24. Flame

476 74 2
                                    

Genap satu jam yeji terbangun dari tidurnya dan memandangi gelas kosong yang ada dihadapannya.

Pikirannya sangat penuh sekarang, ia sampai tak bisa melakukan apapun lagi selain duduk termenung sekarang.

Hening.

Telinga yeji bahkan bisa mendengar detik jam dindingnya.

Oh ya, dalam satu jam ini pula yeji berhasil meneteskan airmata berkali kali.

Ia tidak peduli dengan matanya yang mulai perih akibat usapan tangannya.

Tidak peduli meskipun ia melewatkan jam kuliahnya dan memilih untuk merenungi dirinya.

Berbeda dengan hwang hyunjin.

Ia merenungi nasibnya dengan merebahkan dirinya di lantai.

Hyunjin bahkan tidak tidur sama sekali semalaman, badan dan pikirannya sangat lelah.

Nampaknya kedua hwang ini tanpa kesepakatan membolos pelajaran hari ini.

Siapa peduli?

Lebih baik tetap di kamar masing masing daripada menampakkan diri dengan penampilan 'fucked up' seperti ini.

Ingin rasanya hyunjin untuk memberikan yeji makanan pagi dan menanyakan bagaimana kondisinya pagi ini.

'prang!' hyunjin terperanjat.

Ia mendengar sesuatu pecah dan ia tau betul suara itu berasal dari kamar yeji.

Hyunjin bergegas mengintip melalui jendela balkonnya.

'sialan'

hyunjin tidak bisa melihat apa yang terjadi.

Jantung hyunjin berdetak lebih kencang, ia sangat khawatir sekarang, yeji memang sedang dalam mode kehabisan energy karena menangis tapi hyunjin lupa satu hal

Yeji adalah gadis gilanya.

Seketika hyunjin mengkhawatirkan yeji melakukan hal hal aneh.

Reflek ia membuka pintu geser balkonnya dan berlari untuk meloncati balkon yeji.

Beruntung.

Pintu geser balkon yeji tak terkunci.

'BRAK!'

hyunjin membuka pintu itu secara kasar.

Nampak yeji yang sedang terkejut ketika hyunjin tiba tiba muncul dari balkon apartemennya.

"apa yang kau lakukan?!" amuk hyunjin.

Yeji tak bisa menjawab pertanyaan itu.

Hyunjin mengamati yeji, gadis ini nampak baik baik saja, hanya saja ia sedang memungut beberapa pecahan gelas.

"minggir" hyunjin membantu yeji memungut pecahan gelas itu.

Yeji hanya tertawa sinis.

"kenapa kau mempedulikan pecahan gelas ini dan aku?" tanya yeji.

Hyunjin tidak menjawab dan konsentrasi memungut.

"padahal kau membuangku seperti sampah semalam"

Kegiatan hyunjin terkenti, ia menundukkan kepalanya.

"aku hanya kasihan padamu" ucap hyunjin.

"ah begitu" yeji mengangguk dan memungut pecahan gelas itu dan menggenggam pecahan itu.

Genggaman yeji pada pecahan kaca itu semakin erat.

Dan erat.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak hyunjin dan meraih tangan yeji agar melepas pecahan gelas itu.

Yeji tidak gentar, ia menatap hyunjin tajam tepat dimatanya.

"yeji lepaskan pecahan itu!" perintah hyunjin.

Yeji semakin menggenggam pecahan itu dengan erat.

Hyunjin bahkan dapat melihat beberapa tetes darah menetes keluar.

"YEJI!!" teriak hyunjin.

"bagus, teriakan namaku terus menerus seperti yang kulakukan semalam" ucap yeji dengan suara bergetar dan senyum miris.

"yeji kumohon!" hyunjin memohon dan masih tetap mencoba melepas pecahan itu.

Yeji akhirnya membuka telapak tangannya, nampak tangan yeji yang tergores, syukurlah goresan itu tak terlalu dalam karena pecahan gelas itu tak terlalu tajam.

Hyunjin nampak khawatir melihat bekas luka itu.

"aku bisa mengobatinya sendiri, pergilah" ucap yeji.

"bagaimana bisa kau mengobati tangan kananmu? Dengan tangan kirimu?" tanya hyunjin.

Yeji kembali tertawa sinis.

"BERHENTILAH PEDULI!!" Teriak yeji keras dan membuat hyunjin tersentak.

"tangan ini?! tangan yang ingin kau lindungi bukan!? Dan kau menyebutnya kasar? Kumal?!" cerca yeji.

Mata yeji kembali berkaca kaca.

"tangan ini" yeji membuka kedua telapak tangannya di hadapan hyunjin.

"kau sudah tidak menginginkannya bukan?" tanya yeji.

Hyunjin menggertakkan giginya, ia tidak ingin berbohong lebih jauh.

Hyunjin memilih untuk bergegas mengambil peralatan P3K milik yeji, tentu saja, hyunjin sudah hafal tempatnya.

"apa yang kau lakukan" ketus yeji ketika hyunjin menarik yeji untuk duduk di sofa dan memaksa yeji untuk menunjukkan lukanya.

"Tidak bisakah kau memikirkan dirimu sendiri?!" ucap hyunjin.

"kembalilah kerumahmu" lanjut hyunjin seraya mengobati tangan yeji
Yeji terkejut.

"apa?" tanya yeji memastikan.

"kembalilah kerumahmu dan keluar dari studio agar tanganmu tidak kasar seperti ini" ucap hyunjin sekali lagi.

Hening beberapa saat.

"kau bertemu dengannya bukan" tembak yeji.

Sepertinya panggilan gadis pintar lebih cocok daripada gadis gila.

"apa?" tanya hyunjin berpura pura tidak tau.

Yeji tersenyum kecewa.

"apa yang dia katakan?" tanya yeji, 10000 persen yeji sudah yakin dengan kebohongan hyunjin.

Hyunjin menghentikan kegiatan mengobati tangan yeji.

"APA YANG DIA KATAKAN SIALAN?!" Amuk yeji.

♤TBC♧

Don't forget to click vote ⭐ or leave a comment down below cause your presence are mean so so so much for me ❤

Upload setiap malam around 10-11 PM.

Wishing you guys Health and Wellness

#hyunjin #yeji #2hwang #hyunjinyeji

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang