Tahu tidak, sebenarnya aku tidak seperti superhero. Aku sudah tidak kuat, aku merasa sangat sesak. Napasku selalu tercekat ketika aku mencoba meraup banyak oksigen untuk mengisi rongga dadaku. Tapi sekuat apapun aku mengais oksigen disekitarku, dadaku tetap merasa kurang. Alih-alih merasa lega, aku justru kesakitan karena aku terlalu kuat memaksakan diri mengambil serakah oksigen itu.
Hidup, Aku ingin sekali memangkasnya untuk lebih cepat pergi, aku ingin tahu respon seperti apa yang akan semesta tunjukkan. Tapi ketika aku memikirkannya dan membayangkannya, aku semakin tidak percaya diri. 'Memangnya aku siapa?' dunia akan tetap baik-baik saja, semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya. Karena pemikiran-pemikiran itu aku jadi semakin tersakiti.
Setidaknya masih ada sisa-sisa kehidupan yang bisa aku perjuangkan. Dengan sisa-sisa itu aku memaksa tersenyum, aku tertawa, aku berbicara dengan semangat didepan banyak orang. Tapi ketika pandangan mereka teralihkan, aku hanya memiliki raut yang kosong, itu adalah kepura-puraan. Aku kembali merasa sendirian.
Aku sendirian ketika dadaku kembang-kempis mempertahankan kesadaran, berjalan tertatih untuk mengobati rasa sakitnya. Meski sia-sia saja, setidaknya aku sudah mencoba. Setelah menjadi sia-sia, aku sangat putus asa dan menjadi sangat pengecut.
Aku berbaring di kamarku, tidur meringkuk menghadap jendela kamar. Jendela kamarku kadang-kadang aku biarkan terbuka tanpa korden. Jendela kamarku menampilkan langit hitam ketika malam. Hitamnya pekat saat semua cahaya menimpa. Tapi ketika cahayanya meredup ntuk mengalah, ada banyak sekali bintang yang bertabur di pekat itu.
Sesekali aku berpikir aku mungkin terlalu banyak memberi cahaya. Aku menutupi bintang-bintang dengan kepura-puraan. Barangkali ketika aku meredup, semua orang akan menampilkan bahagianya. Lalu hidup yang sudah sedari awal pekat sedikit lebih indah.
Atau mungkin saja aku adalah langit, waktunya terlihat cerah adalah ketika matahari ada dan membuatku terlihat cerah. Tapi aku tidak memiliki matahari di sekitarku jadi bukankah kegelapan adalah sifat asliku?
Aku hidup dengan pemikiran seperti itu. Aku tidak punya keberanian untuk beranjak pergi. Tapi aku percaya bahwa ketika aku meredup, bintang akan bersinar dengan indah. Langit akan mempesona ketika gelap.
Aku akan pergi nanti saat Tuhan mendengar raungan putus asaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALONE
FanfictionMenapak pada sebuah kebohongan, tak tau seberapa lama semua berlalu namun suatu saat ada waktu dimana semua menjadi kesalahan tak bisa di kembalikan. Menjalani dengan topeng tak kasat mata, ada namun tak terlihat. Merasa terlalu buruk dengan diri se...