"Emm aku hanya merasa pegal
Dipunggungku saja pa"

"Mau papa pijat setelah makan
Tidak?"

"Tidak usah, papa kan cape
Harus istirahat juga"

"Tidak apa apa sayang, mau ya?!"

Viko tetap dengan keputusannya
Tetap TIDAK, dia tidak mau
Merepotkan papanya.

"Tidak usah pa" kata Viko sembari
Tersenyum.

Setelah acara makan itu selesai,
Viko lebih memilih untuk
Kembali ke kamarnya Karna
Memang punggungnya yang pegal
Kini terasa nyeri.

Sedangkan sky dan Najwa sedang
Mempersiapkan segala sesuatu
Sesuai rencananya dan koor.
Beruntung gerak gerik mereka
Tidak diketahui oleh Dome dan fast.

Kini Dome sedang menuju ke
Kamar putranya, iya Viko.
Dia juga pernah merasakan betapa
Sulitnya seorang laki laki hamil.

Tok  tok  tok

Viko yang sedang merebahkan
Tubuhnya di kasur segera
Menoleh ke arah pintu.

"Siapa?"

Ceklek.

"Papa? Kenapa kesini" tanya Viko

"Memangnya Papa tidak boleh menemui Anak papa hm?"

Dome menghampiri putranya
Dan ikut membaringkan
Tubuhnya di sebelah Viko.

"Bukan seperti itu pa,
Emm memangnya papa tidak
Ada kegiatan?"

"Tidak ada"

Dome memiringkan tubuhnya
Menghadap putranya.
Dia elus puncuk kepalanya lembut.

"Viko" panggil Dome

"Hm" jawab Viko singkat tapi
Dengan suara lembut.

"Hmm Viko anak yang penurut,
Tidak suka membantah papa,
Anak yang baik, selalu ceria,
Selalu memikirkan nasib orang
Lain walaupun Viko anak dari
Seorang mafia.
Pasti kamu akan mengajarkan
Cucu papa seperti mu kan?
Memiliki sifat yang lembut
Seperti papi dan dadynya.
Kamu anak baik sayang, tuhan
Sayang sama Viko.
Kita semua juga, apapun masalah
Yang sedang dihadapi Viko,
Viko jangan merasa sendiri ya!
Karna kami siap pasang badan
Buat kamu nak.
Cerita sama papa yuk apa yang
Sedang kamu pikirkan"

Dome mengusap surai hitam
Anaknya dengan lembut.
Perkataannya mampu membuat
Viko sedikit lebih tenang dari
Sebelumnya.

Viko menahan mati matian
Air matanya agar tidak jatuh.
Ia terlalu lelah untuk kembali
Menangis.
Sekarang dirinya sudah pasrah
Semuanya ia serahkan kepada
Sang pencipta.

"Aku tidak tau pa, hati ini
Rasanya perih. Sebenarnya aku......
Sudah mencintainya hiks,
Aku ingin dia pulang.
Aku ingin memeluknya pa hiks!
Kapan dia akan pulang, aku
Kangen sama dia.
Pa! Kenapa dia belum ditemukan.
Aku tidak ingin saat melahirkan nanti
Askar tidak ada.
Aku takut dia pergi lama pa hiks"

dear ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang