30. Guests

440 70 4
                                    

"ada apa?" tanya sang ayah.

Jujur, hyunjin masih sedikit gugup, tentu saja! Ia sempat mengamuk pada ayah yeji saat itu. Tapi ia berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin.

"apakah yeji ada?" tanya hyunjin.

"ada urusan apa dengan putri kecilku?" tanya sang ayah lagi.

Hyunjin menelan ludahnya.

"aboji?" yeji akhirnya muncul dari belakang sang ayah.

"hyunjin-ah!" yeji tersenyum senang melihat kehadiran hyunjin dan segera menghampiri hyunjin untuk memeluknya.

"bogosipo!" yeji berjalan melewati ayahnya dan membuka tangannya.

Hyunjin pun tersenyum dan ikut membuka tangannya.

"tidak, tidak secepat itu" sang ayah memegang hoodie yeji menghentikan langkah yeji.

Sialan, mereka tidak bisa berpelukan.

"aboji! Setidaknya biarkan hyunjin masuk" keluh yeji.

Sang ayah menghela nafas dan melepas hoodie yeji.

"baiklah, suruh temanmu ini masuk dan duduk diam dan jangan macam macam" sang ayah menyerngit pada hyunjin sekilas dan berbalik meninggalkan hyunjin dan yeji.

Yeji tersenyum dan menggandeng tangan hyunjin.

"kajja" yeji menarik hyunjin masuk.

Hyunjin pun menuruti kemauan kekasihnya ini.

Hyunjin pun duduk di sofa menuruti intruksi ayah yeji sementara yeji menyiapkan beberapa makanan.

Betul, ayah yeji dan yeji memang berencana makan siang bersama.

Mata hyunjin menyisir apartemen yeji, nampak beberapa hal yang berbeda.

"yeji-ah, ayah menata buku yang tebal dipaling bawah" ucap sang ayah.

"ne!" jawab yeji dari dapur.

Hyunjin mengamati ayah yeji, sepertinya ayah yeji sedang sibuk menata barang barang baru di apartemen yeji.

Seperti rak buku serta beberapa buku kedokteran, alat pijat kaki, pelembab ruangan-

"ya! Jangan cuman melihat bantu aku" tegur ayah yeji menghentikan kegiatan scanning hyunjin.

Hyunjin hanya mendecih kecil.

Bukankah dia sendiri yang menyuruh hyunjin duduk manis?

"bawakan buku dan barang barang yang ada di kardus itu" sang ayah menunjuk kardus di hallway.

Hyunjin menuruti sang ayah ia mengambil beberapa barang yang tersisa dan buku baru yang masih disegel.

Barang ini adalah foto keluarga kecil yeji yang dibingkai manis dengan bingkai berwarna silver.

Yeji nampaknya masih berada di sekolah dasar, sangat lucu.

Hyunjin tersenyum menatap foto itu.

"ya! Cepat!" tegur sang ayah.

"auh sabar sedikit ajussi" hyunjin mengeluh kemudian meletakkan barang barang itu di dakat ayah yeji.

Kini hyunjin membantu ayah yeji menata buku buku baru.

"aboji, hyunjin, kajja" yeji kini memanggil hyunjin dan ayahnya untuk makan siang.

Ia sudah menyiapkan beberapa makanan.

"apakah temanmu ikut makan disini? Kukira hanya kita berdua" keluh sang ayah terang terangan dihadapan hyunjin.

Hyunjin pun menyerngit tidak suka.

"ajussi kenapa terang terangan sekali!" kesal hyunjin.

"ka" usir sang ayah, hyunjin kini tau sikap yeji yang suka mengusir, seperti saat yeji masih sekolah, ia dapatkan dari ayahnya.

"auh!" hyunjin bersihkeras tidak mau pergi.

"aboji! hyunjin! kajja! Jangan bertengkar!" yeji kesal dengan sikap ayah dan kekasihnya ini.

Sang ayah dan hyunjin berdecak, mau tidak mau mereka yang telah selesai menata ini berjalan menuju meja makan.

Kepiting asin, nasi panas dan kimchi
Kelihatan sangat enak!

Hyunjin dan yeji kini duduk bersebelahan, sementara sang ayah duduk seberang yeji.

"selamat makan" ucap yeji menyendokkan kepiting dan nasi dimulutnya diikuti sang ayah dan hyunjin.

"uah! Ini sangat enak!" ucap hyunjin.

"benarkah? aboji yang membuat rendaman ini" jawab yeji.

Hyunjin menelan ludahnya seakan akan ia menyesal bicara, walaupun faktanya kepiting itu memang enak.

Sang ayah hanya tersenyum sombong.

Auh! Mengesalkan.

"nasinya, bukan kepitingnya" imbuh hyunjin.

"apa?!" sang ayah menatap hyunjin tidak percaya.

Astaga, apakah hyunjin calon menantu durhaka?

"ya! Yeji ah! Kenapa memacari lelaki tidak tau sopan santun seperti ini?" sang ayah menunjuk hyunjin dengan sumpitnya.

"ajussi, aku sedari tadi hanya mengikuti bagaimana ajussi bersikap" jawab hyunjin.

"ya! Yeji-ah, pacarmu ini bahkan pernah ingin memukul ayah!" lapor sang ayah.

"A..ani!" Sangkal hyunjin sembari memalingkan muka.

"Lihat! Anak ini suka berbohong juga" sang ayah berdecak.

Yeji pun memijat pelipisnya.

Ia nampak pusing dengan perdebatan dua orang ini.

"aboji hyunjin, kumohon, makan dengan tenang" keluh yeji.

"auh! Bocah ini yang memulai lebih dulu" ucap sang ayah.

Hyunjin hanya memberi tatapan kesal pada sang ayah dan menirukan ayah yeji dengan nada mengesalkan.

"ya! Kau lihat itu yeji?!" tanya sang ayah lagi.

Yeji menghela nafas panjang dan melanjutkan kegiatan makannya hingga habis.

'ding dong!'

terdengar suara bel

Hyunjin dan yeji kini menatap sekilas.

Tamu?

Yeji pun beranjak dan membuka pintu apartemennya, kira kira siapa yang datang siang bolong seperti ini.

Yeji pun membuka pintu dan disambut

"YEJI-AH!!!" teriak tamu tamunya.

"auh! Mengagetkan saja!" ucap yeji.

Siapa lagi yang datang jika bukan
Geng sorikun.

Yeji tersenyum dan para lelaki ini memeluk yeji bersama sama.

"yeji kami baru mendengar berita itu maafkan kami" ucap salah satu.

"YA! KENAPA KALIAN MEMELUK YEJI?!" Tanya hyunjin tidak terima bahkan ia tidak diperbolehkan.

"YA! PUTRI KECILKU!" Sang ayah juga tidak terima gadis kecilnya di peluk delapan pria yang belum ia kenal.

Delapan?

Tentu saja, salah satunya adalah sumber informasi.

"nuna, aku sangat rindu" ucap si nara sumber.

♤TBC♧

Don't forget to click vote ⭐ or leave a comment down below cause your presence are mean so so so much for me ❤

Upload setiap malam around 10-11 PM.

Wishing you guys Health and Wellness

#hyunjin #yeji #2hwang #hyunjinyeji

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang