•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
"Pagi dad, pagi pa, pagi phi Najwa dan phi sky"
Senyum dengan lebar itu ditunjukkan viko kepada keluarganya yang tengah duduk di kursi ruang makan.
" Pagii bontot" Dome.
"Sini nak duduk deket dady" fast.
Mereka duduk di kursi masing masing ruang makan mewah rumah itu. Setelah sarapan yang penuh keheningan itu selesai, viko diantar sang supir untuk berangkat ke sekolah terbesar di Bangkok.
Setelah sampai disekolah viko langsung masuk dan menuju kelasnya, kelas 10 IPA di lantai 3.
Setelah sampai di kelas viko langsung disambut sahabat perempuannya dengan girang.
Viko sudah terbiasa dengan tingkah aneh sahabatnya itu, mereka sudah bersama selama 4 tahun dari smp.
Viko menghela nafasnya dan mendudukan bokongnya di kursi paling belakang.
"Hei kau ini terlalu sering menghela nafas, apa ada masalah?" Nan.
"Terserah gua" viko
"Oh ya Nan, dimana aran dia belum berangkat?" Tanya viko Karna malihat sahabat yang satunya lagi belum terlihat dari ekor matanya.
"Huhhh mungkin sebentar lagi dia sampai" Nan.
Dan benar saja aran sampai di kelasnya dan langsung menghampiri viko dan Nan.
Mereka mengobrol sampai guru Mapel datang dan memulai pelajarannya.
.
.
.
.
.
.
Bel istirahat sekolah itu pun berbunyi.
Para murid segera menuju ke kantin untuk membeli beberapa makanan.
Nan dan aran segera menghampiri viko yang masih mencatat tulisan di papan tulis.
"Vik kuy Kekantin, gua laper banget nih belum makan soalnya" Aran.
"Lu tuh sukanya ga makan pagi sih heran, yaudah tunggu bentar dikit lagi" viko, dia kesal.
Aran hanya memperlihatkan senyuman kikuknya. Tak butuh waktu lama viko sudah selesai dengan catatannya dan mereka segera pergi ke kantin Karna ke 3 sahabat itu sudah sangat lapar. Sembari menunggu pesanannya datang mereka sibuk dengan mengobrol
"Eh katanya ada cowo ganteng di sekolah sebelah loh" Aran.
"Really?, Namanya siapa" Nan.
"Kalo ga salah sih gua denger namanya askar amdan" Aran.
"Wah lu punya fotonya ga?, Gua pengen liat dong penasaran nih" Nan.
"Ada KO, bentar gua cari dulu. Nah ini ada nih" aran.
"Mana mana, Au dia sangat tampan uh apakah gua cocok jadi pacarnya" Nan.
Nan merapatkan kedua tangannya dan mendekatkannya di bibir pink nya sembari membayangkan jika itu benar terjadi.
"Ah tapi matanya sangat menyeramkan, tapi dia tampan" Nan.
"Tentu saja matanya seperti itu Karna dia anak seorang mafia" Aran.
Mendengar kata mafia viko langsung merebut ponsel milik aran itu, dan jika diliat liat orang itu seperti....
" Hah ddiaaaa......"
"Kenapa vik, lu kenal sama dia?" Nan.
Viko langsung menoleh cepat ke arah Nan dan aran.
"Eh....emmm"
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear ✓
Aléatoirehalo ges ini ceritaku yang pertama semoga klean suka. kalo misalkan ada yang kurang bagus, tinggal kasih saran oke. makasih phi cans and gans.
