FRANSISCA 54

1.2K 73 57
                                    

Hallo, Rek!

Sekarang aku pake jargon "Hallo, Rek!" aja ya ke kalian. Mengingat aku yg dari Surabaya, dimana orang-orang Surabaya sudah tak asing lagi sama kalimat 'Rek' untuk kalimat sapaan. "Rek" tuh sama kek "guys" gitu.

Kita ketemu lagi!

Satu kata yang menggambarkan kamu ketika membaca cerita ini > komen dong :)

How's your day, guys?

JANGAN LUPA BERSYUKUR YA.

VOTE+KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA YAA GUYS!

CMIIW YA

--------

- HAPPY READING-

"Mencintainya adalah sebuah kemauan, mencintaimu adalah sebuah kenafsuan." -Jonathan Satya Narendra

"Aku hampir tidak bisa membedakan mana ketulusanmu dan mana kenafsuanmu." - Clarissa Sarasvati Devi

Jojo dan Devi tidak diberi soal ujian oleh Bu Iren.

Jojo melihat Ica tampak kesulitan menjawab pertanyaan dari soal-soal tersebut. Sekilas Jojo membaca soal tersebut. "Itu jawabannya C," bisik Jojo tepat ditelinga Ica, "Makasih," sahut Ica setelah menyilangkan jawabannya di lembaran kertas milik Ica.

Ica mengambil kesempatan yang ada, banyak soal yang ia tidak mengetahui jawabannya. Ia meminta tolong Jojo untuk membantu mngerjakannya. Ica mencoba menyingkirkan rasa emosi dan cemburunya terhadap Jojo dan Devi. Dengan senang hati, Jojo membantu mengerjakan soal ujian Ica. Sepertinya, dunia mendukung Ica untuk saat ini. Bu Iren tengah sibuk dengan laptopnya. Entah apa yang Bu Iren kerjakan. Beliau sudah berhenti mengawasi murid-murid.

30 menit sudah berlalu.

Semua lembar ujian dikumpulkan. Ica, Kenzie, Jojo, dan juga Devi di persilahkan Bu Iren untuk duduk kembali di bangkunya masing-masing.

Hendak duduk di bangkunya, Devi memegang tangan Ica. "Ca, gue minta maaf soal kejadian tadi," kata Devi lirih. Ia tidak menatap Ica. Seperti meminta maaf secara tidak ikhlas.

"Ha? apa? ga denger," kata Ica mendekatkan telinganya.

"Gue minta maaf," ucap Devi sekali lagi namun tetap tak menghadap ke arah Ica.

"For what?"

"Yang tadi,"

"Oh, lupain aja, jangan diulangi," kata Ica singkat. Seperti tidak menaruh rasa kecurigaan terhadapnya dan juga pria bernama Jojo. Bukan Ica namanya jika tidak memantau seseorang secara diam-diam. Ica selalu bermain rapih.

Mereka pun kembali duduk ke bangkunya masing-masing.

****

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, anggota D'Vulcan berkumpul di warjo, belakang sekolah. Frans dan Ica sedari tadi duduk berdampingan membuat semua anggota menaruh rasa kecurigaan kepada mereka. Namun, tidak ada yang berani bertanya. Lebih tepatnya menghargai privasi mereka.

"Guys, besok tanding kuy?" tanya Jordy kepada seluruh anggota D'Vulcan.

"Tanding apaan, bang?" Frans bertanya balik kepada Jordy.

"Motorlah, apa lagi,"

"Gaskeun, udah lama ga tanding!" seru Ica bersemangat.

Spontan Frans langsung menghadap ke arah Ica. Beberapa hari lalu, Ica sempat bersepkat dengan Frans untuk tidak algi mengikuti balap liar yang diadakan geng D'Vulcan maupun geng motor lainnya.

FRANSISCA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang