Etheral - Part 18

4.1K 418 90
                                    

Happy reading ─=≡Σ(╯°□°)╯

.

.

.


Malam telah berganti dengan Pagi hari, Para penduduk masih belum berani keluar dari rumah masing-masing semenjak teriakan mengerikan terdengar dari Kerajaan. Membuat mereka trauma, apalagi telah mengetahui jika Kaisar mereka memang terkenal sadis.

" Jika kita tidak keluar maka siapa yang akan membersihkan Kerajaan." bisik salah satu penduduk yang memakai topi bambu, duduk bersila di lantai dingin.

" Apa kau bodoh! Kau ingin mati memangnya!" balas temannya

" Hei tidak masalah bukan? Setidaknya kita sudah membantu Kerajaan. Apa kau rela membiarkan mayat membusuk di sana?"

Temannya terlihat sedang memikirkan perkataan tersebut. Mulai berdiri lalu berdiri di depan pintu.

" Baiklah ayo."

Pria yang memakai topi bambu dan juga temannya memberanikan diri untuk memasuki wilayah Kerajaan. Alangkah terkejutnya mereka melihat setumpuk mayat yang tergeletak dimana-mana, bahkan mayat itu tak lagi lengkap. Temannya reflek menutup mulutnya menahan mualnya.

" Kau tak apa?" tanya Pria bertopi bambu

" Ya, kalau seperti ini kita harus memanggil penduduk lainnya."

" Kau benar. Aku akan memanggil mereka satu persatu."

Setelah memakan waktu hampir dua jam, akhirnya para penduduk Trost berani untuk membantu membersihkan mayat di Kerajaan. Mereka mulai memasuki Kerajaan dan mengangkat satu persatu mayat untuk di kremasi bersama. Walaupun terlihat tenang, tapi di dalam diri mereka, mereka semua merasakan ketakutan yang luar biasa setelah melihat keadaan mayat yang sangat mengenaskan. Bahkan salah satu keluarga dari korban sampai menangis histeris dan muntah berkali-kali.

Pria bertopi bambu merasakan aura yang mengerikan di sekitarnya dan benar saja, ketika ia mendongak keatas Kaisar sedang berdiri menatapnya. Pria itu otomatis memekik kaget hingga terjungkal kebelakang.

" Y-yang mulia..."

Eren melirik pria itu datar, " Bersihkan sampai tak tersisa. Aku muak melihat beberapa mayat disini."

" D-dimengerti Yang m-mulia." setelah kepergian Eren pria itu beberapa kali mengusap dadanya dan temannya berlari mendekatinya sambil menanyakan keadaannya. Tapi pria bertopi bambu menahan malunya saat merasakan celananya telah basah.

-----------------------------

Mikasa terbangun dari tidurnya, ia memiringkan tubuhnya kesamping untuk melihat Sasha. Kedua matanya melebar sempurna, ia menahan teriakannya dan terjatuh dari ranjang.

" S-sasha?!" ucapnya tak percaya melihat tubuh Sasha yang menancap di dinding karena lehernya tertusuk oleh cahaya ungu.

Melihat itu Mikasa mengecek setiap tubuhnya, memastikan dirinya baik-baik saja. Bagaimana bisa Sasha berakhir seperti itu dan dirinya selamat?

Dengan perlahan Mikasa memberanikan diri untuk mencabut cahaya ungu itu dari leher Sasha. Darah segera mengucur deras membasahi sprei putih membuat Mikasa harus menutupi leher Sasha dengan kain.

" Apa kau berusaha melawan sendiri cahaya itu untuk melindungi ku?" ucap Mikasa, ia dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Nafasnya tercekat, masih belum berani untuk membukanya.

" Sasha! Bukakan pintunya."

" Itu suara Armin." gumam Mikasa, segera membuka pintunya dan menangis di pelukan Armin.

ETHERAL- [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang