28. Hatred

392 73 1
                                    

"cepat!" tiba tiba datang beberapa perawat.

Mereka datang dengan berlari dan segera mensanitasi tangan mereka.

Yeji menggigit bibirnya. Ia semakin cemas saat ini.

Sementara sang ayah memijat pelipisnya dan menundukkan wajahnya, nampaknya sang ayah kini berdiri dan pergi meninggalkan ruang tunggu.

Selang beberapa puluh menit sang dokter pun keluar.

Hanya ada yeji dan hyunjin disana.

Yeji dengan sigap berdiri menghampiri dokter diikuti oleh hyunjin.

"seonsaengnim! Bagaimana dengan eomma?!" yeji meraih lengan dokter itu.

"apakah sudah bisa dipindahkan ke kamarnya?" tanya yeji lagi.

Sang dokter melepas tangan yeji dan menggenggam kedua tangan yeji.

"maaf" ucap sang dokter.

Mata yeji terbelalak melihat ibunya yang ditutupi oleh kain putih.

"waktu kematian pukul tujuh malam, kami sudah melakukan yang terbaik, prosedur cpr yang kami lakukan sudah diangka maksimal" ucap sang dokter.

"tidak!" yeji menggeleng.

Yeji tertawa kecil.

"jangan bercanda!" teriak yeji lagi.

"YAA!! LAKUKAN SESUATU LAGI!!" Yeji membentak dokter.

"Yeji" hyunjin menarik yeji dan menghadapkan yeji pada hyunjin.

Nampak wajah gadisnya ini memerah, sepertinya emosinya sudah tidak bisa ditahan.

Hyunjin dengan sigap memeluk yeji erat dalam pelukannya, tak lupa ia menundukkan kepalanya untuk mengucapkan terimakasih kepada dokter.

Ya, operasi transplantasi ini gagal.

Bahkan, dokter sudah menyampaikan keberhasilan operasi ini adalah 20%.

Ini adalah kehendak ibu yeji, ia yang meminta agar tetap melakukan operasi.

Hyunjin mengusap punggung yeji yang sedang menangis keras dalam pelukannya.

Ia juga merasakan sakit itu sekarang.

Sangat sakit.

Ibu yeji, alasan yeji tetap tegar, meninggalkan yeji begitu cepat.

Bahkan, janjinya tidak ia tepati.

Ah bukan tidak ditepati, setidaknya benar apa yang dijanjikan ibu yeji.

"eomma akan keluar dengan keadaan lebih baik, tidak akan sakit seperti ini lagi, eomma berjanji"

------------------Seaside Fields------------------

Beberapa orang yang mengenakan hanbok hitam kini datang dan pergi, tentunya setelah melakukan jeol dan memasang dupa.

Yeji dan sang ayah kini sibuk memberi penghormatan terimakasih kepada para tamu.

Sudah genap tiga hari ayah dan anak ini melakukan kegiatan ini di jangraeshikjang.

Dan sudah genap tiga hari ini yeji tidak ingin bicara dengan ayahnya, jangankan bicara makan saja ia menolak.

Yang yeji ingin lakukan sekarang adalah memutar waktu, namun apa boleh buat, ia merindukan ibunya, memandang foto ibunya yang tengah tersenyum ditengah karangan bunga adalah satu satunya yang bisa ia lakukan.

"yeji" panggil hyunjin dibelakang yeji.

Hyunjin yang datang membantu setiap hari tidak menyerah membujuk yeji untuk makan.

"makanlah" hyunjin menyodorkan snack berukuran kecil rasa coklat.

Sudah kesekian kali yeji menolak, bahkan wajahnya mulai pucat.

Yeji menggeleng.

"kumohon" hyunjin memohon.

"bagaimana aku bisa makan jika kini aku hanya tinggal berdua dengannya di rumah yang seperti neraka" ucap yeji.

Sang ayah yang disebelahnya mendengarnya dan menoleh menatap yeji.

Nampaknya sang ayah sedang tidak ingin bicara jadi ia kembali tidak menghiraukan yeji lagi.

"jangan berkata seperti itu" tegur hyunjin.

Yeji hanya tersenyum lemah, sejujurnya yeji mulai pusing, bahkan pandangannya seperti berkunang kunang.

Seluruh ruangan seperti berputar dalam beberapa detik hingga akhirnya semua berubah menjadi hitam.

Hwang yeji akhirnya jatuh pingsan.

Yang yeji dengar terakhir kali saat semua menjadi gelap adalah hyunjin yang meneriakkan namanya.

"yeji!" hyunjin menangkap yeji agar ia tidak jatuh terjerembab di lantai.

Nampaknya sang ayah juga sigap menangkap yeji jadi kedua lelaki hwang ini menangkap yeji.

"jaga tempat ini, aku akan membawa yeji" sang ayah kini membopong yeji.

"tapi-" belum sempat hyunjin menjawab sang ayah memotong.

"ini bukan perintah tapi aku meminta tolong"

Hyunjin terkejut melihat sisi lain calon ayah mertuanya, ah maksudnya ayah yeji.

--------------------Seaside Fields----------------

Yeji mengerjapkan matanya beberapa kali dan atap ini berbeda dengan atap di jangraeshikjang.

Dimana yeji sekarang?

"putriku, sudah bangun?" tanya seseorang disebelahnya.

Yeji menatap orang itu.

"aboji?" tanya yeji meyakinkan apa yang ia lihat dan mengusap matanya.

Sang ayah memegang tangan yeji agar tidak mengusap lebih lama.

"jangan banyak bergerak, kau sedang di infus" ucap sang ayah.

Yeji sekarang sedang berada di bagian rumah sakit jangraeshikjang.

Yeji menelan ludahnya, ia tak tau harus berkata apa pada ayahnya.

"duduklah" perintah sang ayah.

"ayah akan menyuapimu" sambungnya.

Yeji tertawa tidak percaya.

"apakah aku harus jatuh pingsan untuk mendapat perhatian darimu aboji?" tanya yeji .

Sang ayah menghela nafas.

"jangan bersifat kekanakan, duduklah" perintah sang ayah sekali lagi.

"apa? Kekanakan?" tanya yeji dengan nada penuh kebencian.

"jangan bersikap seolah olah kau yang paling tersakiti disini, ayah juga merasakan hal yang sama" ucap sang ayah.

♤TBC♧

Don't forget to click vote ⭐ or leave a comment down below cause your presence are mean so so so much for me ❤

Upload setiap malam around 10-11 PM.

Wishing you guys Health and Wellness

#hyunjin #yeji #2hwang #hyunjinyeji

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang