FRANSISCA 51

1K 88 139
                                    

Welcome back!

Menurut kalian, gimana part sebelumnya?

Kalau kalian menemukan kesalahan di ceritaku, please komen ya biar aku tau dimana letak kesalahan dari ceritaku ini. Bcs, aku baru pemula nulis-nulis cerita kek gini.

CMIIW!

💙 HAPPY READING 💙

Sesampainya Ica di depan kelas Frans, ia mencoba memperhatikan kelas Frans. Ia tidak menemukan batang hidung pria tampan tersebut. Lalu ia memutuskan menunggu di depan kelasnya dan meraih benda pipihnya yang ada di saku seragamnya.

Ia menghubungi nomor pria itu namun tak ada jawaban sama sekali. Ia menunggu kurang lebih 5 menit. Lalu ada panggilan masuk dari ponselnya. Frans menghubungi balik wanita itu dan memberitahukan lokasinya sekarang.

Ica langsung berjalan menuju sebuah tempat, yaitu ruang musik. Ruang musik menjadi salah satu tempat favorit Frans ketika ia merasa sedang bosan. Jarak kelas Frans ke ruang musik sangat dekat. Ica melihat Frans sedang bermain gitar. Ia langsung menghampirinya. Berhubung di ruangan itu hanya ada Frans, Samuel, Marcell, dan Tino.

Tok...Tok..Tok...

"Assalamualaikum, permisi," sapa Ica sebelum memasuki ruang musik.

"Waalaikumssalam." Sahut orang-orang yang ada di dalam ruangan itu. "Eh, Kak Ica. Masuk aja, kak." Tino memperintahkan Ica dengan sopan. Karena Ica dari tadi hanya menunggu di depan pintu.

Ica masuk ke dalam dan menyapa satu persatu orang yang ada di dalam.

"Ada apa?" tanya Frans sedikit dingin. Mungkin masih terbawa emosi api cemburu. "Kata Keyra lo nangis di kelas?" Tino, Samuel, dan Marcell yang mendengar kalimat Ica pun tertawa. "Lo nangis, Frans?" tanya Samuell meledeke. Mereka bertiga tak berhenti-hentinya menertawakan Frans.

"Apaan dari tadi gue disini anjir. Nangis kenapa coba?" Frans masih sibuk memainkan gitar listriknya tanpa memandang ke arah gadis itu.

"Gue disini, Frans. Kenapa ga ngehadap gue?" Ica membalikkan wajah Frans agar menghadap kearahnya dengan memegang dagu wajah Frans dengan salah satu jari jari-jemari Ica.

"Apa sih, apa sayang?"

"Waduh udah panggil sayang-sayang bae. Udah jadian yak?" sindir Samuel. Ica dan Frans pun panik. bingung harus menjawab apa, mereka lupa kalau ada orang selain dirinya dan juga sang kekasih. "Engga, mana ada kita pacaran. Dia kan adek gue di sekolah." Ica berusaha menutupinya namun ketiga pria itu tidak percaya. "Ga mungkin cuma adek-kakakan doang. Udah jujur aja, kita ga ember juga kok hehe..."

"Bener tuh kata Samuel. Jujur aja ae lah susah amat." Sahut Marcell.

"Bacot lo pada. Kalo pun kita pacaran ga ada yang dirugiin kan?" kata Frans.

"Ada lah."

"Apa hm?

"Kan Kak Ica masih doi nya Bang Jojo." Kata Tino. Frans langsung memberikan tatapan tajam padanya. "Ampun bang jangan dipelototin gitu dong," Tino menutup kedua matangan dengan kedua tangannya.

"Ya udah gue tikung aja lah."

"Berani lo sama Bang Jojo?"

"Berani lah. Sama-sama makan nasi ngapain takut, ya kan, sayang?" Ucapnya pada gadis yang masih setia berdiri di hadapannya.

"Hust," kata Ica.

Lalu Frans mengajak Ica keluar dari ruangan itu dan pergi ke sebuah tempat.

*****

FRANSISCA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang