Etheral - Part 14

3.7K 425 97
                                    

Happy reading ¯\_(ツ)

.

.

.


Eren duduk perlahan di singgasananya, emeraldnya menatap ke depan dimana Mike dan Armin berada. Ia mendengus, mengambil segelas teh hangat yang telah tersedia lalu meminumnya perlahan.

" Katakan."

Mike memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu. Lembar kertas dibukanya lalu mulai membaca point terpenting, " Di wilayah barat, masyarakat disana mengeluhkan beberapa keluhan seperti sumber air yang tiba-tiba mengering meskipun musim hujan dan tanah tidak lagi subur menyebabkan kerugian besar bagi penduduknya." ia menutup kertasnya lalu menatap Kaisar.

" Yang mulia...kejadian di sana memang sedikit aneh, beberapa upaya harus kita lakukan sebelum keadaan disana parah." lanjutnya

Armin memiringkan kepalanya, " Bukankah di wilayah barat adalah tempat dimana makhluk Typhon berada?"

Mike mengangguk lalu kembali menatap Eren menunggu keputusannya.

" Kalian bersiaplah, setelah ini kita akan pergi ke wilayah barat. Aku ingin melihat keadaannya secara langsung." ucap Eren, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk gelasnya.

" Baik Yang mulia." ucap Armin dan Mike bersamaan.

Setelah kepergian mereka berdua. Eren terlihat melamun, sekelebat ingatan tentang pria bernama Jean membuat hatinya terasa terbakar. Bagaimana pria itu dengan beraninya mencium Permaisurinya, melucuti pakaiannya dan menyentuh kulit pucatnya. Eren melemparkan gelas yang ia pegang, para pelayan yang berada disana bergemetar ketakutan. Ia beranjak dari singgasananya lalu berjalan keluar.

" Aku tak akan mengampuni mereka." gumam Eren dingin.

" Levi-san lihat, ini untukmu!" Gabi memberikan kalung yang terbuat dari akar tanaman.

" Gabi...kau tidak membuatnya dari tanaman herbal kan?" tegur Levi seraya menghaluskan beberapa ramuan.

" Ti...dak."

" Kau berbohong, aku tahu itu."

" Hehehe maafkan aku Levi-san. Akar ini menarik perhatianku dan kupikir ini akan sangat cocok jika dipakai oleh mu Levi-san." Gabi tertawa geli, menyuruh Levi untuk menunduk agar ia bisa memasukkan kalungnya di lehernya.

" Wah wah apa sudah selesai." ucap Hanji yang datang sambil membawa wadah untuk menaruh obat herbal.

Akhir-akhir ini Levi memutuskan mengisi waktu luangnya, selain mengurusi keuangan Kerajaan ia juga membantu Hanji membuat obat herbal dan terkadang ikut merawat para pelayan yang kebetulan sakit parah. Gabi sempat melarangnya karena merasa khawatir jika Levi tertular penyakit oleh salah satu pasien, namun Levi tetap bersikeras membantu merawat pasien. Maka dari itu Gabi selalu memperhatikan kesehatan Levi dengan serius.

" Sedikit lagi selesai." ucap Levi

" Ehhh apa itu? apa yang kau pakai?!" Hanji melototkan matanya melihat kalung di leher Levi.

" Apa? Kau ingin marah? Hanji-san kau tidak bisa marah, karena Levi-san sudah memakainya, ingat dia Permaisuri!" Gabi menaik turunkan alisnya, menggoda Hanji yang menahan kesal.

" Kurang ajar kau Gabi, kau akan ku pulangkan ke kandungan ibumu."

" Wlekk apa kau bisa melakukannya." Hanji mengeluarkan asap di kepalanya lalu berlari mengejar Gabi.

" Kemari kau bocah nakal! Kau mau ku jadikan bahan eksperimen."

" Tidaakk mauuu! Levi-san tolong akuu!" Ia bersembunyi di balik punggung Levi yang tetap tak bisa menyembunyikannya karena perbedaan tinggi mereka. Gabi sedikit lebih tinggi dari Levi.

ETHERAL- [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang