16. Hand

551 73 3
                                    

“kenapa tadi pagi lama sekali” lama tidak terdengar suara akhirnya hyunjin berbicara. Yeji sadari hyunjin tidak bicara seharian ini.

Yeji pun menoleh.

“lama? Dengar hwang hyunjin, aku hanya pergi lima belas menit, kau tau kan?” ucap yeji.

“seharusnya lima menit saja sudah selesai kan?” tanya hyunjin.

“auh paboya, sekarang hitung berapa menit yang aku butuhkan untuk berjalan?” tanya yeji.

“sepuluh menit” jawab hyunjin.

“pintar” ucap yeji.

Hyunjin membuang muka.

Yeji pun menghela nafas, lelaki ini tampak kurang senang dengan percakapan ini.

“ingin belajar bersama?” tawar yeji.

Hyunjin mengembalikan pandangannya pada yeji dan tersenyum.

“kajja!” hyunjin tiba tiba semangat.

“auh lihat dia, sejak kapan kau begitu senang belajar?” tanya yeji.

“sejak kita belajar bersama” jawab hyunjin.

Yeji menaikkan alisnya, mungkin karena yeji pintar menerangkan pelajaran yang hyunjin belum kuasai.

“ingin belajar dimana?” tanya yeji.

--------------------Seaside Field------------------

 “jangan hanya makan saja cepat jawab!” yeji memukul kepala hyunjin dengan gulungan kertas soal.

“auh aku lapar” hyunjin sibuk meniup topokkinya.

“yang benar saja” yeji merol matanya.

Kini mereka ada di kedai topokki langganan mereka sejak beberapa bulan lalu.

Seperti biasa satu mangkuk topokki yang dibagi dua.

“yeji” panggil hyunjin dengan mulut penuh toppoki.

“wae?” tanya yeji.

“bukankah ini saatnya memberi lenganmu gel?” tanya hyunjin.

“ingin kubantu?” tawar hyunjin.

Yeji menggeleng.

“tidak, aku akan melakukannya nanti setelah dirumah” jawab yeji.

“wae? Kau malu karena ini tempat umum?” tanya hyunjin.

Yeji diam tidak bisa menjawab.

“kemarikan tanganmu” perintah hyunjin.

Yeji tetap menggeleng.

“jangan memaksaku” ucap yeji.

“auh baiklah, bagaimana jika aku menjawab soal, jika benar aku boleh melakukannya” tawar hyunjin.

“setuju, aku akan memilihkan soal” yeji menyetujuinya.

“bagimana dengan ini” sudah kuduga, aljabar, kelemahan hyunjin, musuh terbesar hyunjin.

“kau pasti sengaja memilih yang paling sulit!” ucap hyunjin kesal.

Yeji hanya menaikkan bahu dan memakan topokkinya.

Hyunjin pun tidak akan menyerah sebelum mencobanya, kini ia mengerjakan soal itu.

Rumit memang, ia bahkan harus menghapusnya beberapa kali.

“ya! Kau bisa atau tidak?!” tanya yeji.

“aku bisa! Jangan ganggu” ucap hyunjin melanjutkan kegiatannya .

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang