Happy reading ฅ^•ﻌ•^ฅ
.
.
.
Tiga bulan telah berlalu, selama itu pun siksaan Eren terhadap Levi sangat kejam, setiap pagi dan siang mendapat pukulan cambuk, ditambah tanda kutukan di lehernya menambah rasa sakit ditubuhnya dan saat malam tiba Eren akan menyetubuhinya seperti binatang buas. Hal itu sungguh menyakitkan bagi Levi andai dia tidak bisa bertahan mungkin sejak awal pikiran bunuh diri akan ia turuti, tetapi teringat akan kata-kata ibunya untuk hidup apapun keadaannya. Mungkin itu satu-satunya hal yang membuat Levi bertahan sampai sekarang.
Tangan kurus sepucat salju perlahan membuka pintu gudang kerajaan--tempat dimana Farlan beristirahat--, mencari keberadaan Farlan yang akhir-akhir ini jarang terlihat. Hati merasa tak enak namun kakinya dipaksa untuk melangkah. Ruangan sangat gelap, tidak ada lampu dan terasa dingin. Hanya diterangi oleh lentera yang dibawanya.
" Farlan? Kenapa kau jarang bertemu denganku? Apa kau sakit?" ucap Levi
" Kenapa aku mencium bau busuk?" Levi menajamkan indera penciumannya dan mengikuti asal bau busuk itu.
' T-tunggu..' perlahan lampu lentera didekatkan kearah asal bau itu, matanya terbelalak sempurna dengan apa yang dilihatnya.
" ...Farlan...." Levi menutup mulutnya, rasa mual menyerbunya. Di depannya terdapat tubuh Farlan yang hanya menyisakan setengah badannya saja.
" M-maafkan aku Farlan, maafkan aku semua ini salahku...hiks maafkan aku." ia menangis pelan didepan jasad Farlan, jari pucatnya menutup kedua mata Farlan. ia yakin penyebab kematiannya adalah dirinya. Diam-diam Farlan memang selalu menemani dirinya ketika sedang sendiri, pasti Eren telah mengetahuinya dan membunuh Farlan.
" Seharusnya aku melarangmu mendekati ku lagi, semua ini salahku hiiks."
" Kau sudah tau akibatnya bukan? Kau sendirilah yang tidak menuruti perkataanku."
" E-eren?!"
" Temanmu itu sangat merepotkan, lebih baik ku bunuh saja." ucapnya datar
Levi menatapnya marah, " Mengapa harus membunuhnya! Apa kau tidak memiliki hati nurani? Farlan tidak mungkin menyukaiku, dia telah memiliki pujaan hatinya!"
" Dan itu adalah kamu."
" Apa yang kau bicarakan...! Farlan tidak pernah mengatakannya padaku, mana mungkin dia menyukaiku––!!"
" Kasihan sekali temanmu itu, sudah mengorbankan nyawanya untukmu namun kau tak menyadari jika dia menyukaimu." Eren mendengus geli seraya menarik kerah Levi lebih dekat padanya.
" Merasa terkejut?" godanya
Air mata Levi keluar deras mengaliri kedua pipinya, tak menyangka betapa kejamnya Eren membunuh temannya. Jikapun Farlan mengungkapkan perasaannya, ia tetap tidak akan bisa menerimanya karena ia selalu menganggap pria itu sebagai temannya. Namun mengapa Eren meragukannya? Mengapa dengan teganya dia membunuh orang-orang yang tak bersalah.
" Eren... seharusnya kau membunuhku saja." ucap Levi lirih
Seketika Eren marah mendengarnya, ia melucuti pakaian Levi yang terkejut.
" H-hentikan apa yang akan kau lakukan!" teriak Levi, lentera yang dibawanya terjatuh ke lantai.
" Menurutmu?" Eren tanpa basa-basi memasukkan miliknya ke dalam lubang anal milik Levi. Membuat sang empu berteriak tersendat-sendat, menangis dan bergetar. Reaksi itulah yang membuat Eren semakin terangsang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERAL- [ EreRi ]
FanfictionKekejaman dunia, ketidakadilan dunia dan kematian sang ibunda tercinta membuat Eren Jaeger menjadi sosok Kaisar yang dikenal kejam dan bengis. Diberi kekuatan oleh makhluk mitologi naga berkepala seratus bernama Typhon membuat Eren semakin kuat dan...