Etheral - Part 2

6.5K 737 210
                                    

Happy reading (つ≧▽≦)つ




Pagi telah tiba. Levi membuka matanya perlahan menampilkan kedua manik hitamnya yang memukau, sinar matahari memasuki jendela membuat matanya menyipit. Ketika ingin beranjak, dirinya tak bisa. Tubuhnya terasa sangat sakit, untuk bergerak sedikit saja rasa nyeri menjalar ke tulang-tulangnya.

" Ibu..." lirihnya. Levi bergetar ketakutan ketika ingatan semalam muncul kembali, Eren sangat kasar tadi malam, rasanya sakit sekali Levi tidak mau melakukan hal itu lagi. Onyx nya memberanikan diri untuk melirik kebawah, cairan merah membasahi sprei nya. Dan itu tidak sedikit melainkan sangat banyak sampai hampir membasahi ranjang, cairan berwarna putih juga ikut serta membasahi sprei sepertinya tadi malam Eren samasekali tak menaruh benihnya kedalam rahimnya. Levi bersyukur akan hal itu, ia pria spesial dirinya bisa mengandung ketika benih ditanam didalam rahimnya.

Levi memiringkan tubuhnya kemudian ia mulai bangkit perlahan, Levi menahan teriakannya dengan cara menggigit bibirnya yang bengkak. Akhirnya usahanya berhasil, ia bisa duduk.

" Nyonya... pakaian anda telah disiapkan." ucap pelayan wanita dibalik pintu kamarnya, pelayan itu menggeser pintu tanpa mengangkat pandangannya kemudian menaruh lipatan pakaian di meja dekat pintu.

" Terimakasih."

" Saya mohon undur diri, Nyonya..."

Levi menghela nafasnya, ia harus berpura-pura menjadi wanita entah itu sampai kapan. Yang mengetahui identitas aslinya hanyalah Eren, Kaisarnya.

Kedua kakinya bergetar ketika digunakan berjalan, membutuhkan waktu lebih dari satu jam dirinya membersihkan tubuhnya dari kegiatan semalam. Levi telah memakai kain putih tipis yang terbuat dari sutra, dibagian bawahnya berwarna biru langit. Ia berdiri didepan cermin menatap wajah dan juga lehernya yang terdapat titik-titik merah, beruntung dirinya diberi kerah panjang yang menutupi lehernya. Jadi ia tak mempermasalahkannya, tetapi warna merah disekitar bibirnya tak mau menghilang.

" Mungkin sedikit polesan riasan akan membantu." gumamnya seraya menaburi bedak disekitar mulutnya.

Tok tok tok

" Nyonya, Yang Mulia Kaisar menunggu anda untuk mengikuti perjamuan." ucap pelayan yang sama.

" Tunggu sebentar." ucap Levi dengan nada sopan.

Levi segera merapikan pakaiannya agar terlihat enak saat dipandang. Ia berjalan pelan menuju pintu lalu membukanya. Pelayan itu tak sengaja menatap Levi, matanya tak berkedip saat melihat sebuah kecantikan yang sangat memikat. Melihat pelayan terus menatapnya, Levi berdehem.

" Ada apa." ucap Levi dingin, sedikit mengubah nada bicaranya agar tak terdengar seperti suara pria.

" M-maaf atas kelancangan saya Nyonya." Pelayan itu membungkukkan badannya berulang kali.

" Siapa namamu? "

" Nama saya Gabi, Nyonya."

" Baiklah Gabi tidak usah takut denganku, sekarang bisakah kau menunjukkan dimana Yang mulia menungguku."

Gabi tak bisa menahan rasa bahagianya, mendapatkan Nyonya yang baik hati. Ia mengangguk kepalanya semangat.

" Baiklah Nyonya."

°°°

Suara petikan alat musik Biwa mengalun indah, setiap perikan senarnya terdengar merdu mampu menenangkan hati yang sedang risau. Nyanyian para wanita nyaring namun pas dengan iringan musiknya. Levi berjalan pincang saat memasuki ruang perjamuan yang telah di hadiri oleh Eren beserta selirnya.

ETHERAL- [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang