Happy reading (๑´•.̫ • '๑)
.
.
.
" Hentikan!" Gabi berhasil mencengkeram erat tangan Levi sebelum pisau itu menembus tenggorokannya.
" Gabi lepaskan, untuk apa kau peduli denganku." ucap Levi parau
Gabi menatapnya marah, " Kau ingin mengakhiri hidupmu sendiri? Apa kau gila? Masih ada banyak orang yang peduli denganmu, aku peduli padamu, Hanji-san juga sangat peduli denganmu!"
Semua perkataan Gabi seolah hanya angin yang berlalu lalang bagi pria raven. Levi menambah tekanan di gagang pisaunya agar mengenai lehernya sendiri, sebaliknya Gabi berusaha keras untuk merebut pisaunya.
" Jangan menghalangi ku!"
" Sadarlah Levi-san, bunuh diri bukanlah pilihan yang tepat!"
Akibat dorongan kuat dari Gabi, tubuh Levi mundur kebelakang dan kakinya tak sengaja menyandung sebuah batu hingga membuat dirinya terjatuh dengan Gabi yang juga akan ikut terjatuh. Kedua mata Levi terbelalak ia tidak sadar posisi ujung pisaunya yang menghadap ke gadis itu sehingga–
Jlebb
" G-gabi..." lirihnya, tetesan darah mengenai pipi kirinya.
Gabi tersenyum lebar, matanya menatap tulus Levi, " M-maafkan aku Levi-san...aku harus berakhir sampai disini, j-jangan mengakhiri hidupmu s-sendiri, teruslah h-hidup." Perlahan, tangannya menggenggam tangan Levi yang memegang pisau, lalu mencabutnya dari dadanya.
" Akh!"
" Gabi!" Tubuh Levi gemetar hebat, melempar pisaunya jauh-jauh lalu menaruh kepala gadis itu di pahanya. Menepuk-nepuk pipinya berharap gadis itu membuka kedua matanya.
" Tidak jangan tinggalkan aku hiks, mengapa...mengapa semua orang meninggalkan ku." ucapnya serak, ia mengenggam tangan pucat Gabi, melihat wajah gadis itu, terlihat damai. Hati Levi sangat sakit, Gabi satu-satunya orang yang selalu bersamanya, selalu merawat dan menghiburnya, tapi sekarang gadis itu tak akan kembali. Ia tak akan pernah melihatnya lagi.
" Gabi... bukalah matamu, hiburlah aku... ceritakan padaku kisah konyolmu." Levi mencengkeram erat pakaiannya, nafasnya mulai terasa sesak.
" Jangan bercanda seperti ini, aku tidak suka, dasar bocah nakal."
Senyum Levi memudar tergantikan dengan raut wajah sedih dan penuh rasa sakit. Cairan bening keluar dari mata kirinya, ia menggigit bibirnya. Mengelus lembut wajah gadis itu sebelum penglihatannya menggelap.
----------------------------
"...-vi?"
Levi mengernyit dahinya, suara samar-samar terdengar. Ia membuka matanya perlahan, atap kamar adalah hal pertama yang dilihatnya. Usapan di dahi mengalihkan perhatiannya, Sasha tersenyum tipis padanya.
' mengapa bukan Gabi yang didepanku.' seolah-olah tersambar petir Levi langsung tersadar akan kejadian sebelumnya. Ia mendudukkan dirinya perlahan seraya mencengkeram sprei putih kasurnya.
" Levi..." Sasha memeluknya dan mengusap punggungnya, merasakan hal yang sama ia mencoba menenangkannya.
" Ini bukan salahmu." ucap Sasha
"...Aku membunuhnya."
Sasha mengusap air matanya lalu memeluk Levi lebih erat. Setelah dirasa cukup, Sasha melepaskannya pelukannya ia menggigit bibirnya. Tatapan Levi sangat kosong, seakan tidak ada lagi secercah kehidupan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERAL- [ EreRi ]
FanfictionKekejaman dunia, ketidakadilan dunia dan kematian sang ibunda tercinta membuat Eren Jaeger menjadi sosok Kaisar yang dikenal kejam dan bengis. Diberi kekuatan oleh makhluk mitologi naga berkepala seratus bernama Typhon membuat Eren semakin kuat dan...