ALONE - 22

1K 140 53
                                    

Wanita cantik setengah baya itu melangkah dengan ragu memasuki ruangan bertuliskan dokter Seokjin  di atas pintunya.

Setelah membutuhkan waktu berhari-hari untuk memikirkan perkataan putranya, Hyeri Akhirnya menemui Seokjin setelah mengambil keputusan. Hyeri akan kembali.

Setelah berpikir dengan tenang, Hyeri Menyadari bahwa Sejin Dan dirinya sudah melangkah sangat jauh. Meski pernikahan tidak didasari cinta dan tentu saja dihiasi begitu banyak kepalsuan, Hyeri sadar bahwa mereka melewatinya bersama setelah bertahun-tahun. Meski menyakitkan, mereka tetap bertahan.

Dan Hyeri sudah sangat jauh untuk membuat seokjin merasakan kebahagiaan dalam keluarga yang sangat sempurna. Hyeri tidak bisa lagi berbohong dia memiliki kebahagiaan kecil yang terselip disana. Kebahagiaan itu selalu ia tutup dengan amarah dan keegoisan. Dan Hyeri tau dia sudah melakukan kesalahan.

Dia merasa keliru jika terus memikirkan masalalu. Semua sudah berakhir, orang yang dulu dinantinya sudah pergi. Justru Sejin yang selalu ada disisinya.

Hyeri akan berbicara dengan Seokjin. Putranya akan bahagia bila mengetahui keputusan yang dia buat. Sejin tetap menjadi ayah yang sempurna untuk Seokjin tidak peduli dengan sebuah fakta masalalu.

Dalam ketenangan pikirannya menjadi terbuka. melihat jauh ke masa depan yang sejujurnya masih tetap abu-abu.

Pintu tiba-tiba terbuka, sontak mengalihkan atensi Hyeri dengan cepat. Dikiranya Seokjinlah yang masuk. Tapi kemudian raut terkejut dari sahabat putranya yang ia dapati.

"Seokjin aku-- bibi?" Yoongi menyembulkan badannya sempurna dari balik pintu. Dokter muda itu terlihat terkejut dengan keberadaan ibu dari sahabatnya.

"Yoongi! Lama sekali rasanya bibi tidak melihatmu, bagaimana kabarmu?" Hyeri Tersenyum manis pada Yoongi. Dia Mengenal Yoongi dengan baik.

"Aku baik bi. Bibi sendiri bagaimana?" Yoongi tersenyum canggung.

"Tentu saja sangan baik seperti kau lihat. Oh ya, ku dengar kau akan menjadi ayah sebentar lagi. Maaf kan bibi telat tau, tapi selamat ya akhirnya seseorang akan memanggil aku nenek meski dia bukan cucu kandungku. " Hyeri Tersenyum sangat tulus. Hyeri memang benar-benar merasa bahagia sebab Seokjin dan Yoongi itu sangat dekat. Dan Hyeri sedikit banyak tau bahwa Yoongi adalah sahabat yang selalu ada untuk Seokjin, putra kesayangannya.

"Terima kasih bibi." Yoongi masih saja canggung. Sebuah map di tangannya sedikit ia remas. Yoongi sudah mengumpulkan banyak keberanian untuk menemui Seokjin. Tapi kenyataannya Yoongi malah bertemu dengan ibunya.

"Kau ada keperluan dengan Seokjin ya? Ah sayang sekali anak itu sepertinya sedang menangani pasien. Aku sudah beberapa saat lalu disini tapi dia tidak datang-datang." 

"Ah begitu. Ya sudah aku akan kembali nanti saja. Bibi tunggu Seokjin saja biar nanti aku memberi tahu Seokjin kalau aku berpapasan dengannya dijalan."

"Begitu? Ah baiklah. Selamat bekerja nak." Hyeri Kembali tersenyum.

Yoongi berbalik untuk menghampiri pintu. Tiga langkah berikutnya, Yoongi menghembuskan napas berat. Kemudian berbalik arah dan mengurungkan niat untuk pergi. Yoongi akan memberanikan diri.

"Bibi. Boleh aku meminta waktumu?"

Hyeri nampak berpikir dan memandang Yoongi heran. Dalam kacamata Hyeri, kedua netra milik Yoongi terlihat gelisah. Perangai Yoongi yang tenang seperti ditelan bumi.

"Jika bibi tidak bisa, tidak apa-apa aku akan pergi saja." Yoongi juga nampak ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu.

"Yoongi! Ayo kita bicara? Sepertinya Seokjin akan sedikit lebih lama. Aku mengosongkan jadwalku untuk bicara padanya tapi anak itu sibuk sekali." 

STILL ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang