Happy reading ︵¯\(ツ)/¯︵
.
.
.
Eren berjalan keluar kamarnya dan menutup pintu sangat kencang, meninggalkan Levi sendirian dikamar yang masih kesakitan. Lehernya terasa perih, panas dan mencekik membuatnya meringkuk di lantai dingin seraya merintih kesakitan.
" S-sakit...ugh..." dengan susah payah Levi berusaha bangkit dari lantai lalu berjalan keluar, ia harus menemui Eren.
Kakinya gemetaran saat berjalan, akibat persetubuhannya dengan Eren tadi siang masih terasa ngilu. Kedua tangannya meraih gagang pintu lalu menggesernya perlahan, didepan sana terdapat Gabi yang setia menjaganya diluar.
Levi membenahi piyamanya, " Gabi." panggilnya
" Eh? Levi-san, kenapa malam-malam keluar?"
" Aku ingin mencari Eren."
Mata cokelat Gabi menyipit saat melihat tatto yang melingkar dileher Levi.
" Tunggu-...sejak kapan Levi-san memiliki tanda itu?"
Levi spontan menutupi lehernya dengan satu tangannya, ia merasa tidak nyaman dengan tanda kutukan yang diberikan Eren padanya.
" Lupakan ini, apa kau melihat kemana perginya Eren–akhh." Gabi segera menahan tubuh Levi yang hampir terjatuh, ia panik ketika Levi berteriak kesakitan seraya memegangi lehernya.
" Ada apa Levi-san, kau kenapa? Levi-san!"
Matanya terpejam erat dan bergetar, bibirnya sangat pucat, tubuhnya dingin. Gabi mencoba menyingkirkan kedua tangan Levi yang berada dilehernya, ia menyentuh pelan tanda itu seraya berpikir bagaimana bisa tanda seperti ini muncul dilehernya. Rintihan kesakitan kembali keluar dari bibir pucat Levi, tangannya menarik pelan kaos Gabi.
" D-dimana..akh...Eren?"
" Aku melihat yang mulia Kaisar pergi ke arah utara Levi-san, apa Levi-san ingin kesana? Biar aku temani saja."
Levi menggeleng pelan, " Kau tidak usah menemaniku, aku akan kesana sendiri."
" T-tapi keadaanmu–"
" Kubilang tidak perlu!" bentaknya membuat Gabi terdiam.
" Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu Levi-san bisa menemuiku."
" Mn..terimakasih."
Dengan langkah tertatih-tatih Levi berjalan menyusuri lorong menuju kearah dimana Eren berada, hatinya berdegup kencang karena merasa gugup. Ia hanya ingin menenangkan emosi Eren dan menjelaskan betapa pedulinya ia kepada pria brunette itu. Levi tidak tahu kapan hatinya terbuka untuknya, semua itu berjalan dengan sendirinya ia merasa berdebar setiap kali pria brunette itu memeluknya, membisikan kata-kata panas, menggoda bahkan kebersamaan yang sering dilakukan membuatnya bahagia.
Namun, dirinya sama sekali tak menyangka apa yang dilakukannya malah membuat Eren marah. Ia hanya berniat untuk melindunginya, menjauhkannya dari makhluk bernama Typhon yang sangat berbahaya.
" Eren...dimana kamu–"
" Nghh Eren...ahh lebih cepat..ahh."
Tubuh Levi membeku, ia berhenti tepat di depan pintu kamar salah satu selir Eren. Pendengarannya ia tajamkan, suara itu adalah milik Mikasa, mendengar suara yang tak senonoh membuat Levi bergemetar, ia menutup mulutnya sendiri. Air matanya ia tahan agar tidak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERAL- [ EreRi ]
FanfictionKekejaman dunia, ketidakadilan dunia dan kematian sang ibunda tercinta membuat Eren Jaeger menjadi sosok Kaisar yang dikenal kejam dan bengis. Diberi kekuatan oleh makhluk mitologi naga berkepala seratus bernama Typhon membuat Eren semakin kuat dan...