Happy reading 〈(•ˇ‿ˇ•)-→
.
.
.
Suara gesekan kain pakaian terdengar kasar bersamaan dengan keluarnya desahan dan geraman dua orang yang sedang melakukan penyatuan, bergeliat di ranjang, bunyi tak senonoh antara kulit dengan kulit terdengar memenuhi kamar Kaisar.
" Ah.." Levi mengerang saat Eren menubruk titik sensitif dengan kejam.
Tubuh Levi belum sepenuhnya telanjang, masih memakai pakaian sutranya, tetapi tak lagi rapi seperti sebelumnya. Begitu juga dengan Eren, setelah upacara selesai pria brunette itu langsung menyeret Levi menuju kamarnya dan mengajaknya bergelut di ranjang.
Tangan Eren menekan kepala permaisurinya untuk mendekati bibirnya lalu menciumnya dengan ganas. Nafas Levi menjadi berat dan hangat, kedua tangannya mengalung erat di leher pria yang sedang mengobrak-abrik dirinya. Lehernya beberapa kali mendongak saat Eren tiba-tiba menggigitnya, tumbukan pria itu semakin cepat dan tak terkendali membuat desahan dan erangan yang dikeluarkan oleh Levi juga semakin kencang.
Tanda di perut Levi bersinar ungu seketika ia dapat merasakan panas dan hasrat nafsu yang semakin bertambah. Tanda itu bekerja bagaikan sebuah afrodisiak. Kedua mata Levi sampai memutih akibat ulah Eren yang tak karuan saat melakukan kegiatan di ranjang, remasan di baju Eren semakin kuat sampai buku jari Levi memutih bibirnya meracau tak jelas sepertinya dirinya akan mencapai klimaks.
" Ingin keluar?" goda Eren
" Hah...hah mnh aku–ngh! "
Levi berteriak, kukunya menancap di bahu Eren seiring pria itu mengeluarkan cairannya kedalam lubangnya.
" Hangat..." gumamnya, kemudian ia jatuh tertidur.
Eren mengamati wajahnya dengan lekat, Emeraldnya segera berhenti tepat kearah kalung berbandul kunci yang dipakai oleh Levi, ia menatapnya sangat serius. Kemudian seringai muncul dibibirnya.
" Kebetulan sekali."
-------------
Suara burung berkicau membuat Levi terbangun dari tidurnya. Ia tersentak kaget mendapati keberadaan Eren didepannya, ia akui belum terbiasa tidur berdua dengan seseorang apalagi sekarang dirinya telah resmi menjadi istri utamanya. Memungkinkan ia harus terbiasa ketika bangun dipagi hari akan terdapat Eren yang terbaring disebelahnya.
Di dalam hati Levi tertawa, menertawakan kepolosan wajah Eren saat tidur. Begitu damai dan lembut tanpa ada kerutan di dahinya, tanpa ada tatapan kosong dan misteriusnya. Tanpa sadar jari telunjuk Levi menyentuh pipi Eren.
" Apa kau sudah tak takut kepadaku.."
Levi sontak menjauhkan telunjuknya. Eren mendengus geli, ia segera duduk dan memakai pakaian putih polosnya
" Kenapa kau hanya diam saja, cobalah berbicara banyak hal kepadaku." ucapnya seraya duduk dikursi seraya mengecek sebuah dokumen
" Aku...tidak tahu harus mengatakan apa."
" Bagaimana jika kau mengatakan siapa pria yang kemarin bertemu denganmu itu, aku penasaran apa hubungan kalian yang sebenarnya." ucap Eren dengan nada tenang
' Apa?! Dia...dia mengetahui Jean! Bagaimana bisa, bukannya Eren tidak ada di kerajaannya..apakah ada seseorang yang memberitahunya.' batin Levi, ia khawatir
" Dia hanya sahabat ku dari kecil, kami berdua tidak saling menyukai.. percayalah padaku dan jangan sakiti Jean." ucap Levi lirih, mulai memakai baju sutranya untuk menutupi tubuh telanjangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERAL- [ EreRi ]
FanfictionKekejaman dunia, ketidakadilan dunia dan kematian sang ibunda tercinta membuat Eren Jaeger menjadi sosok Kaisar yang dikenal kejam dan bengis. Diberi kekuatan oleh makhluk mitologi naga berkepala seratus bernama Typhon membuat Eren semakin kuat dan...