10. Truth

514 73 3
                                    

Hyunjin sekarang sangat malu, rasanya ingin kabur saja dan pulang.

Ia bahkan tidak berani menatap yeji.

Jika dibaca, hati hyunjin sedang mengatakan 'sialan' sebanyak ribuan kali. Hening beberapa saat, hyunjin tidak bisa berkata kata.

"baiklah kita mulai lagi! Ingat lihat tulisanku!" ucap yeji .

Hyunjin mengangguk pasrah dan menatap tulisan yeji, ia sebenarnya berusaha keras agar tidak melirik lirik yeji.

Benar benar berusaha keras.

"jadi kau mengerti kan?" tanya yeji.

"iya" hyunjin mengangguk.

"kalau begitu kerjakan soal nomor tiga" perintah yeji.

Hyunjin pun mengerjakannya, meskipun beberapa kali ia salah langkah yeji membantunya menyelesaikan soal itu dengan benar.

Setelah kurang lebih empat jam belajar bersama, hyunjin akhirnya mengatakan kata kata khas milik lino.

"ya aku menyerah otakku akan meledak" ucap hyunjin.

"baiklah sepertinya kita sudahi saja"

yeji mengangguk setuju.

Hyunjin mengangguk, ia merebahkan badannya di rerumputan.

Sekarang setengah lima sore, jadi matahari sudah tidak terlalu terik.

Hyunjin sibuk memandangi langit hingga ia dikejutkan oleh gadis yang baru saja mengajarinya, gadis ini turut merebahkan badannya di sebelahnya.

Hyunjin menoleh dan melihat gadis itu.

"apa yang akan kau lakukan setelah lulus?" tanya yeji tiba tiba, matanya masih lurus menatap langit.

"aku ingin masuk sekolah kesenian, bagaimana denganmu?" tanya hyunjin.

"entah" jawab yeji.

Hyunjin terkejut mendengar jawaban gadis ini,

setaunya,

dia adalah gadis paling ambisius, tapi kenapa ia tidak tau kemana langkahnya akan pergi setelah kelulusan?

"bohong" ucap hyunjin.

"kenapa kau belajar sangat keras jika tidak tau ingin menjadi apa" ucap hyunjin.

Yeji hanya tersenyum, ia tau senyuman itu masam.

"aku akan melakukan apapun untuk membuat orangtuaku bangga" ucap yeji.

"kau gadis yang baik" ucap hyunjin tiba tiba.

"ani, sebaliknya, kau pasti mengerti lambat laun" yeji menoleh kearah hyunjin dan membalas tatapannya, mereka saling menatap.

---------------------Seaside Field-----------------

"ya! Hyunjin, catatan felix, aku tidak bisa menemukannya!" ucap yeji dengan wajah panik.

hyunjin yang tadinya sibuk memainkan ponsel di bangkunya mendongak untuk menatap yeji.

"bagaimana bisa!?" tanya hyunjin.

"auh bagaimana ini" yeji mengacak rambutnya frustasi.

"kau sudah mencarinya di rumahmu? Loker? Tas?" tanya hyunjin yang ikut panik.

"aku sudah mencarinya kemana mana" ucap yeji lesu.

"auh, buku itu sangat penting untuk felix" ucap hyunjin.

"ya! Kau membuatku semakin merasa bersalah!" ucap yeji mendorong lengan hyunjin.

"aku akan membantumu" ucap hyunjin.

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang