FRANSISCA 36

966 127 25
                                    


HAPPY READING


“Udah-udah guys.. Nanti kalo dia kehilangan nyawanya gimana?” Raffa berusaha menenangkan teman-temannya yang emosinya masih memuncak. Ica mendengar nasihat Raffa langsung berbalik badan dan meninggalkan semuanya. Ia menuju parkiran sekolah untuk mengambil sepeda motornya.

Ia lupa kalau hari ini tidak membawa sepeda motor.

Deepp..

“Kan hari ini gue ga bawa motor yak, kenapa gue kesini?” Kata Ica menghentikan langkah kakinya ketika ia sudah berada di parkiran sekolah dengan kondisi beberapa kendaraan para murid SMA FLORENCE SCHOOL sudah membuat suasana tempat itu menjadi sepi.

Frans dan Keyra yang dari tadi mengikuti langkah kaki wanita itu langsung dihampirinya. “Lo mau ngapain? kan ga bawa motor.” Kata Frans. Ica hanya diam.

“Gue pulang bareng Keyra aja. Yuk, Key.” Ica menggandeng tangan Keyra secara tiba-tiba. Ia juga lupa kalau sahabatnya itu juga tidak membawa motor.

Hari ini sepertinya Ica banyak melupakan sesuatu. Pengaruh alkohol kali ya?

“Udah, pulang bareng gue aja.” Ajak Frans. Ica menggelengkan kepalanya. “Lo tadi berangkat sama gue, pulang juga harus sama gue!”

“Gausah lah. Gue pulang naik ojol aja." Tolak Ica. Frans tidak suka penolakan. Ia langsung mengenakan pelindung kepala helmet di kepala Ica dan langsung menggendong dengan kedua tangannya yang kekar. Posisi Ica sekarang layaknya sedang duduk di jok belakang motor Frans.

Hufttt... Ica menghembuskan nafasnya pasrah.

****

Tidak hanya Ica yang pulang bareng Frans. Keyra pun juga akan pulang bersama Kevin.

Mereka berdua mampir ke suatu tempat nongkrong anak jaman sekarang. Lavendie Cafe, di sana banyak kumpulan para remaja hingga dewasa yang mampir kesana. Cafe ini bisa dibilang cafe untuk kalangan menengah atas. Kenapa demikian? harga menu makanan dan minuman di sana tidak sesuai kantong pelajar. Tentu harganya tidak bersahabat dengan para kaum pelajar.

Tetapi, tidak dengan Kevin yang berani membawa Keyra ke tempat itu. Harga menu disana sangat bersahabat dengan dompet Kevin. Ia dan saudara-saudaranya sering nongkrong di tempat ini.

Lavendie Cafe tidak hanya dikenal sebagai harga menu yang fantastis. Fasilitas disana juga memadai untuk para pengunjung disana.

Disana terdapat tempat bermain billiar, tempat karaoke, bermain tenis meja, dan yang pastinya ada tempat untuk para pengunjung berselfie ria.

Spot foto di sana tentunya tak kalah menarik.

Keyra memandangi sekitarnya sambil berjalan. Pantas saja, ternyata Keyra tidak pernah mendengar bahwa ada cafe bagus di daerah dekat sekolahan. Itu karena Keyra sedari dulu memang tidak suka berkunjung di cafe. Ia lebih sering berkunjung ke warkop bersama dengan anggota D'Vulcan. Walaupun Keyra berada di keluarga yang bisa di bilang mampu akan suatu hal yang bisa dibilang mahal tetapi karena ia berada di lingkungan yang serba sederhana ia jadi terbawa lingkungan itu. Anggota D'Vulcan mengajarkan pola hidup sederhana, tidak suka menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting.

“Mau pesen apa?” Tanya Kevin yang sudah mengajak Keyra duduk di sebuah meja bangku yang telah mereka pesan. “Emm..Terserah lo aja deh.”

“Cewek mah gitu ya, kalau ditanya suka jawab terserah.”

“Hayoo lo udah pergi sama berapa cewek?” Goda Keyra.

“Sumpah ga pernah anjir. Itu gue tau karena sering di ceritain sama temen-temen gue. Temen gue kalau curhat tentang cewek rata-rata begitu."

FRANSISCA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang