next 22

183 31 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"kalian semua kumpul cepet!"

Suara lantang pear mengintruksi
Anak buahnya.
Mereka yang mendengar bosnya
Memanggil segera berkumpul
Dihadapannya.

"Kalian dengerin saya baik baik,
Jadi askar sekarang diculik
Tepatnya di jepang.
Disana juga ada suami saya
Tapi dia juga sedang mengatur
Strategi. Jadi saya minta sama
Kalian! Kalian cepet kesana
Bantu suami saya untuk membebaskan askar.
Dan satu lagi, jangan sampai
Berita ini sampai terdengar oleh
Kakeknya askar.
Kalian paham?!!!"

"PAHAM BOS" jawab mereka serentak

"Kalian bisa pergi naik helikopter
Pribadi saya, sekarang cepet
Pergi dan jangan kembali
Sebelum kalian menemukan
Askar dan suami saya!!
Ini kunci sama alamatnya"

"SIAP LAKSANAKAN"

Mereka semua pun pergi
Meninggalkan rumah itu dan menuju tempat helikopter itu berada.







Disisi lain, viko yang telah tertidur
Lama akhirnya terbangun.
Dia masih menangis dalam
Pelukan sang papi.
Masih tidak percaya bahwa askar
Akan pergi,
Belum juga 2 minggu tapi dia
Sudah menghilang saja.
Sungguh kasian pemuda itu,
Dome melihat putranya prihatin.
Mukanya pucat, badannya panas,
Perutnya sering sakit.

"Ssttt nak sudah yah, kita semua
Lagi berusaha buat nyari askar
Sampe ketemu oke?
Jangan nangis lagi ya"

Dome mengusap surai viko pelan,
tangisnya pun mulai mereda.
Setelah sang putra diam,
Dome mulai memberikan makanan
Yang sudah di siapkan sedari tadi.

"Nak makan dulu yu, sejak tadi
Kamu belum makan"
Ucap Dome sembari akan menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulut viko.
Belum sampai nasi itu didepan
Mulutnya, viko segera menggeleng
Tanda tak mau.

"Kamu harus makan viko"

"Aku tidak mau nasi, aku mau Apel"
Ucap viko

"Oh baiklah, papi potonginya"
Jawab Dome dengan tersenyum lebar.
Akhirnya putranya itu mau
Makan meski hanya buah.

Dome mulai menyuapkan buah
Yang telah ia potong beberapa.
Viko ikut tersenyum tetapi
Dome bisa melihat kalau anaknya itu masih memikirkan suaminya
Yang sampai sekarang belum ditemukan.

"Papi suruh dady buat cari askar"
😢 Kira kira seperti itu wajahnya.
Dia menundukan kepalanya
Sembari memainkan jari jari miliknya sendiri.

"Iya pasti dady akan mencarinya"

"Makasih papi" ucap viko.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ssshhh" askar mulai membuka matanya, dia ingin memegang
Keningnya yang terasa pusing
Tapi tangannya diikat oleh rantai.

"Ahh dimana gue sekarang"
Ucapnya, matanya melirik ke kanan ke kiri melihat ruangan yang begitu sepi dengan penerangan minim.

"Woyyy ada orang ga disini,
Lepasin gue aaarrghhhh"
Teriak askar mencoba untuk
Melepaskan rantai dan borgol dikakinya.
Tapi semuanya nihil, melepaskan borgol dan rantai yang mengikatnya dengan hanya mengguncangkan tubuh tidak akan bisa terlepas.

"Aaakkhhh sialan"

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat
Kearahnya.
Semakin dekat dan sekarang
Sudah berada di hadapannya.
Menggunakan kaos serba hitam,
Memakai kacamata serta masker
Hitam, badannya tinggi sehingga
Askar harus mendongak untuk
Melihat wajah dari orang itu.

dear ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang